Wednesday, June 30, 2010

Toy Story 3


Have you watched this movie? If not then you should. A MUST see movie.

Akhirnya tadi gue nonton juga nih film yang versi 3D di Blitzmegaplex. Agak kecewa karena enggak terlalu kliatan 3D-nya selain emang gambarnya jadi lebih hidup :) maksudnya enggak ada yang sampe berkesan di depan mata gitu. Jadi enggak nonton 3D pun gue rasa enggak masalah. Sempet kaget karena ternyata ada teks-nya hehehe...mungkin karena film anak-anak atau memang udah dibikinin.

So...about this movie....WOW...really really really REALLY a big WOW!!!

Oh...I cried a lot in this movie. A LOT. Yah emang sih bisa dibilang gue cengeng, tapi bener deh, cukup banyak adegan yang mengharukan di film ini. Hm...seharusnya gue udah bisa nebak kali ya, karena waktu itu gue pernah baca resensi Toy Story 3 dan penulisnya bilang kalo dia pun nangis. Padahal penulisnya cowok! I should've seen it coming. Tapi tetep aja sih, enggak nyangka bakal seheboh tadi gue nangisnya. Enggak nyangka aja itu air mata mengalir dengan deres...plus tangan di depan tangan setengah berdoa sambil mikir "omg omg omg omg..." dan yakin bahwa ... well... you should see the movie.

Soal cerita Toy Story 3 gue rasa semua udah tahu lah ya. Soal Andy yang mau college dan mulai bingung sama mainan-mainan lamanya. Ternyata, gue juga baru tahu pas di film, mainan-mainan Andy tinggal bersisa Woody, Buzz, Jessie, Bullseye, Rex, Hamm, Mr & Mrs. Potato, Slinky Dog (anjing yang berpegas), dan 3 Squeeze Toy Aliens (yang jadi "anak" Mr & Mrs. Potato), sementara boneka yang lain udah pada enggak ada.

Seperti yang pernah gue tonton cuplikan filmnya di Disney Channel, nyokap Andy minta supaya mainan Andy yang lama itu dipilah, antara dibuang, disumbangkan, atau disimpan di loteng. Andy kemudian mengambil trash bag (plastik sampah yang item itu) dan masukkin semua mainannya kecuali Woody. Woody bakal dibawa ke kampus sama Andy. Sesudah semua mainan masuk kantong plastik, diiket, Andy mau naik ke loteng, tiba-tiba Molly muncul dari kamar dengan bawaan berat dan Andy, meninggalkan kantong plastik sampah itu begitu aja dan nolongin Molly. Woody yang awalnya kaget karena temen-temennya masuk plastik sampah, lega karena tau kalo Andy mau menempatkan teman-temannya di loteng. Eh belum sempet nolongin, tiba-tiba nyokap Andy lewat, mengambil plastik sampah tersebut dan kemudian langsung ditaro di luar, di pinggir jalan, deket tong sampah, karena dikira sampah. Dan dimulailah petualangan mereka.

Seperti biasa, Disney-Pixar bener-bener...memukau para penontonnya. Bahkan para orang tua pun bakal menikmati banget ini film dan anak-anak, well gue rasa sesudah nonton film ini enggak bakal ada yang memperlakukan mainan mereka dengan kurang ajar.

Dan seperti biasa juga, film ini penuh dengan adegan-adegan yang lucu dan juga menegangkan. Di tengah-tengah segala ketegangan yang ada, gue cuma bilang sama diri gue sendiri kalo mereka (the toys) pasti bakal balik ke Andy, mereka enggak bakal hilang atau gimana, endingnya pasti happy, dan meyakinkan diri kalo ini film Disney. It helped. Hahahaha....

Buat gue it's another hit from Disney-Pixar, lebih bagus daripada Toy Story 1 dan Toy Story 2. Memang agak sedikit lebih...hm...sedikit lebih gelap kali ya, karena mainan yang jahat (oh ye...there ara some bad toys) tingkat kejahatannya cukup tinggi, tapi karena ini film Disney, jadi toh they all live happily ever after.

Ending filmnya bener-bener diluar dugaan gue, bener-bener bikin gue terharu (sekarang pun masih terharu, mungkin karena gue juga lagi dengerin lagu sendu). Untung, pas credit title mulai muncul, masih ada cerita singkat mengenai para mainan-mainan itu yang cukup mengundang tawa, cukup lah membuat mata merah agak sedikit kembali normal :)

Jadi...luangkan waktu untuk nonton Toy Story 3, even if you haven't see the previous movies, inget untuk ke wc dulu, dan terpenting, bawa tissue. Enggak usah banyak-banyak, tapi sedia saja, besar kemungkinan berguna.

This movie is really the best!

Tuesday, June 29, 2010

The Lost Heroes - RIck Riordan


Oke, the book is NOT coming out yet. Wait for 12 October 2010.


Pheww...awalnya gue mau nulis tentang buku Meg Cabot yang baru, Insatiable, tapi selagi gue browsing di Barnes & Nobles untuk cover bukunya Meg Cabot, tiba-tiba mata gue tertumbuk pada cover yang satu ini. Untuk kedua kalinya gue ngeliat ini cover (pertama di Amazon.com), dan gue kembali excited!!!

Rasanya belum lama kita ngebaca kisah Percy Jackson yang begitu seru, kemudian tiba-tiba muncul cerita lain, still about Gods and Goddess but from Egypt this time, The Red Pyramid (Kane Chronicles) - Gue tau, gue belum nulis tentang The Red Pyramid, yang gue beli versi hardcovernya (enggak menyesal sih beli tuh buku karena emang KEREN BANGET!! cuma ya gue baru ngeh kalo seminggu kemudian versi paperback-nya keluar...) - dan sekarang tau-tau mau akan keluar buku sequel Percy Jackson, The Lost Heroes.

Sedikit cerita mengenai The Red Pyramid. Buku ini menceritakan tentang Carter & Sadie, kakak beradir dari orangtua yang merupakan arkeolog. Sampai suatu ketika sang Ibu meninggal dan beberapa tahun kemudian sang Ayah menghilang. Maka dimulailah petualangan Carter dan Sadie dalam usaha mencari sang Ayah dan mengetahui rahasia dibalik meninggalnya Ibu mereka, dan rahasia keluarga mereka.

Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, ini buku masih mengangkat tema tentang dewa-dewa tapi kali ini yang menjadi pusat 'permasalahan' adalah dewa-dewa Mesir. Buat yang udah baca, harusnya sih ngeh kalo Rick Riordan menempatkan dewa-dewa Mesir ini di dunia yang sama dengan dunianya Percy Jackson. Bahkan bisa dibilang, mereka saling meng-acknowledge (ya ampun!! bahasa apa itu "meng-acknowledge"????) satu sama lain, meskipun di dunia Percy Jackson tidak menyinggung soal dewa-dewa Mesir (atau gue yang enggak ngeh?).

Anyway, The Red Pyramid merupakan buku yang juga kudu dibaca, terutama bagi penggemar Percy Jackson. Malahan menurut gue, The Red Pyramid sedikit lebih...ehm..apa ya...dibandingkan dengan The Lightning Thief, The Red Pyramid sedikit lebih complicated, lebih tegang dan lebih seru. Yah...namanya juga udah 'naik kelas', jadi emang terasa lebih dibandingkan buku-bukunya terdahulu. Untuk seri pertama, The Red Pyramid melebihi ekspektasi gue tapi juga membuat gue bertanya-tanya, apa yang akan Rick Riordan lakukan di buku kedua? Karena ending The Red Pyramid tidak sama dengan ending di semua buku Percy Jackson.

Buat yang belum baca The Red Pyramid, gue sarankan sih baca. Dan kalau yang ketemu adalah versi e-book seperti gue waktu pertama kali baca The Red Pyramid, lebih baik baca sambil browsing internet, it help a lot! Setidaknya kita jadi tahu gambar yang dimaksud.


Sekarang kembali pada The Lost Heroes. Ini buku masih akan datang, tapi di Barnes & Nobles udah dapet 4 bintang aja. WHAT??? Gue rasa semua udah pada nungguin ini buku rilis. Yeah...me too!!!


After saving Olympus from the evil Titan lord, Kronos, Percy and friends have rebuilt their beloved Camp Half-Blood, where the next generation of demigods must now prepare for a chilling prophecy of their own:

Seven half-bloods shall answer the call,
To storm or fire the world must fall.
An oath to keep with a final breath,
And foes bear arms to the Doors of Death.

Now, in a brand-new series from blockbuster best-selling author Rick Riordan, fans return to the world of Camp Half-Blood. Here, a new group of heroes will inherit a quest. But to survive the journey, they?ll need the help of some familiar demigods.


Jadi penasaran banget sama ini buku, can't wait for October! Well at least on August, which is very soon, another book from Cassandra Clare, Clockwork Angel, will be out, and that is another story... :)

Insatiable - Meg Cabot [SPOILER]


Hieh...gak tau harus komentar apa mengenai buku yang satu ini. No. Wait. Let me rephrase. I have a mixed feelings about this book.

TV writer Meena Harper creates fabulous plots for Insatiable, the second-highest–rated soap opera, thanks to her burdensome if lucrative psychic ability to see into the future and determine how people are going to die. And just as Insatiable is switching to a vampire theme to attract a younger demographic, a spate of chilling murders-by-exsanguination grips New York City. Enter Lucien Antonescu, a sexy, melancholic Romanian history professor/vampire who recognizes that the murders are the work of rogue vampires who have broken away from his order. (Lucien happens to be the son of Vlad the Impaler, whom Bram Stoker gave such a bad rep.) Lucien's opposition: Alaric Wulf, a sympathetic detective from the Palatine Guard, who hopes to use Meena and her prophetic gift to stop the murders and track down Lucien. Unfortunately for Alaric, Meena is a little in love with Lucien. Cabot is less concerned with creating a convincing family tree for Lucien than with creating sparks between her characters, who feel pleasantly natural even as they live alongside the vampires next door.



On second thought...let me rephrase my rephrased word. I don't like this book :(. Not hate, just don't like. Untung gue enggak beli ini buku, cuma sekedar mendengarkan audiobook-nya. Atau malah hal itu yang membuat gue enggak suka sama ini buku?

Awalnya, gue suka sama jalan ceritanya. At first. Gue suka dengan kemampuan Meena yang bisa tahu kapan seseorang akan mati dan apa yang menyebabkan orang tersebut akan mati. Kurang lebih seperti itu. Karena kemampuan itu lah maka Meena berusaha memberitahu orang-orang tersebut, secara sembunyi-sembunyi tentunya. Tapi makin kebelakang...gue jadi malah enggak suka dengan Meena ini.

Gue suka dengan si Lucien, the vampire. Yah gaya-nya sih tipikal Vampire yang romantis gitu deh. Enggak tau ya kalo dibandingkan dengan si Edward from Twilight mana yang lebih romantis/cheesy :), tapi intinya sih Lucien ini one of the good vampire. Lucien lalu jatuh cinta pada Meena.

Sedangkan untuk tokoh cowok satunya lagi (why do they have to make it a triangle love story??) Alaric Wulf, gue enggak simpati sama sekali dari awal. Dan ini membuat gue bingung. Sekali lagi, mungkin narator audiobook mempengaruhi penilaian gue, tapi gue emang enggak simpati sama sekali sama si Alaric ini. Alaric digambarkan sebagai sosok yang amat sangat menikmati barang mahal (kasur, bantal, hotel, makanan, dsb) karena memang memberikan kenyamanan buat dirinya. Alaric juga jenis cowok yang akan melakukan apapun demi keberhasilan misinya. Memang dikatakan bahwa kemampuanya bersosialisasi minus banget. Jadi gue makin bingung karena kemudian Alaric jatuh cinta sama Meena. Yah sebenernya agak ketebak dan diharapkan sih, tapi ya aneh aja karena Alaric bukan tokoh yang bisa menarik simpati.

So now we have all the ingredients to make a heart wrenching triangle love story. Lucien sang Vampire, jatuh cinta pada Meena seorang psychic, yang juga mencintai Lucien, sampai kemudian muncul Alaric, seorang detective Palantine Guard yang mengatakan bahwa Lucien adalah vampire yang perlu dibasmi. Dan seolah itu belum cukup, pecahlah perang antara para vampire. Meena, diketahui merupakan kekasih Lucien langsung menjadi incaran para vampire lain (tujuan mereka membunuh Lucien) dan berhubung Lucien lagi tidak ada di tempat, maka yang ada Alaric berubah menjadi bodyguard Meena.

Kalau yang ada di depan gue adalah buku, berani jamin gue enggak bakal baca lengkap ini buku, gue langsung skip beberapa halaman, gue cuma baca selintas lalu. Tapi berhubung ini audiobook, setidaknya gue berhasil mendengarkan seluruh 8 jam bagian pertama, plus 4 jam bagian kedua dan sesudah itu, langsung gue fast forward. Gue bener-bener enggak tahan karena gue pingin tahu bagaimana endingnya.

And it's not happy.

Gue tahu, hubungan antara vampir dan manusia bukan suatu hubungan yang bisa dengan lancar terjadi happily ever after. Yang satu vampire yang satu manusia. Butuh kompromi, penerimaan dsb dsb dsb. Tapi somehow untuk cerita yang satu ini...well...mungkin ini yang membuat gue kemudian menjadi tidak suka/tidak simpati dengan Meena.

Berbeda dengan Twilight Saga (meskipun gue juga enggak suka sama ini seri, tapi gue baca wikipedia), dimana Bella pingin jadi Vampire tapi Edward gak ngasih, di Insatiable kebalikannya. Lucien pingin Meena jadi vampire, tapi Meena enggak mau.

Oke gue ngerti lah kenapa Meena enggak mau jadi vampire (being death and everything) dan Lucien sendiri juga yah menurut gue salah karena terlalu terburu-buru (menurut gue sih caranya nanya/minta kurang tepat). Tapi endingnya malah Lucien marah (kecewa mungkin ya) dan Meena malah bergabung dengan Palantine Guard. Memang, Meena janji kalau dia bakal tetap melindungi Lucien dari serangan Palantine Guard, tapi bukan berarti dia akan melindungi para vampire yang lain.

Tinggal gue yang geleng-geleng kepala. WHAT??!!

Keliatannya sih (banyak orang menduga seperti ini) bahwa bakal ada buku lanjutannya dan gue bener-bener enggak tahu apakah Meena akan berakhir dengan Lucien (I wish!) atau dengan Alaric (No please!) dan gue juga enggak tahu apakah di seri berikutnya Alaric akan berubah menjadi sosok yang lebih menarik atau tidak.

So...that's my opinion. Gue sih enggak gitu suka dengan ending ceritanya. Awalnya emang bagus, menarik, dan seru. Really hate Alaric part, karena alasan-alasan yang udah gue sebut di atas. Bagian perang antara para vampire itu seru, meskipun alasan utama kenapa para vampire itu perang it's sooo...modern. Sementara bagian akhir dari buku ini...kurang memuaskan. Mungkin memang kudu diliat buku selanjutnya. Semoga cuma ada 2 atau 3 buku berikutnya.

Monday, June 28, 2010

New Book/New Series (for me)


Well, kalo dilihat dari tahun terbitnya dan jumlah buku yang udah keluar, sebenernya buku ini bisa dikategorikan buku atau seri "lama". TAPI berhubung gue baru kali ini beli, jadi yah...buku ini masuk kategori "baru" buat gue.

Seperti biasa, entah sudah berapa kali gue stumble upon this book/series. Tapi, seperti halnya buku-buku seri berbahasa Inggris lainnya, seringkali gue tidak pernah menemukan nomor 1-nya. Dan berhubung ketika browsing di Amazon.com gue udah kadung lupa sama judulnya or nama pengarangnya (hal yang sering terjadi kalo lagi browsing buku), jadilah ini buku agak-agak timbul tenggelam di kepala gue. Pas lagi muncul di ingatan gue, gue coba cari versi e-book-nya tapi sepertinya tidak ada, jadi ya...buku ini kemudian kembali tenggelam.

Sampai ketika kemaren, gue jalan ke PIM bareng Yan. OMG...dari Gading ke PIM? It's a LONG journey!! Even for me. Sebenernya sih maunya Yan dan pikir gue, kita bakal ke PIM bareng Dito. Jadi gue dari rumah, jemput Yan di GM kemudian ke Dito. Eh ternyata Dito bilang enggak bisa pergi. Lha? Usut punya usut, Yan enggak ngajak Dito. Maksudnya enggak bilang, "Dito, yuk kita ke PIM!". Yan cuma bilang, "Dito gue mau ke PIM, Ze mau ikut, kita mampir rumah lu dulu ya?". Hm...talking about implicit and explicit...oh well...

Kinokuniya PIM lebih kecil dari yang di PS (ya iya lah!), maupun yang di GI (weks! baru ngeh, Kinokuniya cuma ada 3 ya di Jakarta?? Lebih banyak Times dong!)...ok back to story at hand. Seperti biasa pula, karena tidak menemukan buku dewasa yang biasa gue beli (seperti Nora Roberts or Julie Garwood) jadi gue pun mengalihkan perhatian gue pada buku-buku teens/young adults.

Intermezzo: Thanks to Dito' question about theories of human development (development psychology), I'm proudly to say that I'm still a Young Adults. Yes it's true. According to Erik Erikson theory a young adults is from 20 - 34 years. And I'm still on that age. What a relief! :D

Nah, pas gue lagi browsing buku inilah gue berhasil menemukan buku 1 seri The Dreamhouse Kings yang paperback. Ketemu yang nomor 2 juga sih, dan nomor 3 dan nomor 4...tapi berhubung baru pertama kali baca buku Robert Liparulo (the author) jadi ya...gak berani beli buku 2 3 ataupun 4. Gue sendiri untuk meyakinkan diri, sempet baca prologue-nya dulu. Kebetulan bukunya dah gak di bungkus plastik dan emang tinggal satu-satunya. Tapi karena masih dalam kondisi bagus jadi ya sudah, gue beli aja. Dan bagian prologue-nya keren!! So, it's set. I'm buying the book.

Pas nyampe rumah, setelah melakukan beberapa hal lainnya...barulah gue baca ini buku...dan OMG!!! Enggak salah gue beli ini buku.

When the Kings move from L.A. to a secluded small town, fifteen-year-old Xander is beyond disappointed. He and his friends loved to create amateur films...but the tiny town of Pinedale is the last place a movie buff and future filmmaker wants to land.

But he, David, and Toria are captivated by the many rooms in the old Victorian fixer-upper they moved into–as well as the heavy woods surrounding the house.

They soon discover there’s something odd about the house. Sounds come from the wrong directions. Prints of giant, bare feet appear in the dust. And when David tries to hide in the linen closet, he winds up in locker 119 at his new school.

Then the really weird stuff kicks in: they find a hidden hallway with portals leading off to far-off places–in long-ago times. Xander is starting to wonder if this kind of travel is a teen’s dream come true . . . or his worst nightmare.


Meskipun terdengar horror, tapi bayangan gue sih ini buku bukan tentang hantu, vampire (which is a LOT these days) ataupun werewolf, bukan juga tentang fairy atau mahluk-mahluk gaib lainnya, tapi memang fantasy.

Bukunya sendiri belum selesai gue baca, karena udah jam 4 pagi dan gue kelaperan tapi enggak berani keluar kamar karena cerita yang gue baca lagi super duper tegang dan juga karena udah jam 4 pagi, kalo gue bikin supermi terus emak gue bangun ketauan gue belum tidur...wekks...mending gue tidur aja deh...meskipun agak kelaperan.

So...intinya sih, ini buku keliatannya bakal seru banget, apalagi meskipun baru baca separo gue udah hooked banget. Plus tadi liat websitenya http://dreamhousekings.com/ gue jadi bisa liat buku-buku selanjutnya, dan betapa leganya gue ketika mengetahui bahwa ini buku SUDAH TAMAT di buku 6, dan meskipun masih dalam format hardcover setidaknya gue tau bahwa ini buku udah keluar, tinggal nunggu dalam format paperback. :D

Looks like I found my new favorite author :)

Thursday, June 24, 2010

Elektronik

Hieh...bokap besok mau ke Bali sampe tanggal 5, satu rumah ikutan ribet. Kecuali adek gue mungkin, karena dia asik nonton bola tadi hihihi...

Bokap mau pergi, gue kebagian ngurusin soal blackberry dan hp untuk koneksi internet di sana. Mana tadi telkomsel lagi error pula, jadi lah terpaksa memutar sim card supaya tuh blackberry tetep bisa internet dan hp bisa dipake untuk modem. Kena deh tadi telpon call center telkomsel 3 kali. Untung orangnya enggak sama hehehe...kalo enggak bisa-bisa langsung di black-list gue dari telkomsel.

Padahal gue belum punya blackberry, tapi seringnya kelimpahan suruh ngurusin settingan. Dikira gue tukang hp di Roxy kali ya hahaha...tapi gak papa...semoga ini pertanda bahwa next time gue bakal dapet blackberry (can I get an AMEN in here? AMEN!!)

So...berhubung kegiatan akhir-akhir ini dipenuhi dengan kristik, kristik, and more cross stitch...kemaren baru ngeh, ternyata di FB mulai banyak bersliweran toko-toko online.

Awalnya toko-toko itu aku abaikan, alias enggak pernah dilirik. Lha iya lah, orang jualannya baju. Dengan ukuran badan yang tidak bisa dibilang kecil, beli baju online wah resiko besar yang enggak mau gue ambil. Enggak deh, lebih milih ke tokonya langsung.

Tapi kemudian...nemu toko buku online!! Bukunya bahasa inggris pula! AAAHHH!!! jadi mulai melirik, meskipun belum pernah beli, tapi tertarik.

Kemudian, ketemu toko online yang jualin perlengkapan kristik. OMG!! Mata mulai melotot dan mulut mulai mangap karena terkesima.

Lalu ketemu lagi toko kristik online yang barang-barangnya belum banyak, tapi jual pola dengan harga JAUH lebih murah dibandingkan di toko yang biasa gue beli. Mulai ngeces dikit-dikit nih...hehhe...

Dan terakhir, ketemu lagi toko kristik online lain yang menampilkan pola-pola kristik yang bener-bener bikin ngiler abis!!!

Dan kemaren malem baru ngeh, ketika melakukan kegiatan browsing FB. Instead of ngeliatin foto-foto temen or fotonya anak-anak temen, gue malah browsing itu foto-foto pola kristik. YA AMPUN!!! Udah malem aja masih melakukan kegiatan shopping??? CKCKCKCKC....gawat!!!

Trus tadi siang, YM sama temen ngebahas soal dvd/film seri Jepang, yang ternyata tokonya juga online. YA AMPUN!!!

Enggak keluar rumah, tapi tetep keluar duit!! Sama aja bohong la yauw!

Hieh...bener-bener deh.

Ternyata artikel yang duluuuuu pernah gue baca itu bener juga. Tanpa keluar rumah, kita tetep bisa hidup, selama ada telpon, internet, credit card, hp, kita tetep bisa belanja, tetep bisa pesen makan, tetep bisa ngobrol sama temen. Semoga jangan jadi seperti di film Wall-e aja ntar hahaha....

Tuesday, June 22, 2010

Something for Me

Hieh..setelah beberapa kali bikin kristik untuk orang lain, sekarang bikin untuk diri sendiri hehehe...

Yah sebenernya waktu itu ada juga sih yang bikin untuk diri sendiri, kayak yang Disney Cuties itu, atau yang hurus C, tapi berhubung dua kristik itu ukuran kecil/sedang, kali ini bikin yang rada besar 11x20 cm hehehe...dan kali ini emang bener-bener ME :D



Z for Ze; Zen; Zenia :)

Mungkin ada yang ingin pesen :D

Monday, June 21, 2010

Cross Stitch

Well...udah beberapa bulan terakhir hari-hari gue diisi (antara lain) dengan pekerjaan tangan alias membuat kristik. Yang kemaren dulu pernah diposting merupakan salah satu karya yang mudah pengerjaannya, tapi sayangnya butuh waktu lama karena tersela kegiatan lain.

Ini ada beberapa proyek yang udah jadi. Baru 3 yang murni udah jadi, 1 yang sedang dalam tahap penyelesaian. Sementara itu, gue masih ada 2 proyek yang prosesnya 'tersela' karena ada pesenan :)

So...kalo ada yang berminat untuk pesen kristik-kristik ini...let me know ya hahaha...

1. Pesenan adek untuk temen dia yang anaknya baru ultah. Udah 2 tahun ya kalo enggak salah anaknya, lupa juga lha. Yang pasti sih katanya, anaknya demen banget hehehe...dibawa-bawa kemana-mana, ditunjukkin ke orang-orang, kalo disimpen ditanyain hihihihi...gue yang bangga hahahahaha.

Kalo menurut polanya, enggak pake nama dan enggak ada tuh border-nya. Tapi karena request, jadi lah dikasih nama dan border.

Ada yang berminat order? Hehehe...



2. Yang ini untuk Rany. Hadiah untuk rumah baru yang lagi dibangun. Jadi masih gue simpen dulu sekarang. Rany, kalo lu baca postingan ini, hehehe...hadiahnya nanti aja ya...pas rumah baru udah jadi :)

Sebenernya ini paket, pola lengkap dengan kain dan benangnya. Tapi baru mau dijahit kok kainnya kurang sreg. Alhasil ganti kain sendiri dan kudu nyari warna benang yang cocok. Ternyata lumayan juga jadinya :)


3. Yang ini untuk Nicole, anaknya Ingrid. Belum gue kasih karena emang belum ketemu. So...Ingrid, if you read this...SURPRISE :)

Agak polos, tanpa border, gue cuma tambahin itu bintang-bintang glitternya aja. Kalo dikasih border terlalu penuh. Plus gue kasih nama lengkapnya aja.


4. Trakhir...another project for my sist' friend. Mau bikin untuk kamar anaknya, huruf doang, untuk ditaro di depan pintu. Well...berhubung gue belum dapat gambaran dan sekaligus juga untuk ngasih liat adek gue ukuran jadinya, alhasil gue bikin dulu untuk diri gue sendiri hehehe.

Masih belum jadi, ini lagi dalam proses pembuatan. Cukup cepet juga ngerjainnya karena emang sederhana, cuma mata aja yang rada-rada jereng, karena polanya masih di komputer (PDF) belum di print hahaha...


Tertarik?

Tuesday, June 15, 2010

Have Fun Go Mad at KidZania Jakarta


Hieh...akhirnya kesampean juga gue berkunjung ke KidZania!!! Tadi, dalam rangka nemenin keponakan temen (Yosi) jadilah gue ikut main ke sana. Buat yang belum tau, KidZania adalah teman main khusus anak-anak dimana mereka bisa belanja maupun bekerja (dapet bayaran lho). Dan mainannya memang khusus untuk anak-anak.

Berdasarkan informasi dari Om Wikipedia, KidZania ini ternyata merupakan franchise yang berasal dari Mexico sana. Saat ini selain Jakarta, KidZania juga ada di Tokyo & Koshien (Jepang), dan Lisbon (Portugal). Tahun 2010 akan buka di Dubai (UAE) serta di Seoul (Korea). Jakarta merupakan satu-satunya KidZania di Asia Tenggara, menyusul akan buka di Malaysia dan Philippina.

Apa yang menarik dari KidZania? Well, pertama-tama, ini bukan sekedar tempat untuk bermain. KidZania merupakan tempat untuk belajar. Belajar mengenai berbagai bidang profesi, belajar menghargai nilai uang, belajar mengembangkan bakat, belajar bersosialisasi. Belajar banyak hal deh.

Tiket masuknnya memang tidak bisa dibilang murah. Apalagi untuk musim liburan. Orang dewasa maupun anak-anak sama-sama terkena harga Rp 155.000,-. Kalau hari biasa, harga tiket anak-anak maupun orang dewasa agak sedikit berbeda. Itulah sebabnya mengapa beberapa orang tua memilih untuk tidak ikutan masuk hehehe.

So...pintu masuk KidZania dibikin seperti layaknya airport, dan tiap-tiap anak diberi gelang yang dilengkapi dengan data usia serta jenis kelamin. Tiap anak, pertama kali masuk akan mendapatkan check sebesar 50 kidzos yang bisa diuangkan di BCA (bank). Uang tersebut juga bisa dimasukkan dalam bentuk kartu ATM dan dapat ditarik di mesin ATM di seluruh KidZania. COOL!!!

Nah, uang 50 z (kidzoz) itu bisa langsung dihabiskan untuk belanja (naik taksi, naik bus, belanja, dsb) atau dilipatgandakan dengan bekerja. This is the FUN part.

KidZania memiliki beragam profesi!! Dan masing-masing profesi memiliki 'gaji'nya masing-masing. Tinggal pilih mau jadi apa. Bagaimana kalau jadi...

Pemadam Kebakaran



Atau bekerja pada Blue Bird Taxi (tapi bukan sebagai sopir-nya ya...cukup sebagai operator telpon)



Atau mungkin berminat menjadi polisi? Cukup seru juga jadi polisi, karena kebagian ngejer penjahat dan menjebloskan penjahat ke dalam penjara :)



Atau mungkin ingin bekerja pada Pertamina? Boleh...


Terdapat begitu banyak profesi di sini. Bisa jadi wartawan koran, penyiar radio, pembawa berita, desainer, pembuat roti, dokter gigi, dsb...dsb...dsb...juga ada pabrik coklat, pabrik air minum, susu, wafer, dsb...dsb...dsb...there are so many professionals that 5 hours is not enough.

"Waktu" bermain di KidZania memang dibatasi. Session 1 dari 09.00 - 14.00, session 2 dari 15.00 - 20.00. Entah mana yang lebih rame, karena tadi gue pergi jam 9 pagi pun juga udah rame. Batasan usia KidZania itu dari 3 tahun (kalo gue enggak salah) hingga 16 tahun. Tapi kalo menurut gue sih, lebih baik tunggu usia anak paling tidak 6 tahun jadi pilihan permainan lebih banyak dan anak juga jadi lebih muda menangkap.

Peraturan dari KidZania adalah anak-anak dibawah 8 tahun wajib ditemani orang tua/orang dewasa. Dan untuk anak-anak diatas 8 tahun, boleh dijemput oleh ortu kurang lebih 30 menit sebelum masa bermain habis, dengan mengisi form. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman, karena di dalam udah ada yang jual. Tapi biasanya sembunyi-sembunyi sih gak papa hahaha. Agak susah sebenernya kalo gak bawa minum, apalagi bawa anak-anak.

Yang pasti sih, kenakan pakaian yang santai, sepatu yang nyaman, karena bakal banyak menghabiskan waktu dengan berjalan, berlari (terutama kalo mau ngekorin anaknya jadi Polisi trus ikutan ngejer maling) dan berdiri. Bawa kamera juga karena dijamin enggak pingin melewatkan kesempatan ngeliat anak-anak/adik/keponakannya mengenakan seragam dokter/polisi/petugas pemadam kebakaran/profesi lainnya.

Pergi hari biasa (bukan masa liburan dan hari Senin-Kamis) lebih enak, karena masa bermain lebih lama, biaya untuk orang tua juga lebih murah, dan kemungkinan lebih sepi. Tapi kalo enggak ada waktu selain masa liburan, ya mau ngomong apa lagi? :)

Overall...bermain ke KidZania membantu pendidikan anak-anak dalam banyak hal. Sekarang...tinggal gue yang gempor!!

Saturday, June 12, 2010

The A-Team Movie


Setelah minum obat flu di hari Kamis malam dan tidur lebih cepat (around 11.30 pm) di hari Jumat gue bisa bangun dengan badan yang sedikit lebih segar dibandingkan hari Kamis. Hari Jumat rencana nonton The A-Team bareng Gerrie. Karena tiap Jumat Gerrie les bahasa Jepang di Pulomas yang kemudian dilanjutkan ke Sport Mall Gading untuk ngebalikin-minjem komik, maka acara nonton pun diadakan di...Kelapa Gading Mall saja.

Gue sengaja pergi lebih awal untuk mengantisipasi keramaian, maklum sudah masuk libur sekolah jadi banyak ABG berkeliaran apalagi ada film Karate Kid main juga. Plus gue juga mau mampir HobbyCraft untuk beli benang dan bikin frame, kemudian potong rambut. Jadi ya...emang gue jalan pagi.

Nonton yang jam 17.25 di studio 2, lumayan lah...enggak terlalu penuh tapi ya enggak kosong juga.

The A Team. Buat yang mengalami masa-masa tahun 80-an pasti inget or tau lah soal ini film (gosh!! I feel soooo OLD!) dulu sempet main di TVRI (gak tau deh RCTI pernah gak mainin ini film). Seinget gue sih mainnya di TVRI dulu...bareng dengan Mission: Imposibble, kemudian Hunter, dll dll dll...

Film yang ikut diperankan oleh Liam Neeson, Bradley Cooper, dan Jessica Biel ini lumayan seru juga. Menghibur lah yang pasti. Kalo kata Gerrie sih seperti nonton serial TV tapi dengan durasi yang lebih lama hhahaha...

Buat gue filmnya cukup seru, dengan adegan-adegan yang cukup breathtaking, lucu, dan juga disertai cukup banyak ledakan-ledakan. Plot twist-nya sederhana, tapi enggak terlalu simple jadi mudah ketebak (menurut gue sih). Yah memang enggak jauh beda dari versi TV sih, tapi gue pikir kalo terlalu dibikin terlalu berbeda malah beda banget...hm...yah tiap orang punya penilaiannya sendiri-sendiri lah. Kalo gue sih yang pasti ini film cukup menghibur. Seru aja ngeliat tingkah laku Murdock (sumpah ini orang gila abis) dan ngeliat si B. A. yang badannya segede gitu ketakutan. Cukup bikin terpingkal-pingkal lah ngeliat tingkah mereka berdua doang.

Next, tinggal Karate Kid :)

I love summer movies!!

Saturday, June 5, 2010

Sex & The City 2


Akhirnya tadi nonton juga Sex & The City 2. Tadi nonton di Plaza Senayan XXI bareng dengan Gerrie karena dia dapet tiket nonton gratis dari Indovision, untuk film yang jam 9.30 (sepertinya main jam 10 deh) plus dapet complimentary popcorn & soft drink. Lumayan gak kluar duit sama sekali hehehehe...meskipun taksinya mahal!!! Hieh...

Kalo baca review orang-orang (orang Amrik sono) kebanyakan bilang ini film gak bagus. Tapi meskipun demikian tetep aja banyak yang nonton nih film. Sama seperti Prince of Persia juga dibilang jelek, toh tetep banyak yang nonton. Gue malah nonton dua kali hahahaha.

Buat gue dan Gerrie, the movie was wonderful, marvelous, fun, and the fashion is to die for hahahaha.

Menurut gue sih, dibandingkan yang pertama, film yang kedua ini memiliki muatan yang sedikit lebih berat. Memang sih, cukup banyak kejadian-kejadian yang lucu, yang memancing tawa, senyum, dan juga seruan WOW, tapi selain itu di film ini juga membahas yang namanya soal pernikahan, being a mom, being a working mom, and being a woman. Film ini ngebahas soal apa yang terjadi sesudah pernikahan, apa yang terjadi sesudah lu punya anak, apa yang terjadi ketika lu masuk masa menopause.

Seperti biasa, masing-masing tokoh SaTC punya masalahnya sendiri-sendiri. Carrie mengalami masalah dengan kehidupan pernikahannya yang dirasa monoton, Miranda bermasalah dengan pekerjaannya dan juga berusaha menjadi ibu yang baik, Charlotte bermasalah dengan anak-anaknya, sedangkan Samantha bermasalah dengan tubuhnya yang mulai masuk masa menopause.

Gue bilang masalah bukan berarti lalu mereka jadi gak bisa bersenang-senang, bukan. Cuma ingin menunjukkan bahwa kehidupan mereka toh ternyata tidak se-sempurna yang dibayangkan. Mereka juga perempuan-perempuan biasa yang mengalami hambatan/masalah/kesusahan dalam mengatur kehidupan mereka. Dan di film ini, semua itu setidaknya satu persatu dibahas.

Kalo di film pertama Samantha yang sepertinya 'mengambil alih' urusan Carrie, sekarang Miranda yang kebagian 'peran besar' untuk mengurus teman-temannya selama di Abu Dhabi. Dan seperti biasa, baju-baju mereka benar-benar WOW banget! Really loves their clothes!!

Dan jangan lupa lagu-lagu pengiringnya :)

Untuk para cowok ataupun mereka yang tidak mengikuti serial Sex & The City mungkin memang merasa biasa-biasa saja, tapi bagi para cewek dan terutama yang rajin mengikuti serial Sex & The City pasti bakal menikmati film ini.

Theodore Boone: Kid Lawyer - John Grisham

Well...sebenernya cukup banyak yang mau dibahas. Maklum, tadi abis nonton Sex and The City 2 (love it!!) dan juga mau ngasih resensi Kiss In Time-nya Alex Flinn, tapi sepertinya yang dua itu kudu ditunda dulu untuk sementara, karena gue lagi ketarik sama buku barunya John Grisham yang berjudul Theodore Boone: Kid Lawyer.



Gue seumur-umur belum pernah baca bukunya John Grisham. Mungkin karena terlalu berhubungan dengan hukum, karena setau gue nyaris semua bukunya John Grisham tokoh utamanya pengacara. Enggak tau ya untuk buku dia yang terakhir, "Playing for Pizza" atau "Ford County" apakah pengacara juga atau bukan, karena untuk buku yang terakhir itu gue enggak beli (for my mom to read, she read almost all the Grisham books). Terlepas dari itu, orang udah keburu mengkonotasikan nama Grisham dengan cerita yang menggunakan pengacara/hukum sebagai latar belakang ceritanya.

Jadi, begitu gue ngeliat buku terbaru John Grisham ini, gue enggak kaget ngeliat judulnya yang pake embel-embel "kid lawyer". Yang bikin gue kaget adalah, karena gue tertarik untuk ngebaca nih buku. Tapi karena ini buku masih dalam bentuk hardcover, pertama kali liat di Kinokuniya Grand Indonesia kalo enggak salah inget, gue jadi ragu-ragu, apalagi harganya nyaris 200 ribu. But then again, the book looked sooo interesting!

Dan tadi, setelah untuk kesekian kalinya gue mempertimbangkan untuk nekat beli atau tidak, gue memutuskan untuk beli. Sengaja milih beli di Periplus dengan harga yang jauh lebih murah (lebih murah 20 rb dari Kinokuniya) plus gue dapet discount 10% karena punya Periplus Card, jadi cuma 160-an. Dengan format hardcover, gue rasa cukup worth it. Semoga saja tidak menjadi kebiasaan.

Pulang ke rumah, buku ini yang pertama kali gue baca. Betapa tercengangnya gue, ketika menyadari bahwa gue sangat menikmati buku ini!


A perfect murder
A faceless witness
A lone courtroom champion knows the whole truth...
and he's only thirteen years old

Meet Theodore Boone


Bestselling author
John Grisham
delivers high intensity legal drama
for a new generation of readers


In the small city of Strattenburg, there are many lawyers, and though he's only thirteen years old, Theo Boone thinks he's one of them. Theo knows every judge, policeman, court clerk-and a lot about the law. He dreams of being a great trial lawyer , of a life in the courtroom.

But Theo finds himself in court much sooner than expected. Because he knows so much-maybe too much-he is suddenly dragged into the middle of a sensational murder trial. A cold-blooded killer is about to go free, and only Theo knows the truth.

The stakes are high, but Theo won't stop until justice is served.



Dari judulnya udah ketauan kalo ini buku mengambil genre untuk Young Adults. Ditambah lagi, tokoh utamanya berusia 13 tahun. Yang membuat gue tertarik dengan ceritanya adalah, selain pace yang cukup cepat (tidak terlalu monoton), deskripsi - narasi yang menarik, adalah karena gue sendiri tertarik dengan Theodore Boone.

Theodore Boone memang bukan anak biasa malahan terkesan too perfect. Digambarkan, seperti yang tertulis diatas, dia tau setiap hakim, polisi, juru tulis pengadilan, bahkan hukum itu sendiri. Dengan orang tua yang dua-duanya adalah pengacara, it is not impossible (coba ya kalimat ini diterjemahkan ke Bahasa Indonesia...jadi aneh 'kan?) it is not impossible Theodore Boone pun juga jadi tertarik dengan hukum, bahkan berniat menjadi pengacara. Tapi sampai mengetahui nyaris semua hukum? Terlalu khayal sih. TAPI...well mau ngomong apa lagi? Gue malahan suka! Hahahaha... Apalagi, Theo pun kadang-kadang suka dimintai tolong oleh teman-temannya mengenai masalah hukum yang menimpa mereka.

Baca buku ini malah bikin gue sedikit banyak jadi tahu soal persidangan di Amerika sono, jadi tahu soal foreclose atau mortgage, soal Animal Court, dan beberapa hal lainnya.

Yang gue sesalkan hanya satu. Buku ini ternyata BERSAMBUNG!!! OMG!! Padahal lagi seru-serunya, tiba-tiba (ya enggak terlalu tiba-tiba juga sih) langsung berakhir. Padahal gue agak mengharapkan cerita ini berakhir dengan happy end (as always) tapi malah bersambung :(

Buat gue, enggak rugi beli ini buku karena toh gue menikmati baca ini buku, ikut hanyut terbawa dengan 'ketegangan' yang ada di buku ini. Mungkin terasa berbeda jauh dibandingkan buku-bukunya yang biasa tapi untuk kalangan Y. A. gue rasa buku ini cukup menarik. Untuk yang belum pernah baca John Grisham, gue rasa ini buku bolehlah dijadikan tester, karena memang tidak tebal dan yah cukup ringan meskipun muatan hukumnya cukup banyak.

Thursday, June 3, 2010

Mengejar BreadTalk Menangkap Pancious

Temen bokap punya anak (kalo gue enggak salah) ceritanya ngerayain birthday anaknya sebulan, nah berhubung yang punya acara enggak di Jakarta, jadilah minta tolong bokap untuk pergi beliin beberapa keperluan. Enggak banyak sih, karena emang cuma ngebagi ke 6 orang.

Salah satu barang yang perlu dibeli adalah roti BreadTalk. Tapi berhubung gue enggak tahu apa yang perlu dibeli or butuh kapan, jadi ya gue cuek-cuek aja. Baru tadi gue tahu.

Nyokap telpon karena katanya mau diajak bokap ke Mal untuk beli roti BT. Duh...suer gue males banget. Dah nyaman dengan posisi duduk gue dan gue lagi ngerjain kristik gue. Males bener dah mesti bangun, mandi, siap-siap terus ke mal. Tapi kemudian bokap telpon. Bilang kalo ternyata butuh BT untuk besok. Perlu beli 6 (ENAM) Pandan Tiger Roll

dan 1 Choco Fudge


Plus perlu beli pewarna makanan karena mau bikin 12 telor merah. HIEH??? Parah!

So...berhubung gue tau BT ada delivery service, jadi gue pikir gue mau memanfaatkan tuh service aja. Dan berhubung juga gue lagi di depan PC, online pula, jadilah cari info di internet. Ternyata BreadTalk punya delivery online service, tapi sepertinya gue enggak bisa pake deh...ada yang mesti gue unduh dulu or something lah. Tapi at least gue jadi tahu harganya tuh Pandan Roll dan bisa dapet nomor telpon BT delivery service.

Intermezzo...gila ya...semua serba ada di internet hahahaha..

Maka dimulailah kegiatan menelpon.

Telpon ke call centre nya, minta enam pandan roll dan satu choco fudge, untuk dikirim ke rumah jam 7 malam. Kenapa jam segitu, karena bokap masih di jalan dan gue enggak tahu bakal nyampe jam berapa. Yang gue cemaskan adalah keberadaan itu choco fudge. Berhubung di call centre enggak tahu apakah di toko ada barang ato tidak, maka nanti katanya dari pihak toko yang akan kasih tahu. Yo wis. Gue tunggu.

Gue balik telpon bokap dengan informasi bahwa barang akan dikirim jam 7 nanti, jadi lebih baik pulang kudu ada duitnya. Eh bokap malah minta lebih baik dikirim besok pagi aja, supaya lebih fresh. Hieh...gue cuma bilang liat nanti apakah itu choco fudge nya ada atau tidak.

Ternyata yang harusnya dicemaskan adalah...Pandan Tiger Roll Long. Karena ternyata di toko cuma ada...SATU. Padahal butuh enam. Sempet nanya apakah bisa menyediakan lima kalo besok saja diantar, ternyata tetap tidak bisa menyediakan juga. Ya udah. Terpaksa putar otak.

Rupanya, BT yang punya layan antar di Kelapa Gading itu cuma yang di Mall of Indonesia. Dan di MOI ini yang cuma punya Pandan Roll 1. Langsung cek di Mall Kelapa Gading, ternyata cuma punya 3, langsung pesen untuk disimpenin disertai janji bakal ke sana sebelum jam 8. Gue lanjut cek ke Mall Artha Gading, ternyata punya 2, lagi langsung pesen dan minta untuk disimpenin. Pas. Total enam pandan, dari tiga toko yang berbeda. Gue balik telpon MOI dan bilang supaya itu choco fudge dan Pandan roll dikirim besok pagi aja.

Jadilah kena tetep kudu pergi bareng bokap. Tinggal bokap yang bingung kenapa mesti ke dua mall. Setelah dijelaskan (untuk kesekian kali), baru bokap ngeh dan kemudian malah bilang, ya udah lebih baik yang di MOI diambil sekarang aja sekalian. WHAT?? Eladalah....gue cuma takut itu Pandan Tiger Roll nya enggak ada, karena gue sempet denger itu Pandan roll baru bakal dikasih besok pagi dari dapur pusat. (Kayaknya yang bikin di tempat emang cuma roti-nya doang deh...). Mana hp gue ketinggalan pula di rumah (hp yang biasa gue pake sehari-hari, lengkap dengan 3 nomor BT), yang kebawa cuma hp cadangan. But...thanks to internet, paling tidak gue masih berhasil mendapatkan telpon BT yang di MOI tapi sayang enggak nyambung :(

First stop adalah...Mall Artha Gading. Dateng, parkir, ke BT, beli, langsung bayar. Next adalah Mall of Indonesia. Ini yang rada lama. Pertama karena gue enggak hafal posisi BT, jadi lah kena jalan jauh dari kita masuk. Kedua, di BT MOI ternyata hanya bisa pake cash, enggak bisa pake debit dan bokap belum ambil duit, jadilah kena jalan lagi untuk nyari ATM yang ternyata posisinya ada di deket pintu masuk tapi di lantai 1 (hieh...jalan bolak-balik). Ketiga, bokap minta berhenti dulu di New Zealand ice cream karena lagi pingin makan es krim. WHAT?!! Kenalah duduk dulu, nungguin bokap makan ice cream, sementara gue sibuk nyari nomor telpon BT di MKG...karena udah mau jam 8...gue takut itu Pandan Roll dijual....

Btw, tepat seperti dugaan gue, di BT MOI itu Pandan Roll dah gak ada, karena mereka baru dapet besok pagi. Untung, dari enam Pandan Roll itu, satu ternyata untuk bokap. Jadi ya sudah...tinggal cari gantinya aja. Berhubung tidak tahu mau beli apa (karena gue enggak gitu terlalu doyan banget) jadi kita memutuskan untuk nunggu nyokap.

Setengah 8-an mulai lah jalan, jemput nyokap dulu di depan toko buah (nyokap pulang kantor naik jemputan minta turun di situ supaya abis itu bisa bareng ke Mall. Untung berhasil dapet nomor telpon BT di MKG, buru-buru telpon dan memastikan sekali lagi kalo gue bakal ke sana untuk beli tuh 3.

Rasanya lega aja udah nyampe MKG dan ke BT, langsung diambil tuh Pandan Roll 3, dan 1 Chocolate Roll (kesukaan nyokap coklat), dan gue pun juga ikutan beli roti hehehehe...lanjut ke Food Hall untuk beli pewarna makanan. Baru abis itu kita sendiri dinner.

Tadinya bokap mau makan Burger King, tapi kemudian entah bagaimana, karena gue jalan di belakang jadi enggak gitu nyimak nyokap dan bokap ngoceh apa, tau-tau beralih ke Pancious :D



Hahahaha...tinggal gue yang nyengir-nyengir kegirangan. Makan Pancious lagi padahal baru hari Rabu kemaren gue makan Pancious hehehe...entah kenapa kok gue bisa tergila-gila pada Pancious ini. Padahal yang gue makan tuh bukan pancake-nya. Yang gue pesen itu selalu Chicken Caesar Salad (ketularan Sufei, jadinya sekarang gue kalo pesen makan sebisa mungkin ada saladnya), Penne Duck & Mushroom, dengan minum Fresh Fruit Ice Tea Cocktail. Udah. Bukan gue enggak doyan pancake-nya, cuma kok rasanya kurang manis ya buat gue. Jadi ya...gue malah jarang pesen pancake.

Hieh...hari ini bener-bener deh...menghampiri 3 mall yang ada di Kelapa Gading hanya demi Pandan Tiger Roll Long...untung di Gading ada 3 mall...gak kebayang kalo cuma ada 1 mall, or kalo cuma ada 1 BT!
Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com