Hm...apa hubungannya coba antara audiobook dengan vampire?
Setelah beberapa lama tidak mendengarkan audiobook, gue tiba-tiba iseng ngedengerin audiobook nya Nora Roberts "Vision In White" yang bukunya udah gue baca. Tapi, karena yang bacain si Angela Dawe yang baca Heist Society, gue jadi penasaran dan mulailah pencarian gue menemukan audiobook-audiobook lain yang dibacakan oleh Angela Dawe ini. Salah satunya adalah buku Lynsay Sands "Love Bites"
Oke, dari covernya udah ketauan ini buku untuk dewasa, bukan remaja atau young adult. Tapi tenang, meskipun gambarnya agak-agak gimana, tapi ceritanya enggak seheboh gambarnya kok :)
Anyway, "Love Bites" merupakan buku karya Lynsay Sands yang mengambil tema vampire. Cerita vampire ini bisa dibilang merupakan serangkaian cerita tentang keluarga Argeneau (baca Arjenau), keluarga vampire yang berdomisili di Ontario, Canada. Dan ternyata juga, Lynsay Sands nerbitin bukunya itu enggak berurutan. Timeline antara tokoh-tokohnya dengan urutan terbit buku itu enggak sama. Gue sampe kudu buka websitenya Lynsay Sands dulu untuk tahu urutannya yang bener. Dan untung Lynsay Sands ngasih tahu.
Nah, karena cerita ini bisa dibilang berseri, dan buku "Love Bites" yang dibacakan oleh Angela Dawe ini merupakan buku kedua (yang ternyata juga terbit nomor 2), mau enggak mau gue kudu nyari buku nomor 1-nya, yaitu "A Quick Bite".
Yang dilanjutkan ke buku nomor 3 dan 4
Gambarnya seru-seru ya hahaha
Kalo menurut urutan terbitnya, pertama itu "Single White Vampire", "Love Bites", "Tall Dark & Hungry", baru terakhir "A Quick Bite". Cukup membantu banget dengan membaca sesuai dengan urutan kejadian. Soalnya, di "A Quick Bite" dijelaskan dengan cukup jelas mengenai latar belakang keluarga Argeneau ini.
Agak-agak spoiler nih, tapi berhubung ini 'cuma' cerita roman, jadi ya gue rasa gak papa lah :)
Keluarga Argeneau ini berbeda dengan vampire pada umumnya. Usia mereka memang panjang, tidak bisa mati (immortal), tidak bisa sakit, bisa baca pikiran manusia, lebih kuat dari manusia biasa, penginderaan mereka juga melebihi indera manusia biasa. Dan ya, mereka kudu minum darah. Hm...kesannya jadi enggak ada bedanya dengan para vampir biasa ya? Oh well...
Yang membuat vampir karangan Lynsay Sands ini dengan vampir yang lain (terutama vampir karya Bram Stoker atau vampir-vampir klasik lainnya), keluarga Argeneau ini bukanlah mahluk kegelapan yang tidak berjiwa alias udah mati. Mereka masih hidup. Jantung mereka masih berdetak. Mereka boleh makan bawang putih, bisa ke gereja (atau rumah ibadah yang lain) dan bisa terkena sinar matahari (meskipun enggak boleh terlalu lama juga).
Alkisah, keluarga mereka (nenek moyang) merupakan warga Atlantis (gak tau apa itu Atlantis? Monggo buka Wikipedia :D) yang mengembangkan nano untuk pengobatan. Nano yang mereka kembangkan bisa memperbaiki sel-sel atau jaringan apapun dalam tubuh yang rusak dengan melakukan regenerasi. Karena nano tersebut disuntikkan di dalam darah, nano tersebut menggunakan darah untuk regenerasi ataupun melakukan perbaikan dalam tubuh, sehingga individu inang-nya kudu mengkonsumsi darah terus menerus. Maka jadilah mereka vampir. Kurang lebih ceritanya begitu.
Keempat buku di atas, menceritakan tentang generasi ketiga keluarga Argeneau. Generasi pertama meninggal di Atalantis, generasi kedua adalah lima bersaudara, generasi ketiga adalah anak-anak mereka. Di empat buku pertama, menceritakan kakak beradik anak Jean Claude dan Marguerite yaitu Lucern, Bastien, Etienne, dan Lissiana.
Lissiana di buku pertama
Etienne di buku kedua
Lucern di buku ketiga
Bastien di buku keempat.
Mestinya sih ada lanjutannya lagi, tapi berhubung kemudian nyeritain soal sepupu mereka or ibu mereka (Jean Claude udah mati - terbakar karena mabok trus rokoknya jatuh jadi terbakar deh) or paman mereka, gue jadi rada males. Gue rasa cukup di empat buku ini aja :)
Nah berhubung ini semua dalam bentuk audio, jadilah selama beberapa hari terakhir ini kerjaan gue cuma dengerin nih audio sambil ngerjain kristik. Sambil mau tidur pun tetep gue dengerin. Alhasil gue jadi mimpi aneh...alam bawah sadar mungkin bereaksi terhadap jalan cerita yang masuk di kuping gue
Awalnya gue enggak sangka bakal suka. Apalagi narator di buku satu, cewek, suaranya tuh agak serak-serak basah trus yang bacanya rada lama, bikin gue agak-agak gimana gitu ngedengerinnya, tapi lama-lama jadi terbiasa dan enak juga hahaha...aksennya keren dan pas bagian suara cowoknya juga dapet. Jadi ya lanjut terus. Untuk buku kedua, gue enggak ada complaint sama sekali karena yang baca Angela Dawe :D
Buku ketiga dan keempat...hieh...gue cuma bilang, untung aja ceritanya menarik. Masalahnya di buku ketiga dan keempat ini naratornya cowok. Yup...cowok. Gue suka dengan cara naratornya ngebawain ini cerita, apalagi di buku ketiga. Baru menit-menit pertama gue udah nyengir-nyengir ndiri, dapet banget karakternya Lucern. Tapi begitu bagian tokoh cewek...waduh...langsung buyar. Sekali lagi, UNTUNG ceritanya menarik.
Jadi setelah kemaren itu kecewa dengan bukunya Meg Cabot "Insatiable", baca bukunya Lynsay Sands ini bener-bener menghibur banget. Bukan saja karena vampir-nya beda, tapi juga karena jalan ceritanya pun dibuat ringan (mungkin karena roman?), tokoh-tokohnya menarik, situasi di antara para tokoh-tokohnya juga seru dan mengundang tawa. Dari empat buku itu, gue paling suka ceritanya Lucern, Bastien, Etienne, baru Lissiana. Meskipun begitu, semuanya menarik untuk dibaca.
Sekarang tinggal nyari bukunya supaya nyokap gue bisa baca :D
2 comments:
hahahaha, oia, dirimu tau pengarang J.R Ward juga Ze? ttg vampire juga dan bagus ceritanya, kapan itu banyak yang baca di goodreads.
Covernya yang kau review ini, mantab :P
aku tau tuh J. R. Ward. Penasaran juga, kemaren nemu audiobook-nya tapi berhubung gak demen (bisa denger cuplikannya di audible.com kl gak salah) jadi enggak diunduh. Berseri juga tuh...tapi sepertinya lebih gelap dari Lynsay Sands punya deh...
hehehe sebenernya ini cover baru, kalo cover yang asli gambarnya kartun. Tadinya mau ambil gambar kartun itu tapi berhubung di amazon maupun di barnes & noble gk ada, jadi ya udah...lanjut aja lah hahahaha...
Post a Comment