Tuesday, December 18, 2012

Alex Cross




Alex Cross merupakan film yang diadaptasi dari buku karangan James Paterson.

Bagi penggemar buku bergenre misteri, thriller, detektif pasti cukup tau dengan nama James Paterson. Dia tidak saja menulis untuk orang dewasa tapi juga untuk genre Young Adults karyanya cukup dikenal. Seperti serial Maximum Rider.

Sayangnya, gue enggak mengikuti serial Alex Cross ini. Dikatakan serial karena memang cerita Alex Cross ini terdiri dari beberapa buku. Satu buku dengan yang lainnya tidak bersambung tapi ada benang merahnya. Sama seperti buku J. D. Robb yang "In Death" series.

Dulu, Alex Cross diperankan oleh Morgan Freeman si film "Along Came A Spider" dan "Kiss The Girls". Sekarang yang memerankan adalah Tyler Perry.

Untuk orang Indonesia nama Tyler Pwrey mungkin tidak begitu terkenal atau tidak seterkenal Morgan Freeman. Tapi untuk orang Amrik, Tyler Perry sudah punya nama.

Seperti biasa, gue gak akan cerita sinopsis ya karena bisa baca sendiri si Wikipedia hahaha...tapi initinya sih, Alex berhadapan dengan seorang pembunuh sadis yang senang dengan rasa sakit yang berarti senang menyiksa korbannya.

Gue suka liat Tyler Perry sebagai Alex Cross. Mungkin karena terlihat lebih muda dan ganteng juga dibandingkan Morgan Freeman :D.

Penjahatnya, yang mana gue lupa, oh The Butcher kalo gak salah, yang meranin adalah Matthew Fox. Buat penonton Lost pasti tau siapa Matthew Fox. Man!! Penampilannya beda banget! Salut gue! Dia sih keren banget jadi penjahat. Suer nyeremin abis!

Alex Cross di sini selain sebagai detektif polisi juga punya gelar sebagai psikolog yang berarti dia mengerti jalan pikiran penjahat. Mirip-mirip profiler gitu deh. Dan ini yang bikin perbedaan antara buku dengan film menjadi kentara.

Mungkin bagi beberapa orang proses kenapa Alex bisa mencapai pada Sebiah kesimpulan merupakan hal yang membosankan, tapi buat gue (dan penonton yang pintar tentunya) pasti penasaran. Apalagi buat mereka yang suka nonton Criminal Minds pasti tau bahwa yang menarik bukan saja adegan pembunuhannya tapi juga bagaimana para penegak hukum itu bisa menangkap si pelaku. Dan menurut gue, ini yang kurang si film ini.

Dan endingnya...di Bali aje hahahaha

So over all...cukup lah buat hiburan ringan hahaha...karena beneran gak butuh mikir, yang mana agak mengecewakan buat gue hahaha...


Saturday, August 11, 2012

Ruby Red - Kerstin Gier


This is the latest book I read. Started in the morning, interrupted by some chores I had to do, continued read it at 3 am, and finished it at 5.30am. That's just showed how good this book is. And in the end, it made my head hurt...you'll see why if you read this book.

Sixteen year old Gwen live with her extended - and rather eccentric - family in an exclusive London neighborhood. In spite of her ancestor's peculiar history, she's had a relatively normal life so far. The time-traveling gene that runs like a secret thread through the female half of the family is supposed to have skipped over Gwen, so she hasn't been introduced to "the mysteries", and can spend her time hanging out with her best friend, Lesley. It comes as an unwelcome surprise when she starts taking sudden, uncontrolled leaps into the past.

She's totally unprepared for time travel, not to mention all that comes with: fancy clothes, archaic manner, a mysterious secret society, and Gideon, her time-traveling counterpart. He's obnoxious, a know-it-all, and possibly the best-looking guy she's seen in any century.



Time travel, romance, secret society, and cover like that (dress like that), I'm hooked!!!

Diawali dengan Hyde Park, London, 1912, hanya dengan dua tokoh, tanpa nama, he and she (Princess). Langsung kebayang koneksi yang ada diantara mereka berdua, bahkan sebelum bab tersebut berakhir.

Bab 1, kita berada di jaman sekarang, dan kisah Gwen pun dimulai.

Berhubung temanya perjalanan waktu, jadi ya udah kebayang lah apa yang mereka lakukan, Tapi mereka tidak melakukan perjalanan waktu menggunakan alat, tapi mereka bisa tiba-tiba loncat kesana kemari tanpa kontrol. Mungkin agak mirip cerita The Time Traveler's Wife?

Di Ruby Red, dikatakan bahwa hanya orang-orang tertentu, dan orang-orang ini sudah 'ditentukan' sebelumnya berdasarkan perhitungan matematika, yang bisa melakukan perjalanan waktu. Karena perjalanan waktu mereka yang tidak terkontrol, maka diciptakan (atau mungkin memang sudah ada) alat yang bisa membantu mengontrol kemana mereka pergi dan untuk berapa lama.

Para pejalan ini kemudian membentuk secret society, dan berhubung namanya juga secret society, sudah pasti ada banyak rahasia di baliknya.

Di buku 1, yang menurut gue terlalu singkat!!, banyak rahasia yang belum terungkap dan bikin gue gregetan banget. Gregetan karena gue keburu penasaran, gue pingin tahu, dan begitu gue baca epilogue, kepala gue mulai sakit. Kenapa sakit, karena kalau gue mengurut-ngurut jalan cerita yang udah gue baca...berarti Gwen...tapi bagaimana dengan peraturan...ahhhh...my head hurts!!

Secara keseluruhan, buku ini menarik. Alur ceritanya cepat, tokoh-tokohnya menarik dan buat gue tergambarkan dengan baik (gue bisa ikutan emosi pada waktu Grace, Gwen's mom, berantem sama Aunt Glenda, Grace's sister). Jalan ceritanya meskipun sejauh ini masih belum ketauan siapa yang baik, siapa yang jahat, apa rahasia di balik semuanya ini, bener-bener bikin gue enggak bisa menutup ini buku sampe akhir. Dan seperti gue bilang, dengan ending di buku 1 ini, malah bikin gue tambah penasaran dengan buku dua dan tiga.

Yang bikin sebel, buku ini aslinya dalam Bahasa Jerman, udah terbit semuanya, tapi yang versi Bahasa Inggris nomor 3 baru rilis taon depan. MAN!!!

Sekarang lagi mempertimbangkan mau beli buku 2 yang hardcover apa nunggu yang paperback...

Anna Dressed In Blood - Kendare Blake


Anna Dressed in Blood is the second book I read after Grave Mercy. When this book finally arrived...wow!! So happy :D

Cas Lowood has inherited an usual vocation: he kills the dead.

So did his father before him, until his gruesome murder by a ghost he sought to kill. Now, armed with his father's mysterious and deadly athame, Cas travels the country with his kitchen-witch mother and their spirit-sniffing cat. Together they follow legends and local lore, trying to keep up with the murderous dead-keeping perky things like the future and friends at bay.

When they arrive in a new town in search of a ghost the locals call Anna Dressed in Blood, Cas doesn't expect anything outside of the ordinary: track, hunt, kill. What he finds instead is a girl entangled in curse and rage, a ghost like he's never faced before. She still wears the dress she wore on the day of her brutal murder in 1958: once white, but now stained red and dripping blood. Since her death, Anna has killed any and every person who has dared to step into the deserted Victorian she used to call home.

And she, for whatever reason, spares his life.


Dari judulnya aja udah ketahuan kalo ini buku ceritanya horor. Apa ya terjemahan Indonesianya, Anna Berbaju Darah? Saksikan di bioskop terdekat! Kayak judul film horor lokal jadinya.

Anyway, cerita langsung dibuka dengan Cas yang kudu membunuh hantu yang biasa berpose sebagai hitchhiker. Segera saja kita jadi tahu apa yang Cas lakukan dan bagaimana ia melakukan pekerjaannya.

Berikutnya, Cas dan ibunya pindah ke kota lain, untuk menghadapi Anna. Dan di sinilah cerita baru dimulai. Menggunakan sudut pandang orang pertama, Cas mulai menceritakan tentang kebiasaan-kebiasaan yang ibunya lakukan, tentang Tybalt the spirit-sniffing cat milik ibunya, tentang kebiasaan mereka berpindah-pindah, dan tentang kehidupan Cas sejauh ini.

Tujuan Cas pindah ke Canada, adalah untuk mencari Anna. Dan ketika ia pada akhirnya bertemu dengan Anna, things tends to get ugly.

Mata gue terbelalak dengan lebar begitu gue baca bagian dimana Cas (dan beberapa temannya) bertemu dengan Anna. Gue sampe baca dua kali kalimat itu, dengan pelan-pelan supaya gue enggak salah membayangkan. Dan, man, its gruesome!! Gue sampe mengucap "oh my god!"

Berikutnya Cas datang, beberapa hal menjadi sedikit lebih jelas, dan Cas mulai berteman dengan Anna. Cas mulai menyadari beberapa hal tentang situasi Anna.

Kisah tentang Anna sendiri kemudian terkuak, dan sekali lagi, gue cuma bisa terbelalak, mengucapkan "oh my god!" dan tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan Anna.

Cerita tidak berhenti di situ, karena ada misteri lain yang kemudian muncul dan harus segera diatasi.


Anna Dressed in Blood bisa dibilang bukan cerita yang biasa gue baca. Dulu, jaman SMP dan SMA, gue suka baca horor. Cerita-cerita karangan R. L. Stine termasuk yang cukup sering gue baca. Tapi kemudian bosen juga. Baru kali ini gue kemudian baca cerita horror lagi.

Enggak inget juga apa yang membuat gue memutuskan untuk beli ini buku. Mungkin karena review-nya pada bilang bagus, atau mungkin karena gue penasaran aja.

Jalan ceritanya sederhana menurut gue, dengan alur yang cukup cepat. Gue suka dengan latar belakang yang diceritakan oleh Cas, membuat semuanya menjadi lebih jelas. Gue juga suka dengan tokoh-tokoh yang kemudian Cas katakan sebagai teman. Dan gue suka dengan cerita Anna.

Yang membuat gue agak terganggu adalah...alasan kenapa Anna tidak membunuh Cas, kenapa Anna bisa memiliki solid form padahal dia adalah hantu. Mungkin gue kelewatan bagian dimana dijelaskan soal kenapa Anna tidak membunuh Cass...I don't know...ntar gue baca lagi deh.

Dari ringkasan cerita, sudah langsung disimpulkan bahwa Cass naksir Anna dan vice versa...cuma kok menurut gue kurang keliatan ya awalnya mereka bisa saling naksir.

Tapi, terlepas dari itu semua, yang menurut gue hanya gangguan kecil, Anna Dressed in Blood menarik untuk dibaca dan gue suka dengan apa yang ditawarkan. Buat yang tau film seri Supernatural, Anna Dressed in Blood mirip Supernatural tapi versi remaja hahaha.

Buku ini masih bersambung di buku 2, Girl of Nightmare, yang besar kemungkinan bakal gue beli juga bukunya.

Grave Mercy - Book 1 His Fair Assasin - Robin LaFevers


Trained as an assassin by the god of death, Ismae is sent to the court of Brittany, where she finds herself underprepared - not only for the games of intrigue and treason, but for the impossible choices she must make.

For how can she deliver Death's vengeance upon a target who, against her will, has stolen her heart?

A dangerous romance full of intrigue, poison and ultimately finding one's way



Jujur, yang membuat gue tertarik dengan buku ini...adalah covernya *blush* dan kemudian ringkasan singkat di covernya. Buat gue, apa yang gue suka seolah-olah ada di buku ini. Romance and suspense. Meskipun targetnya young adults, tapi berhubung tokohnya, Ismae, digambarkan berumur 17 tahun (setidaknya menurut gue sekurang-kurangnya udah 17 tahun), gue ngeliatnya dia sebagai gadis yang udah cukup dewasa.

Ismae digambarkan sebagai gadis yang memiliki kelebihan, karena dikatakan bahwa ia anak Dewa Kematian, God of Death. Sebagai anak perempuan yang dikatakan merupakan anak Dewa Kematian, tentu ada enak dan enggak enaknya. Untuk beberapa tahun, yang Ismae rasakan hanya enggak enaknya, sampai kemudian ia 'diselamatkan' dan nasib Ismae kemudian berubah.

Ismae dibawa ke Biara St. Mortain, dimana ia kemudian dilatih untuk menjadi pembunuh bayaran dan di sinilah kelebihan Ismae diasah, dibentuk, dan dikembangkan. Di sinilah Ismae menemukan 'surga'.

Cerita menjadi lebih kompleks ketika Ismae kemudian harus terlibat dalam intrik politik istana.


Grave Mercy mengambil setting di Britanny tahun 1485-1488, jadi kebayang dong situasi dan kondisinya seperti apa. Mungkin ini juga yang bikin gue agak tertarik. Ditambah lagi, gue suka dengan Ismae, gadis yang punya 'kelebihan' sebagai anak Dewa Kematian. Apa kelebihannya, lebih baik langsung dibaca aja bukunya. Selain itu, tokoh-tokoh yang kemudian muncul di sepanjang buku juga menarik dan tidak sedikit yang memang bikin keki serta menyebalkan. Dari awal Ismae digambarkan sebagai gadis yang meskipun memiliki nasib 'buruk', tetap menjadi gadis independen, dan meskipun kekurangan rasa cinta, ia mau membuka diri akan adanya cinta atau kasih sayang.

Secara keseluruhan, ceritanya sangat menarik, terutama untuk mencari tahu siapa yang ternyata menjadi pengkhianat, siapa yang sebenarnya baik, dan kapan tokoh yang emang bener-bener menyebalkan akhirnya berhasil dikalahkan.

Romance di Grave Mercy, bisa dibilang halussssss sekali, sampai nyaris tidak terasa hahahaha...sesuai dengan situasinya sih, dimana Ismae gradually mulai jatuh hati dengan sosok yang seharusnya ia curigai.

Intrik politik di dalam istana, bisa dibilang tidak terlalu njelimet, cukup jelas sebenernya siapa yang jahat, meskipun siapa yang sungguh-sungguh baik ternyata tidak seperti yang disangka.

Seperti biasa, begitu gue udah mulai baca ini buku, gue nyaris enggak bisa berhenti. Bahkan waktu lagi ke Gandaria City sama Gerrie aja ini buku gue bawa, dan gue baca sampe malam. Selesai 1 hari :D

Bisa dibilang, sesudah baca buku ini, gue jadi tertarik untuk baca buku roman lainnya.

So..meskipun gue beli ini buku memang karena gue tertarik dengan jalan ceritanya, gue puas dengan hasil yang didapat. Gue suka dengan tokoh-tokohnya, dengan jalan cerita yang mengalir dengan mulus dan cepat, dengan roman yang meskipun halus tapi masih bisa dirasakan, dengan intrik politik istana yang THANKS GOD nggak njelimet or terlalu penuh intrik, dan ending yang tentunya happy (sesuai dengan keinginan gue hahahaha). Kesimpulannya...PUAS baca buku ini dan gue enggak sabar untuk nunggu buku 2 dan 3

Thursday, May 17, 2012

The Woman in Black - Susan Hill



Akhirnya ini buku selesai juga gue baca. Mumpung ke Malang dan janji untuk tidak bawa perlengkapan kristik jadinya bisa menyelesaikan buku yang beberapa bulan or waktu terakhir ini tidak tersentuh.

Buku ini bisa dibilang termasuk tipis. Dan kudunya sih cepat dibaca. Tapi...berhubung bacaan ini buatan orang Inggris jadi mau tidak mau agak jadi kendala buat gue. Plus buku ini sepertinya termasuk kategori sastra juga. Kebayang lah pusingnya.

Jalan ceritanya mengambil alur mundur, dan awalnya sempet bikin bingung karena kok ada nama yang berbeda, tapi setelah dibaca lebih teliti terutama setelah sampe abis, baru ngerti kenapa namanya beda. Memang kudu teliti kalo baca.

Yang bikin gue dengan mudahnya mengantuk pada saat baca buku ini adalah karena banyak ya kalimat deskriptif yang buat gue membosankan. Mungkin karena gue bukan jenis orang yang dengan mudah membayangkan sesuatu alhasil ya jadi terkesan membosankan. Yang digambarkannya di sini adalah situasi, ekspresi, bahkan sampai perasaan.

Gue cukup amazed dengan satu kalimat yang isinya menurut gue adalah kata sifat dan satu kalimat itu merupakan juga satu paragraf. Gue sampe baca dua kali untuk memastikan.

Semua bilang buku ini seram, tapi kok pas gue baca enggak berasa serem ya? Mungkin ada hubungannya dengan bahwa ini buku bahasa Inggris. Cukup berasa tegang sih, meskipun bacanya sempet terputus-putus. Andai bacanya non-stop, pasti bakal lebih berasa tegang. Dan karena cukup deskriptif, jadi cukup berasa lah cuaca yang digambarkan di buku ini hahaha...

Tapi memang harus diakui, begitu gue selesai baca buku ini...sempet misuh juga sih hahaha...karena bener-bener enggak diduga.


Sekarang sih penasaran sama filmnya.

Saturday, May 5, 2012

The Avengers


Jujur, awalnya gue enggak tertarik untuk nonton ini film. Meskipun gue udah nonton dan suka dengan Iron Man, dan juga udah nonton Thor, tapi awalnya gue enggak tertarik dengan The Avengers ini. Tapi, setelah liat trailer filmnya....gue langsung tertarik! Dan keinginan gue akhirnya tercapai!

So....hari Jumat, kemaren sih itungannya karena sekarang udah masuk tanggal 5, gue janjian sama Yan dan Gerrie untuk ketemuan di PI. Iseng aja. Pas juga Gerrie tadi Yoga di daerah Sarinah situ. Pas lagi nunggu Gerrie di Periplus, bokap telpon dan bilang supaya gue pulang bareng nyokap yang memang juga lagi di eX karena kantornya nyokap, Credit Suisse lagi mentraktir klien-kliennya nonton The Avengers di
The Premiere. Jadi gue bisa pulang bareng. Langsung gue telpon nyokap dan bilang kalo gue juga lagi di PI jadi ntar bisa pulang bareng.

Kita dinner di Urban Kitchen saja tadi. Makan Hong Kong Street, yang sepertinya bakal gue kunjungi lagi next time gue ke sana. Doyan bo! (eh jadi inget ada makanan yang tadi gue bawa pulang belum dimakan!) Selesai makan dan ngobrol, rencananya gue mau ke Marks & Spencer untuk liat baju. Tepatnya nanya opini Yan dan Gerrie. Eh nyokap telpon dan bilang bahwa ada sisa tiket! OMG! Kita langsung bergerak menuju eX!

Pucuk dicinta ulam tiba! Akhirnya gue, Yan, dan Gerrie berhasil nonton The Avengers di The Premiere, GRATIS!! Oh yes!! Mana kursinya recliner pula! Maklum, baru pertama kali nonton di Premiere soalnya hahaha...jadi yah gitu deh hahaha...orang tadi aja sempet bingung gimana caranya supaya kursinya bisa recline gitu...untung Yan tau, kalo enggak....wah...bengong aja kali hahahaha.

Now about the movie. KERENNNNNNNNNNN!!!! Film yang menurut gue wajib tonton. Bahkan bagi mereka yang enggak gitu mengikuti film tokoh-tokoh The Avengers, tetep bisa menikmati film ini. Dari tokoh-tokoh The Avengers ini, gue cuma nonton Iron Man dan Thor. Captain America dan Hulk enggak gue tonton sama sekali filmnya.

Yang gue (dan Gerrie) suka adalah komputer yang ada di film ini. Kita berdua bisa terpana ngeliat komputer dan teknologi yang ada di film ini, bener-bener mupeng abis.

Selebihnya, murni hiburan. Dan gue seperti biasa, ikutan 'heboh' setiap kali ada yang terbanting, terlempar, atau tertabrak (atau dibanting, dilempar, ditabrak). Terutama waktu adegan Hulk berantem sama Thor. Man!! Keren abiss!!

Dan membicarakan Hulk...oh man!!! He's so funny!!!! Gue sampe sekarang masih ketawa-ketawa kalo inget adegan Hulk dengan Loki (if you see the movie you'll know what I mean) dan adegan Hulk dengan Thor sesudah mereka kerja sama menjatuhkan musuh bareng (again, if you see the movie you'll know what I mean). Beneran deh. Hulk buat gue bener-bener jagoannya di sini. Iron Man bisa saja yang menjadi 'tokoh utama', tapi Hulk....unbeatable. Ya iyalah!!

Dan inilah yang membuat gue memutuskan untuk menulis blog malam ini. Seperti yang gue bilang di postingan sebelumnya, Hulk inspired me!

Menyinggung soal Iron Man, entah cuma gue dan Gerrie yang 'ngerti' sarkasme Tony Stark jadi kita ketawa-ketawa sendiri, atau memang omongan Tony Stark yang terlalu sarkastik? Soalnya gue dan Gerrie merasa cuma kita berdua yang tertawa-tawa, sedangkan yang lainnya cuma diem aja.

Ada satu adegan yang menurut gue merupakan adegan kunci. Buat yang nonton Iron Man, Thor (dan mungkin juga Hulk serta Captain America) mungkin ngerti. Kematian salah satu agen mereka, agen yang mungkin tidak begitu penting, tapi menurut gue inilah yang membuat mereka akhirnya bisa berusaha untuk bersatu. Selain memang karena mereka kudu membela Bumi.

Hoki banget gue bisa nonton ini film. Dan mungkin next time gue bakal meluangkan waktu untuk nonton itu Captain America hahahaha....

Mirror Mirror


WOW!!! Tau-tau udah masuk bulan Mei?? Where have the days gone by? Hahahaha just kidding. Hari-hari habis digunakan untuk ngerjain kristik. Kebetulan lagi ada proyek dadakan...maksud hari mengerjakan hanya dalam waktu 7 hari, terpaksa molor karena sempet 'off' dua hari akibat pergi jalan-jalan hahaha..jangan blogging, baca buku aja enggak sempet. Padahal beli bukunya tetep jalan terus.

Anway, 26 April kemaren gue sempet nonton Mirror Mirror bareng sama Yosi. Dari kemaren-kemaren pingin nulis...tapi tertunda mulu. Baru sekarang sempet nulis. Itupun karena gue terinspirasi untuk menulis. Hulk yang memberi inspirasi. Kenapa Hulk? Silakan baca postingan berikutnya ya :D

Secara keseluruhan, gue suka sama ini film. Ada romance, action, dan comedy. Entertaining menurut gue. Tokoh favorit gue? The Evil Queen. Kenapa? Karena menurut gue dia sangat pasif-agresif sekali!! Apa itu pasif-agresif? Pasif-agresif itu singkatnya adalah orang yang melakukan tindakan agresif dengan bertindak pasif. Singkatnya lagi, paling bisa bikin orang merasa bersalah.

Bisa dibilang gue terpesona dengan kalimat yang keluar dari mulut The Evil Queen. Menyakitkan, tapi dengan kata-kata yang bisa dibilang halus. Tersirat banget.

Soal the seven dwarfs...mereka jelas-jelas menghibur banget. Beberapa dari mereka wajahnya cukup familiar, meskipun tidak semua. Setiap ada mereka, bisa dibilang adegannya bakal seru.

Seperti yang gue bilang, secara keseluruhan film ini menarik. Lucu, romantis, dan seru. Menghibur lah. Tapi...ada kalanya gue merasa filmnya agak-agak jayus, klise, dan datar. Dan meskipun gue menyuka The Evil Queen...there's something about Julia Roberts yang menurut gue agak kurang pas dikiiiiiiit dengan tokoh tersebut.

Jadi ya...secara keseluruhan filmnya menarik, tapi kalo dianalisa per bagian...agak-agak kurang. Yang pasti sih menghibur :)

Oh...yang amat sangat mengganggu gue adalah teks terjemahannya. Subtitle nya banyak salah!! Jadi kayaknya harus pasang telinga juga deh ya untuk nonton film ini.


Wednesday, March 28, 2012

Hunger Games - The Movie


Tadi siang gue berhasil nonton Hunger Games. Well...mungkin kata "berhasil" kurang tepat, kesannya selama ini ada banyak hal yang menghalangi gue untuk nonton tuh film. Intinya sih, tadi siang gue nonton Hunger Games.

Seperti yang sudah diketahui banyak orang, terutama mereka yang rajin ke toko buku, penggemar buku, dan juga penggemar film, pasti udah tau kalo film ini berdasarkan buku karangam Suzanne Collins dengan judul yang sama.

Buku Hunger Games merupakan trilogi, diawali dengan Hunger Games, diikuti dengan Catching Fire, dan ditutup dengan Mockingjay. Berhubung tema ini buku adalah distopian, alhasil ini buku enggak gue baca. Buat mereka yang mengenal diriku, udah jelas tau kalo seorang Ze cuma seneng baca yang happy. Dan distopian, meskipun endingnya happy, tetep termasuk kategori gloomy buat gue.

But nevertheless, gue tau kalo ini buku booming banget dan bakal dibuat filmnya. Nah kalo film...bolehlah ditonton hahaha...

Cuma tetep aje...film belum ada separo gue udah bbm Mia untuk minta spoiler hahaha...gubrak gak sih!! Gue udah tau sih siapa yang jadi tokoh utamanya, siapa yang jadi pasangannya (tetep Ze...yang dicari romance-nya) dan langsung pingin tau tokoh yang jahat siapa hahahaha...

Gue enggak akan bahas sinopsisnya karena udah banyak di internet sono. Buat gue yang belum pernah baca bukunya, gue cukup bisa mengikuti jalan ceritanya. Ada sih beberapa pertanyaan, seperti kenapa awalnya sampe ada perlawanan dan kenapa Hunger Games kemudian dibilang sebagai sesuatu yang justru menyatukan mereka. Oh dan apa arti "hormat" mereka (3 jari diangkat). Semuanya pertanyaan penting-gak penting sih, yang kalo kita tau ya bagus, kalo enggak tau ya enggak gitu pengaruh ke jalannya cerita juga.

Mungkin ini perasaan yang dialami mereka-mereka yang nonton Harry Potter tapi enggak baca bukunya hahahah.

Film ini dengan sukse bikin gue nonton sambil tutup mata (adegan Rue karena Mia bilang tragis jadi gue tutup mata, siap-siap dan adegan terakhir di hutan, with the dogs). Belum lagi adegan yang bikin gue terbengong-bengong (adegan awal THE game dimulai), atau terkejut-kejut (ketika tuh anjing tiba-tiba muncul), bahkan sampe ikutan nangis (Rue. Padahal adegannya sebentar tapi bisa bikin para penonton nangis bo!! Again...membuatku teringat akam Harry Potter 7).

Ceritanya memang cukup menegangkan, banyak adegan yang bisa dibilang sadis (meskipun enggak gitu jelas banget ya, but you'll get the idea), dan meskipun dihiasi dengan pakaian yang warna-warni, ke-gloomy-annya tetep terasa (opo tho Bahasa Indonesianya yang bener?).

Mia nanya apakah abis nonton gue jadi tertarik untuk baca bukunya? Gue bilang sih enggak hahaha. It's still a dystopian stories. Tapi harus diakui bahwa gue memang jadi penasaran. Untung aja pada saat film ini rilis, trilogi Hunger Games udah selesai. Kebayang betapa "stress"nya gue andai ini cerita belum selesai. Kayak waktu film Harry Potter 1 main, buku 7 jadi aja belum hahaha....

Jadi...filmnya bolehlah....jalan cerita oke, action seru, bikin kaget, bikin sedih, bikin keki (salut buat yang jadi Cato!), ada love story-nya juga. Komplitlah :) Udah baca atau belum bukunya menurut gue enggak jadi masalah.

Taon depan, seandainya Catching Fire bakal main, besar kemungkinan gue bakal nonton lagi.

Trakhir I leave you with the quote "Happy Hunger Games. May the odds be ever in your favor."






ps: written in my iPod :)

Thursday, March 22, 2012

Mainan Baru...iPod Touch


Beginilah jadinya kalau punya barang baru atau mainan baru. Yang lainnya jadi LUPA!! Lupa ngeblog, lupa baca buku, sampe lupa bikin kristik.

Seperti yang udah gue ceritakan di postingan sebelumnya, akhirnya gue berhasil beli juga ini iPod Touch 4th Gen, 32GB. Timingnya bisa dibilang cukup pas, karena apple ngeluarin yang warna putih. Cocoklah dengan BB Gemini gue yang warna putih juga.

Dan dimulailah 'obsesi' gue akan apple app. Mengingat di rumah memang sudah ada iTunes (ada iPod Nano 2nd Gen di rumah yang gue pake), alhasil memang mau install app juga lebih mudah.

Kalo ditanya, gue pake iPod untuk apa...jawabannya...dipake untuk main. Hahahaha....parah banget dah! Soalnya, meskipun memang gue masukkin lagu, tapi setiap kali pergi gue masih dengerin pake iPod Nano gue. Jadi ya...kayaknya iPod Touch ini memang lebih banyak dipake untuk main.

Lambat laun, sama seperti hal-hal lainny, lama kelamaan toh udah enggak berasa baru lagi :D Dan gue mulai mengexplore hal-hal lain atau app lain yang cukup menarik untuk diinstall.

App apa aja yang ada di iPod gue? Dari yang standard seperti FB, Twitter, Skype (yang langsung gue praktekkan dengan melakukan Skype dengan Dito!!), sampe yang berhubungan dengan pelajaran Bahasa Korea :D

Dan semua tentu saja gratis hahahaha


Dan bukan Ze namanya kalau enggak ada Cinderella di dalamnya hahahahaha....


Or some Disney :D

Beberapa app yang belum lama ini gue install adalah "SplitTheBill", "Spendings", dan "Grocery Gadget".

SplitTheBill sesuai dengan namanya ya memang untuk membagi tagihan. Buat gue, yang lumayan sering pergi makan bareng temen-temen, dan (biasanya) gue yang bayarin dulu, app ini lumayan membantu. Memang sih, bisa aja langsung dibagi sesuai dengan jumlah orang, tapi kadang kan kita bayar sesuai dengan apa yang kita pesan. Hopefully app ini bisa membantu.

Spendings, again, sesuai dengan namanya mencatat pengeluaran kita sehari-hari. Berhubung masih baru, jadi gue cukup rajin nyatet...enggak tahu kebelakangnya gimana hahaha...

Grocery Gadget, well...ini sih cuma iseng doang. Maksudnya sih untuk daftar belanjaan. Yang bikin gue seneng sih, di app ini bisa masukin barcode barang-barang yang kita beli, dan otomatis nama barang itu akan muncul. TAPI tentunya barang-barangnya kudu barang-barang yang ada di luar sono dan kita konek dengan internet. Kalau ternyata enggak muncul...ya masukkin aja sendiri namanya. Plus bisa masukkin juga foto barang tersebut (foto ndiri) dan juga harganya. Kalo rajin sih...setidaknya jadi tahu kita bakal butuh berapa duit untuk belanja.

Ada banyak macamnya lha pokoknya untuk hal-hal yang seperti ini. Seru aja gitu untuk diinstall.

Nah yang cukup seru dan bikin gue jadi lebih seneng adalah...karena di sini ada iBooks. Nyokap kemaren udah beli iRiver, e-book reader. Gue...pingin juga sih hahaha...naksir Kindle Fire, yang harganya kurang lebih sama dengan iPod Touch ini...tapi gue lebih milih beli iPod Touch, biar lebih multifungsi.

iBooks, merupakan e-book reader bawaan apple. Jadi kayaknya ada di iPhone maupun di iPad. Untuk kenyamanan, tentu lebih enak baca di iPad, karena jauh lebih besar. Tapi mengingat gue suka banget baca fanfic di BB, jadi rasanya baca e-book di iPod Touch, enggak ada masalah.


iBooks, sama seperti e-book reader lainnya, menggunakan dua format, .pdf dan .epub; kecuali Kindle ya...sepertinya dia punya format sendiri, tapi tetep bisa baca .pdf dan .epub. Berdasarkan pengalaman, paling enak itu baca buku dengan format .epub. Kenapa? Karena dengan format .epub, kita bisa mengecilkan maupun memperbesar font. Sedangkan kalo format .pdf, yang bisa kita perbesar hanyalah tampilan layar keseluruhan. Jadi anggap aja kalo dengan .epub itu hampir sama seperti kita memperbesar font di MSWord, sedangkan kalo .pdf itu hampir sama seperti kalau kita memperbesar foto. Kebayang 'kan mana yang lebih enak?

Salah satu keluhan membaca buku di iPod ini adalah...warnanya yang terlalu terang. Apalagi untuk orang yang kayak gue, baca buku di kamar yang udah gelap, sambil siap-siap tidur, sinar dari iPod lama-lama memang bisa bikin mata pedes. Tapi kemudian ini toh bisa diakali :). Salah satunya adalah dengan mengurangi kadar Brightness dari iPod itu sendiri (ada di bagian Setting), dan kedua dengan mengubah tampilan 'theme' e-book yang kita baca.


Lumayan 'kan :D
Membuat kegiatan membaca gue agak sedikit terbantu. Kemaren gue dengan sukses selesai membaca buku J. D. Robb yang paling baru, Celebrity in Death di iPod ini.

Oh satu hal lagi yang menarik hati gue! Di iPod ini ada app Newstand, yang awalnya pingin gue delete tapi enggak bisa. Jadi gue sengaja meletakkan posisi app ini berada di paling belakang. Tapi kemudian, memang yah...gue ini paling enggak boleh bilang sebel, kualat bo!

Beberapa waktu lalu, gue nyari apakah ada app untuk Cross Stitch. Ternyata memang ada, tapi nyaris semuanya bayar. Termasuk juga di dalamnya adalah majalah Cross Stiitcher, yang (gara-gara Mia) cukup rajin gue beli. Karena udah tau bahwa majalah ini pasti bayar, jadilah enggak gue install. Tapi kemaren, iseng, gue install. Dan...hieh...jadi suka hahahaha

Bisa dilihat, bahwa ada 2 majalah kristik di sini, Cross Stitcher dan Cross Stitch Collection. Dua-duanya dijual di sini, dan kadang gue juga beli dua-duanya :D

Each edition dijual $4.99, sedangkan kalau langganan harganya beda lagi. Cukup murah sih, dibandingkan harga majalahnya bener, dijual Rp 119.000. Harga di Singapore lebih murah sih...sekitar 90-an ribu kalo enggak salah.

Setelah gue instal dan gue liat-liat, ternyata dia ngasih edisi gratis untuk diunduh! Yeay! Setidaknya gue jadi bisa liat, andai memang beli, kayak apa sih tampilannya.



Dan cukup menarik juga lho hehehe....




Tentu semuanya bisa diperbesar hingga menjadi lebih jelas.


Kelebihannya, selain lebih murah, jadi enggak terlalu banyak makan tempat juga di rumah. Cuma makan memory hahaha...

Kekurangannya, jadi enggak bisa ditandai mana yang sudah kita buat dan mana yang masih belum. Kalau bikinnya non stop sih masih lumayan lah. Tapi kalau kemudian kepotong-potong...wah agak ribet sepertinya.








Dan tadi gue dapet notification bahwa edisi terbaru Cross Stitcher udah keluar. WOW!! Langsung gue liat. Bagusnya lagi adalah, dia ada fungsi preview yang mengijinkan elu untuk ngeliat apa sih isi majalah edisi kali ini. Dan kita bisa lihat seluruh majalah tersebut, bukan sekedar sebagian aja. Jadi, andai pola-pola yang ditawarkan edisi kali ini kurang menarik, ya udah enggak usah beli. Enak ya!! Hahahaha...gue jadi kayak promosi gini coba!

Yah...ini sekilas (sekilas kok panjang bener!) tentang mainan baru gue :D Gue enggak ngebahas soal mainan-mainan gue yang banyaknya ajubile!! Apalagi setelah kemaren dikasih mainan yang udah diinstall sama Gerrie. Gue jadi minjem apple id-nya Gerrie deh. Tapi ya seru lah.

Gue sih masih nyari app lain yang unik-unik. Terutama yang memungkinan buat gue untuk nulis-nulis...sembari naro foto juga...yah mirip blog ini lah...tapi hanya untuk di iPod. Dan gratis. Ada yang bisa bantu mungkin :D

Wednesday, March 21, 2012

iPod Touch


Well....mari kita mencoba menulis blog langsung dari iPod Touch ini. Kemaren, app Blogger ini memang sengaja di install dengan harapan gue majin rajin nulis blog. Tanpa di depan PC pun jadinya kan bisa tetep nulis.

Berhubung kemaren-kemaren dulu udah semper "belajar" ngetik pake touchpad, lama-lama jadi terbiasa juga. Tetep lebih enak pake keypad biasa sih, tapi paling gak sekarang udah jauh lebih mending dibandingkan dulu.

So...postingan kali ini sedikit saja. Karena toh sekedar mencoba saja. Mungkin abis ini bakal posting lagi, tapi dari PC.

Requiescat in Pace Oma


Oma gue, Margaretha Maria Mariana Jusup meninggal hari Rabu, 7 Maret 2012, di usianya yang ke-84. Udah 2 tahun terakhir ini memang Oma cuma bisa di tempat tidur doang. Mau ngapa-ngapain juga udah enggak bisa. Makan aja udah pake sonde (selang). Kalau diinget-inget, untung juga sih Tz waktu itu ngotot supaya kita (para cucu) bikin acara ultah Oma ke-82 dengan sedikit lebih meriah.

Tanpa bermaksud buruk atau apa, tapi bisa dibilang gue dah punya feeling Oma bakal meninggal. Menurut rencana gue, hari Rabu itu gue mau ke Plaza Indonesia/Grand Indonesia untuk ngecek tiket Disney on Ice. Hari Selasa gue dah bikin janji sama Yosi. Tiba-tiba Papa bilang kalo kudu ke rumah Oma, karena katanya Oma sesek napas.

Ya sudah, pergilah kita berdua. Tanpa pikiran apa-apa, tanpa ketakutan apapun. Tanpa bermaksud meremehkan, yang kayak beginian bukan hal baru lagi. Baru nyampe rumah oma, nyapa oma, kemudian duduk di sofa, tiba-tiba aja di kepala gue muncul pikiran, "Besok alamat gak pegi nih gue...Oma meninggal." Seperti yang gue ceritain Gerrie kemaren, abis pikiran itu muncul gue mencoba untuk mencari perasaan gue....apa ada perasaan takut, cemas, atau apa...ini enggak ada. Kosong. Ya udah, gue abaikan.

Pas lagi di sana, Oma memang susah napas, banyak slem sepertinya. Jadi kayak orang lagi pilek gitu lho. Kalau kita-kita yang masih sehat 'kan bisa secara otomatis mengeluarkan riak, nah karena Oma dah sakit jadi susah. Jadilah kudu di-suction. Selesai di-suction, baru napasnya enggak lagi bunyi (tadinya bunyi), tapi memang napasnya beratttt banget. Begitu napasnya dah gak bunyi, ya udah dong...pikir gue udah selesai. Pulanglah gue sama bokap.

Malam pas mau tidur, gue baru tidur jam 4, baru matiin lampu, tau-tau sekali lagi gue ngebatin, ,"Besok alamat enggak pergi nih gue." Dan langsung tidur.

Pagi-pagi dah dibangunin, nyokap bilang kalo kudu ke rumah Oma. Pas gue tanya, nyokap langsung bilang, "Oma meninggal." Respon gue cuma, "Aduh!" Gubrak banget gak sih?! Hieh...

Ya sudah, langsung buru-buru mandi, untung inget bawa kamera. Karena bokap baru inget soal kamera pas udah di tol.

Istrinya Om gue, yang memang rumahnya di daerah sana, dah langsung nyampe duluan. Oma gue dah dimandiin, lagi di dandanin, dan abis itu dipakein baju. Trus pas mau dipakein lipstick, lipstick gue aje yang dipake :) jadi inget waktu guru gue meninggal juga pake lipstick gue hehehe.

Pemikiran bahwa Oma meninggal bukan sesuatu yang....baru ya. Mengingat kondisi Oma belakangan ini, tiap kali kita berdoa bareng juga permintaannya udah bukan minta supaya Oma disembuhkan lagi. Tapi lebih kepada menyerahkan semuanya ke dalam kuasa tangan Tuhan. Menyerahkan semuanya kembali ke Tuhan. Tapi toh tetep aja pas harinya, air mata tetep mengalir dengan deras.

Prosesnya sendiri bisa dibilang berjalan dengan lancar. Surat kematian langsung diurus, orang lingkungan maupun warga RT/RW dengan cepat membantu. Bahkan sampe ikut membelikan makanan buat kita-kita. Cukup tersentuh juga gue. Ambulance kemudian langsung dipesan, Rumah Duka Carolus juga langsung dibooking, dan untungnya sedang sepi dan Oma bisa disemayamkan di ruangan yang sama waktu Opa dulu meninggal.


Ada kejadian 'lucu' waktu Tutup Peti. Selain sepupu gue yang cowok, gue juga ikut ambil foto. Hasil punya sepupu gue lebih bagus hehehe...dua foto yang ada ini hasil jepretan dia. So anyway, acara Tutup Peti itu udah pasti menguras air mata banget. Nah gue, biar muka dah jelek karena nangis, air mata mengalir dengan deras di pipi, tapi tangan tetep megang kamera dan gue masih jepret sana jepret sini. Hieh....

Misa Requeim diadakan malam itu, 7 Maret 2012.
Misa Tutup Peti, tanggal 8 Maret 2012
dan Misa Pelepasan Jenasah dan Penguburan, tanggal 9 Maret 2012, di Pondok Ranggon.

3 hari yang menguras emosi dan juga tenaga. Selesai dari kuburan, kita semua kembali ke rumah Oma. I still called it Rumah Oma. Malah pas masuk rumah, gue masih 'menyapa' Oma :) begitupun pas pulang. Small things...yang enggak tau kapan bakal brenti.

Dan hari Selasanya, tanggal 13 Maret, ada Ibadat Sabda, 7 Hari Oma meninggal di rumah Oma. Sekali lagi, acara berjalan dengan lancar. Tinggal nanti, acara berikutnya 40 Hari Oma meninggal.

Sedih sih...sampe sekarang pun kalo diinget-inget kemaren masih bisa nangis sendiri. But at least Oma sekarang dah sama Opa :D

March....so far.

Kegiatan Maret diawali dengan pertunjukkan Java Jazz 2012. Taon lalu dapet tiket gratis untuk nonton hari Minggu. Taon ini, beli pake BNIcard punya Bibie, buy one get one free. Jadi...lumayan lah. Dan taon ini, nonton hari Sabtu, which was a good thing karena ada Lura Fygi dan The Manhattan Transfer.

Dibandingkan taon lalu, kali ini kita tidak terlalu kalap soal makanan hahaha...meskipun tetep aja abis 100 ribuan untuk makan seorang hahaha. But it was fun!!

Seperti biasa, gue bawa kamera...meskipun enggak terlalu banyak melakukan aktivitas merekam video, tapi gue cukup puas dengan kamera gue hehehe


Cukup puas lah dengan Java Jazz ini. Dan mengingat peristiwa waktu nonton Wicked, dimana gue memutuskan untuk membeli merchandise SEBELUM acara dimulai, kali ini pun juga begitu. Begitu dateng, langsung browsing makanan (like always) dan kemudian kita nonton Depapepe 2 lagu (karena ngejer show-nya Laura Fygi) abis itu langsung beli kaos gue :D


Semoga next year bisa kembali nonton Java Jazz lagi!

Hari Sabtu nonton Java Jazz...Minggu liat pameran komputer. Gue beli ipod touch!!! YEAYYYY!!! My dream finally come true hahaha. Dah ngincer dari taon lalu, akhirnya pas taon ini keluar yang putih pula!! Kembar deh, sama-sama putih, dengan BB...meskipun sekarang dikasih casing merah sih hehehe..tapi toh depannya tetep putih. Gak bisa beli ipAd atau iphone...ipod touch pun jadi!! :D

Dan sekarang...it goes wherever I go hahaha

Di pameran itu, kita cuma ada di satu hall, tapi dari jam 11 sampe jam 3 sore aja di situ! Gubrak dah!

Seneng banget bisa punya ipod...apalagi di rumah ada wi-fi...alhasil jadi lebih bisa maksimal menggunakannya...hehehe...tapi kalo lagi keluar emang 'mati' sih, karena kudu nyari wi-fi dulu hahaha...

Tenang...lagi bujuk nyokap untuk beli ipad2, mengingat ipad3 udah rilis hahaha....



Hadir!!

Huahhhh!!!! Gila!!! 3 months missing in action! Sooo sorry. Biane... Padahal banyak banget kejadian selama 3 bulan ini. Ya iyalah. 3 bulan bo!

Yang pasti sih, kenapa kemaren-kemaren dulu (akhir 2011) jarang banget nge-blog, tidak lain dan tidak bukan karena sibuk dengan kristik. Nyaris setiap hari ngerjain kristik... or doing something else hahaha...tapi memang itu sih alasan utamanya.

Ok...let's start with January...

Ingrid pindahan dari Mustika ke apartemen...yang mana gue lupa namanya hahaha. Gue, Yan, dan Rany hari itu jadi kuli for a day. Meskipun pekerjaan terberat tentu dilakkan oleh Yan dan Angga hahaha. Gue sewa sopir untuk hari itu, jadi bisa bawa mobil. Lumayan lah untuk angkut-angkut. Innova memang mantap!! :D

Imlek, seperti biasa kumpul di rumah oma. Gue, selain ngasih angpao (gabung bareng Tz) juga bikinin kristik seorang satu. Gambar shio, karena waktu itu dapet polanya dari majalah. Gak besar, cuma sekitar 8x8 cm-an gitu. Masing-masing sepupu dapet 1. Gue sampe begadang, karena ternyata dua hari enggak kelar hahaha...abis pake acara 'kesela' ke mall dulu sih...jadinya enggak kelar deh. Ada satu yang gue kerjadin di mobil, dari perjalanan ke rumah sampe Pondok Duta. I'm so proud!! hahahaha....


February...nothing much...I just went to Singapore with Lisa hahahahaha. Pembicaraan ke Singapore sebenernya sudah ada dari Desember tahun lalu. Gara-garanya pingin nonton Wicked. Akhirnya pergi juga tanggal 8-10 Februari kemaren. Sapi yang urus tiket dan penginapan, karena dia yang belum lama ini udah pergi ke Singapore (gue terakhir ke Singapore itu tahun 2003 bo!), sedangkan gue yang urus tiket Wicked.

What can I say? I LOVE IT!!! Gila bener dah! Gue ternyata bener-bener suka dengan Singapore! Suka dengan shoppingnya hahahaha. Hari pertama bener-bener ngukur jalan! Kaki sampe pegel banget. Sangking gak biasanya jalan segitu jauh. Tapi puas...meskipun kalo ada waktu masih mau sih balik lagi hahaha.

Sayang...gue kurang puas ke Kinokuniya. Mungkin karena udah keburu capek, atau karena gue ngerasa toh di Jakarta juga gue bisa beli buku-buku itu. Enggak ada yang mendesak untuk gue beli di sana. Tapi sempet beliin buku untuk Papa yang minta dibeliin buku tentang Chinese Knotting. Sempet beli J. D. Robb juga, karena lama banget masuk sini. Dan kemudian beli majalah kristik, yang ternyata lebih murah 10-20rb dari sini. Sayang enggak sempet nyari pola-pola kristik lainnya. Gue bener-bener lupa.

And about Wicked...WOW!!! Gue sampe harus memastikan bahwa yang gue tonton itu adalah live action on stage hahaha...bersih banget suaranya!! Keren pula!! Dan di sinilah gue mengakui bahwa gue kalap belanja :D

Untung banget Sapi usul supaya berangkat lebih awal. Jadi, sempet lah foto-foto bentar (enggak banyak foto pas ke Singapore ini...), oh btw I LOVE MARINA BAY SANDS!!! Man! That mall!! Itu baru namanya mall! Meskipun suer kagak ada yang bisa dibeli hahahhaha.



Back to Wicked. Merchandise store-nya buka jam 6. Begitu udah jam 6 gue langsung ke tokonya. Mereka lagi naro-naro barang gue dah mulai milih-milih mana yang mau gue beli...dan siapa aja yang bakal gue beliin. Untung juga gue enggak langsung beli, sempet liat-liat dulu, karena kemudian ada staff yang naro payung!! Dan katanya, payung ini baru dateng, alhasil gue langsung beli. Gue kayaknya seneng banget sama payung ya...oh well... Untung (lagi) sebelum pergi gue dah nuker duit, jadi gue bisa belanja dengan agak leluasa hehehe...harus gue akui...gue kalap hahahaha.

Hieh...I love shopping :D

Bahkan di Changi pun masih belanja lagi...menghabiskan sisa-sisa SGD trakhir hehehe...



Maret....hm...berhubung sekarang masih bulan Maret...mungkin lebih baik kita buka postingan baru aja kali ya hahaha....

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com