Berat rasanya mengakui bahwa ternyata diri ini tidak jauh berbeda dengan orang kebanyakan. Kadang kita merasa bahwa kita berbeda dengan mereka, namun pada kenyataan kita ternyata sama.
Ketika membahas ataupun membicarakan kanker, kita bisa menyebutkan si A, si B, Om ini atau Tante itu yang kena kanker, tapi masih bertahan sampai sekarang, atau dengan sedihnya meninggal karena kanker. Dan di tengah-tengah pembicaraan itu, pasti terselip sebuah doa kecil yang dengan cepat diucapkan secara otomatis "semoga enggak tertimpa pada keluarga gue", atau yang lebih 'ektrim' "it's happened to them, not me". Dan meskipun gue tidak se-ekstrim itu, tapi somehow menyadari bahwa hal tersebut tidak terjadi sama keluarga gue (my closed family: my dad's sisters or brother and my mom's brother and sisters) agak-agak melegakan.
Tapi dunia kecil gue rasanya mulai retak ketika gue menyadari bahwa tante gue, adik bokap, ternyata divonis dokter terkena kanker payudara dan hari itu harus menjalani operasi. Tidak tanggung-tanggun, operasi yang dijalani adalah mastektomi, atau pengangkatan payudara.
Keluarga jelas kaget karena kita tahu pada saat hari operasi, dan gue yang awalnya dateng untuk sekedar menemani sampai sore around 4 or 5, karena gue janji kerumah temen gue yang akan pulang ke Aussie besoknya, enggak jadi pergi karena gue tahu bokap nyokap bakal nyusul, tante dan om gue yang lain juga bakal dateng, dan gue rasa enggak pada tempatnya kalo gue menempatkan orang lain terlebih dulu, padahal keluarga tante gue sedang 'berjuang'.
Thanks to Dito and Ingrid, sedikit banyak jadi tahu apa yang harus dipersiapkan dan akan dihadapi. Perjanalan masih jauh dan panjang, sampai sekarang aja masih belum tahu perkembangan selanjutnya apa. Just hope and pray for the best.
I guess its true when they say "It can happen to everyone"
I think I have to buy more pink clothes hahahahaha....
No comments:
Post a Comment