Friday, November 25, 2011
Tintin & Immortals
Udah lama enggak nonton bioskop, hari Kamis akhirnya jadi juga nonton bioskop. Kali ini sengaja pilih dua film sekalian, karena memang mau ada acara dinner juga bareng Gerrie dan Yan. Untuk menghindari dua kali pergi ke Grand Indonesia, jadi semua dipiliha untuk dilakukan dalam satu hari.
Film pertama adalah Tintin. Sengaja nonton yang 3D di Blitz.
Siapa yang enggak kenal Tintin? Wartawan ciptaan Herge, artis Belgia (temannya Peyo mungkin :D), sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa, termasuk ke Bahasa Indonesia. Kalau enggak salah inget, Gramedia kemaren ini lagi memberikan promo dalam rangka pemutaran film The Adventures of Tintin ini.
Film Tintin kali ini sepertinya cukup heboh, karena ada dua nama besar yang terlibat di dalamnya. Steven Spielberg, sebagai sutradara dan juga produser, dan Peter Jackson sebagai produser. Selain itu, film Tintin kali ini juga mengambil bentuk seperti The Polar Express (Filmnya Spielberg juga) dan The Christmas Carol, yang disebut sebagai motion capture, animasi tapi tampak nyata.
Dari segi cerita, well...berhubung gue sendiri lupa seperti apa jalan cerita di komiknya, jadi kayaknya gue enggak bisa bandingin secara langsung. Yang pasti sih, gue menikmati banget ini film. Cerita yang penuh dengan aksi, komedi, ketegangan, dan tentu sumpah serapah Captain Haddock "Billions of bilious blue blistering barnacles!".
Ketika film ini berakhir, gue berharap bakal dibikin sekuel-nya, karena menurut komiknya petualangan Tintin belum berakhir di sini. Baca wikipedia sih rumornya bakal ada sambungannya...semoga benar demikian adanya.
Gue sama Gerrie ketawa-ketawa ngakak menikmati film ini. Kata Gerrie persiapan untuk nonton Immortals hahahaha...
Buat yang belum tau Tintin (SERIOUSLY??) dan buat yang udah tau Tintin, film ini seru untuk ditonton. Menghibur tapi tetap berisi.
Jujur, yang membuat gue tertarik dengan film ini adalah tulisan "from the producer of 300". Gue suka sama film 300, sangat suka. Jadi gue pun tertarik dengan film ini. Mengetahui bahwa ini film hanya main di Blitz, mau enggak mau jadi memang harus mempersiapkan hari khusus untuk bisa nonton ini. Untung aja Gerrie dengan rela menemani gue hehehe...
Bayangan gue tentang Immortals sempat 'rusak' gara-gara seorang Yan Matheas memberikan ke gue spoiler tentang ini film yang membuat gue berpikir ulang untuk nonton ini film. Yang dikasih tau Yan bukan tentang jalan ceritanya, gue enggak ada masalah soal spoiler jalan cerita. Yang diceritakan Yan adalah soal adegan-adegan penyiksaan yang cukup brutal dan berdarah-darah. Dibandingkan 300, film ini ternyata lebih...gruesome, lebih brutal. Dan jujur, ini yang bikin gue nyaris memutuskan untuk enggak nonton.
Tapi akhirnya Gerrie bilang untuk nonton aja...dan akhirnya...kita pun nonton. Gue nonton dengan tutup mata (dan tutup telinga) setiap kali adegan penyiksaan (atau yang gue duga bakal ada penyiksaannya), sesudah adegan itu selesai gue baru liat ke layar lagi. Hieh....parahhhhh!!!
Kalau gue bandingan antara Immortals dengan 300, wah gue milih 300 kemana-mana ya. Antara Clash of the Titans dan Immortals...well...seimbang menurut gue. Immortals lebih keren dikit.
Immortals bercerita tentang petualan Theseus dalam melawan King Hyperion. King Hyperion sendiri berusaha melepaskan para Titan yang dipenjara di bawah gunung Tartarus. King Hyperion berusaha membunuh para Dewa-Dewa Olimpus, yang hanya bisa dibunuh oleh para Titan.
Film Immortals merupakan saduran bebas (bebas banget) dari mitologi Theseus and the Minotaur. Alhasil, beda banget dari cerita aslinya. Dan mungkin ini yang bikin gue enggak gitu suka dengan Immortals.
Dari segi cerita, jalan ceritanya bisa dibilang klise banget. Gue sama Gerrie ketawa ngikik begitu ngeliat Phaedra (the virgin oracle) akhirnya tidur bareng dengan Theseus. It's sooo cheesy!! Apalagi ngeliat endingnya. OMG! Klise abis. Ketebak abis.
Lalu dengan para dewa-dewa itu sendiri, yang ditunjukkan 'cuma' Zeus, Poseidon (bagi penggemar Twilight Saga, kenal banget sama yang main), Athena, Apollo, Ares, dan Hercules.
Hercules?? Yup...gue juga baru sadar pas baca wikipedia. Salah banget 'kan? Kenapa juga ada Hercules.
Dengan cerita yang enggak sesuai dengan mitologi sama sekali, gue memutuskan untuk enggak mau terlalu memperhitungkan itu dan sekedar menikmati jalan ceritanya aja. Tapi setelah adengan Phaedra dan Theseus, gue memilih untuk menikmati adegan perangnya aja. Tapi ternyata enggak bisa gue nikmati juga...hieh...
Mungkin gue salah, tapi menurut gue pertempuran antara tentara Athena (kota Athena) dan prajurit King Hyperion kurang indah. Seandainya tidak ada beberapa adegan yang di slow motion, gue enggak masalah, tapi ini ada beberapa adegan yang di slow motion, dan menurut gue gunanya gerak lambat adalah untuk menunjukkan sesuatu yang kalau dalam gerak cepat lu bakal ketinggalan. Tapi ini biasa aja. Yang cukup bisa gue nikmati adalah pertempuran antara para Dewa-Dewa Olympus dengan para Titan. Suer...brutal abis!
Dan selesai film...mau enggak mau gue kembali membandingkan dengan 300.
Immortals menurut gue...enggak ditonton juga enggak papa hahahaha.... Tingkat kekerasannya memang cukup tinggi dan cukup bisa digunakan sebagai daya tarik. Bisa banget. Tapi dari segi cerita, cinematografi, kurang banget menurut gue.
Yang pasti sih, kalo ada dvd-nya, bakal gue beliin buat bokap. Semoga aja dia ngerti jalan ceritanya hahahaha....
Tuesday, November 8, 2011
Prime Suspect - UK & US
Sekitar dua minggu yang lalu, gue ngeliat iklan film seri tv baru, "Prime Suspect" di channel DIVA. Yang main Maria Belo, dan karena penasaran tentang ini film, gue langsung buka wikipedia untuk cari info lebih lanjut. Sekalian pingin tahu apakah ini film cukup menarik untuk diunduh :)
Ternyata, "Prime Suspect" yang dimainkan oleh Maria Belo ini adalah adaptasi dari film seri berjudul sama tapi dari UK. "Prime Suspect" versi UK, dimainkan oleh Helen Mirren dan semua ada 7 'season', dari tahun 1991 (seri 1), hingga 2006 (seri 7).
Jujur, gue enggak ngerti model pembagian film seri UK. Kalo untuk US setau gue, kebanyakan film seri itu berdurasi 30 menit - 45 menit (1 jam), tiap minggu dan 1 season biasanya antara 10 - 22 episode. Dan 1 tahun biasanya 1 season, jadi bisa ketauan sudah berapa lama film seri itu ada.
Tapi enggak dengan UK. Well, at least that's not what happened with "Prime Suspect". Jadi mungkin lebih tepat kalo dibilang bahwa "Prime Suspect" merupakan mini seri.
Dan gue, akhirnya berhasil mengunduh ini film, lengkap 7 seri. Dan waktu gue nonton untuk pertama kali....WOW!!
DCI Jane Tennison (Mirren) gets her first chance to lead a major murder investigation while confronting DS Bill Otley (Tom Bell) and other sexist officers on her squad who attempt to get her replaced. The case involves the rape-murder of a young woman. She eventually gets the suspect, George Marlow (John Bowe) and earns the respect of her team.
Hellen Mirren berperan sebagai Detective Chief Inspector Jane Tennison, sebuah jabatan yang cukup tinggi dan bisa dibilang untuk tahun itu (1991) belum banyak perempuan yang memiliki posisi setinggi itu. Terlebih lagi untuk bidang pekerjaan yang lebih didominasi oleh kaum pria. Jadi, sudah tentu banyak halangan dan rintangan bagi Jane untuk membuktikan bahwa dirinya memang mahir dalam pekerjaannya.
Sosok Jane menurut gue bukan sosok yang dengan mudah disukai, baik oleh penonton maupun rekan-rekan polisi lainnya. She's tough. Very tough. Mungkin karena dia berkecimpung di bidang pekerjaan yang masih banyak didominasi kaum pria. Dan Jane bener-bener berdedikasi tinggi, sampai-sampai pekerjaan merupakan prioritas dia yang pertama, baru hal-hal yang lain.
Sejauh ini, gue udah nonton seri 1 sampe 4 (sembari ngerjain kristik), gue suka banget sama ini film seri. Dengan durasi yang bisa dibilang panjang (seri 1 3 jam!), nonton film ini serasa baca buku tentang cerita detektif. Plus, dengan setting tahun 1991, dimana saat itu yang namanya internet belum ada (layar komputernya aja masih item dengan tulisan ijo dan belum ada mouse!!) serta handphone juga belum ada (it's pager time!) nangkep penjahat jadi lebih lama hahaha...gue sampe kesel sendiri ngeliatnya.
Dengan durasi yang cukup panjang, plus tanpa internet (di seri 4 handphone mulai ada, 1995), kita jadi bener-bener dikasih tau apa saja yang mereka lakukan dan bagaimana akhirnya mereka berhasil menangkap sang pelaku. Bener-bener pekerjaan yang melelahkan menurut gue. Nanya si A, nanya si B, ngecek alibi A, ngecek informasi B, dll dll dll.
But I love it!
Oh, dan gue baru ngeh bahwa film Inggris ternyata lebih graphic dibandingkan film Amerika. Agak aneh juga ya.. Dan belum lagi dengan segala adegan merokok dan minum-minum nya...buset dah!! Tahun itu yang namanya merokok memang merupakan hal yang amat sangat lumrah ya....dan enggak kepikiran sama yang namanya kanker paru-paru.
"Prime Suspect" UK version ternyata merupakan secara tidak resmi dikloning oleh US di film seri "The Closer", diperankan oleh Kyra Sedgwick (istrinya Kevin Bacon). "The Closer" merupakan salah satu film seri kepolisian yang juga jadi favorit gue. Tokoh yang diperankan oleh Kyra Sedgwick, Brenda Lee Johnson, meskipun enggak se-ekstrim DCI Jane Tennison, sama-sama berdedikasi tinggi. Ada beberapa adegan dari "Prime Suspect 1" yang diambil oleh "The Closer" tapi enggak banyak.
Dan hari Minggu kemaren gue berhasil liat "Prime Suspect" versi US.
Sejauh ini....gue belum terlalu suka dengan yang versi US. Mungkin karena gue membandingkan dengan yang UK version dan rasanya durasi 45 menit tidak sebanding dengan 3 jam hahaha....ceritanya jelas-jelas berbeda, dan format juga beda. Dan berhubung gue baru nonton episode 1 jadi yah...we'll see lah. Semoga enggak tamat sampe season 1 doang.
Sekarang...yuk mari lanjut kristik sambil nonton "Prime Suspect 5" :D
Subscribe to:
Posts (Atom)
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com