Ok... Mari kita awali dengan mengapa gue bisa baca ini buku. Seperti biasa, gue ngeliat ini buku udah lama di Periplus tapi berhubung adanya yang hardcover dan letaknya di rak atas, jadi gue enggak bisa liat. Plus entah mengapa gue juga enggak pernah keingetan untuk nyari info tentang buku ini di amazon.com. Jadi, buku ini gue cuekin. Hal yang sama juga terjadi pada waktu buku keduanya keluar. Masih cuek.
Hari Senin kemaren, tanggal 18, gue ke Pacific Place untuk ketemuan dengan Yosi, yang kebetulan memang ada perlu untuk ke PP. Di PP, cuma ada Time's Book Store. Hm...mungkin itu sebabnya gue jarang banget ke PP. Di Time's, gue ketemua Tiger's Curse (book 1) dan Tiger's Quest (book 2) yang versi paperback, dengan harga 99000 kalo gue gak salah. Berhubung ada discount card dari Time's jadi gue pikir...okelah gue coba beli.
Dari summary di back cover ceritanya sih cukup menarik, tapi gue putuskan untuk baca 2-3 halaman pertama. Gue tertarik, jadilah gue beli dua-duanya.
Malem gue baca...dan ternyata...omg!! I have mixed feelings about this book. Sebelum itu, gue kasih tau dulu summary nya...
Passion. Fate. Loyalty.
Would you risk it all to change your destiny?
The last thing Kelsey Hayes thought she'd be doing this summer was trying to break a 300-year-old Indian curse. With a mysterious white tiger named Ren.
Halfway around the world. But that's exactly what happened. Face-to-face with dark forces, spell-binding magic, and mystical worlds where nothing is what it seems, Kelsey risks everything to piece together an ancient prophecy that could break the curse forever.
Would you risk it all to change your destiny?
The last thing Kelsey Hayes thought she'd be doing this summer was trying to break a 300-year-old Indian curse. With a mysterious white tiger named Ren.
Halfway around the world. But that's exactly what happened. Face-to-face with dark forces, spell-binding magic, and mystical worlds where nothing is what it seems, Kelsey risks everything to piece together an ancient prophecy that could break the curse forever.
Sounds interesting right?
Jangan salah, gue suka sama jalan ceritanya. Gue suka sama idenya, tentang pangeran India yang dikutuk menjadi macan putih dan sekarang setelah 300 tahun lebih mulai ada tanda-tanda bahwa kutukan yang menimpa dirinya bisa dihilangkan. Gue suka sama roman yang ada di cerita ini....tapi...
Gue stress sendiri begitu masuk bab 3...dan bingung dengan sikap gue sendiri hahaha. Baru kali ini (seinget gue), gue pingin banget bisa suka sama ini buku. Tapi ya seperti yang gue bilang sebelumnya, I have mixed feelings about this book.
Tiger's Curse diceritakan dari sudut pandang Kelsey, jadi menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal yang standard menurut gue, tapi cerita yang mengalir tuh kadang memberikan kesan bahwa cerita tersebut diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, tapi instead of menggunakan kata 'Kelsey' diganti dengan kata 'aku'.
Belum lagi ada beberapa tindakan yang di kepala gue 'terlompat', atau menurut gue: diasumsikan bahwa hal tersebut sudah dilakukan. Seperti ini contohnya...digambarkan Kelsey makan menggunakan tangan (jadi tanpa sendok garpu), kemudian Kelsey makan, begitu udah selesai makan dikasih milkshake, lalu dia bilang thank you sama yang ngasih makan, lalu keluar. Tinggal gue yang mikir: abis makan pake tangan kagak cuci tangan??? OMG!! Ok ok...itu bukan hal yang gimana-gimana banget, maksudnya, bisa aja 'kan tindakan Kelsey cuci tangan itu tidak digambarkan, tapi ini kan dari sudut pandang Kelsey, yang mana menurut gue berarti apapun yang dia lakukan kudunya digambarkan. Masalahnya, bayangan di kepala gue itu, tangan Kelsey masih kotor...*facepalm* Kesannya malah si pengarangnya lupa kalo Kelsey makan pake tangan. Haduh duh....
Hal lain yang cukup menganggu gue adalah, latar belakang Kelsey terlalu singkat, alhasil kita jadi enggak tahu atau kurang bisa tahu seperti apa sih Kelsey itu. Sementara itu, kedekatan antara Kelsey dan sang macan putih malah terlalu cepat dan juga kurang mendalam. Gue ngerti sih si pengarang mungkin maunya menggambarkan bahwa Kelsey begitu tertarik dengan si macan putih. Tapi tetep aja...it's a tiger man! Again *facepalm*
Dan berbicara mengenai latar belakang, meskipun diceritakan sedikit tentang latar belakang sang pangeran, sampe buku selesai pun gue masih enggak tahu kenapa sang pangeran malah berubah jadi macan putih, bukan jadi gajah. Dan penjahatnya juga baru muncul di bagian akhir.
Lalu soal perjalanan yang harus dilalui oleh Kelsey dan sang macan putih...suer, gue enggak merasa tegang sama sekali hahaha...gue coba mikir-mikir kenapa enggak tegang ya...dibandingkan Red Pyramid, Percy Jackson, atau bahkan Harry Potter sekalipun, Tiger's Curse meskipun dengan setting yang penuh hal-hal magis...terasa biasa aja. Mungkin karena 1) enggak ada musuhnya sama sekali, kecuali memang rintangan yang kudu dihadai, dan 2) karena enggak ada time limitnya; hari ini belum selesai, besok boleh dilanjutkan lagi. Sedangkan di buku-buku yang gue sebutkan diatas, bisa dibilang mereka semua kudu menyelesaikan perjalanan mereka dalam jangka waktu tertentu dan musuh utamanya, meskipun the big boss baru muncul di buku terakhir, tetep muncul melalui kroni-kroni yang menyebalkan.
Hubungan antara Kelsey dan sang macan putih juga...gue bingung dah. Pertama dia enggak kaget melihat sang macan putih berubah jadi pangeran. Tapi udah mau terakhir malah jadi freak out karena hubungan mereka berdua udah sangat dekat. Dan mulailah muncul alasan-alasan yang klise. Tinggal gue yang "WHAT??!!!!!". *sigh*
See...liat kan betapa ini buku bikin gue gregetan...tapi tetep aja ini buku habis gue baca!!!
Gue serasa baca fanfic (omg!! buku terbitan gue bandingin sama fanfic???), yang plot ceritanya menarik, roman nya bikin gue emo (oh good GOD! emo?!?!?) tapi kedodoran di banyak tempat.
Jujur, semakin ke belakang semakin lebih better sih, enggak ada tindakan yang terlompat, kecuali sikap Kelsey yang bener-bener bikin gue gak habis pikir.
Dan sekarang gue lagi mau baca buku kedua...dan belum baca habis bab 1 gue udah melakukan tindakan bodoh. Langsung baca bab terakhir. hih...gue nunggu buku 3 kluar aja deh, baru baca bab 2...karena ceritanya bakal...bikin gue despair abiss!!
Jadi kesimpulan buku ini? Gue aja bingung. Seperti yang gue bilang di awal. Gue suka sama plot-nya. Gue suka sama ide ceritanya. Gue suka sama adegan-adegan ketika Kelsey bareng sama si macan putih/pangeran India (enggak terlalu cheesy, but still sweet). Tapi gue gak suka sama teknisnya. Sebenernya sih enggak terlalu parah, dan enggak sepanjang buku kedodoran, makanya gue jadi suka gregetan sendiri kalo ketemu. Mungkin saran yang terbaik adalah, coba baca setidaknya 4 bab pertama deh. Kalo memang bisa dinikmati, ya silakan lanjut...tapi kalau merasa terganggu...ya lebih baik enggak usah lanjut.
Kayaknya baru pertama kali ini gue nge-review buku tapi kok kesannya negatif ya?
2 comments:
Wah wah wah, tumben!! Tumben bener ni ada buku dikomplen, buku ini mirip sama yang kamu pinjemin ke aku itu loh zeee, belum tertarik untuk baca nih buku sempet liat di Peri sih gara2 covernya unik :)
Yang ICE itu ya? Meskipun sama-sama ttg setengah hewan setengah manusia, tapi feeling yang didapet beda banget.
Duh gak tau deh sama ini buku...beran pusing. Yang mengganggu sebenernya sih masalah teknis ya, bukan soal plot cerita, jadi ya...agak-agak gimanaaa gitu jadinya.
Post a Comment