Thursday, December 30, 2010

Bacaan


Wah...bulan Desember dah mau berakhir tapi gue cuma 'berhasil' nulis blog di bulan ini 3 postingan (4 dengan postingan ini)? Oh well...lumayan banyak cerita sebenernya...tapi mungkin karena sudah berlalu, gue jadi males nulis.... Hm...let see if I change my mind for later.

Anyway...

Terinspirasi dari blog nya Mia yang menulis tentang buku yang dia baca di tahun 2010 kemaren (let's pretend 2010 is over), gue jadi kepingin ikutan untuk nulis buku apa aja yang udah gue baca selama 2010 kemaren. Tapi sayang, berhubung gue enggak pernah nyatet buku apa aja yang udah gue baca PLUS there are so many books that I already read, jadi ya agak susah juga untuk merangkum semua itu.

Meskipun begitu, setidaknya membuat gue jadi terinspirasi untuk setidaknya menuliskan SEMUA judul buku yang berhasil gue baca untuk tahun 2011 besok. Dan seperti biasa, mencoba menuliskan resensinya (untuk buku yang menurut gue emang bagus) di blog ini.

Sedikit 'tersentil' juga dengan komentar Mia :D soal beli buku. Hahahahaha...dia berhasil tidak beli buku selama buku yang belum selesai dibaca habis terbaca. Sedangkan gue...oh well...enggak bisa seperti itu ;) Pingin banget sih bisa seperti Mia, yang enggak beli buku dulu selama masih ada buku bacaan. Soalnya emang di rumah lagi banyak banget buku yang udah dibeli tapi belum dibaca. Mungkin karena dulu, pertama kali kenal dengan toko buku Bahasa Inggris dan mulai berani baca buku Bahasa Inggris, sering banget kalo ketemu buku yang seri atau disukai dan enggak langsung dibeli, tuh buku begitu dicari udah keburu menghilang. Alhasil sekarang kalo liat buku yang menarik, dan terlihat agak-agak langka (terutama seri) gue lebih memilih untuk langsung beli. Konsekuensinya...banyak banget buku numpuk belum dibaca. Hieh...dilema.

Jadi...yuk mari kita sukseskan program MENCATAT buku yang berhasil gue baca di tahun ini hahahahaha....dan menuliskan resensinya di blog ini juga. At least soal menulis resensi buku, untuk tahun ini udah lumayan banyak juga ya :D

Oh well...mau bilang apa...I just LOVED books!

Wednesday, December 22, 2010

Both Sides


I've looked at life from both sides now
From win and lose and still somehow
It's life's illusions I recall
I really don't know life at all
It's life's illusions I recall
I really don't know life
I really don't know life at all

"Both Sides Now" - Hayley Westenra

So...udah lama enggak nulis di blog, padahal cukup banyak yang mau diceritain...dari soal pesta ultah sama temen-temen di Huiz Trivelli, sampe kawinan sodara tanggal 11 Desember kemaren, sampe soal tadi pergi sama another best friend who just came from Australia. Tapi berhubung belum ada fotonya (dan gue agak-agak OCD kalo soal ngoceh tanpa foto, akhir-akhir ini sepertinya begitu) alhasil belum banyak cerita.

But...entah mengapa, dari awal Desember kemaren sampe sekarang (menjelang akhir Desember, mendekati Tahun Baru), satu topik yang terus menerus muncul di kepala gue. Both Sides. So...I'll try to talk about it.

Ngobrol itu ternyata menyenangkan :) sekaligus juga menambah pengetahuan/ilham. At least itu yang gue dapet berdasarkan obrolan dengan beberapa temen gue, baik secara perseorangan atau beramai-ramai. Tentu, beratnya perbincangan perseorangan agak sedikit lebih berat dibandingkan kita ngobrol dengan banyak orang, meskipun belum tentu, karena suatu kali pun kami pernah mengalami yang namanya "quality time" bersama-sama.

Salah satu bahan obrolan yang tiba-tiba muncul di kepala gue adalah soal hidup. What else?

Adalah hal yang lumrah kita memandang hidup orang lain terlihat 'lebih' dibandingkan kita. Lebih baik, lebih kaya, lebih cantik, lebih pintar, dan sebagainya. Dan dari pandangan yang sepihak itu lambat laun bisa muncul, kalau lagi kena iseng setan, yang namanya perasaan iri. Sebesar apa rasa iri/cemburu itu, gue rasa kembali lagi sama seberapa besar kita menilai perbedaan antara diri kita dengan orang yang kita nilai lebih itu.

Salah seorang temen gue, bisa dikatakan memiliki tingkat hoki/luck yang tinggi. Hampir apapun yang dia mau, dia bisa dapetin. Entah karena kerja keras dia sendiri, yang mana tidak sampai keras sekali, maupun karena bantuan orang. Intinya, apa yang dia mau 90% dia dapet lah. Jadi jelas, hal ini membuat orang yang enggak kenal bakal bisa cemburu/iri, bahkan yang kenal pun tetep bisa iri, dan ujung-ujungnya keluar.."Enak banget ya jadi dia!"

But then again, salah seorang gue yang lain bilang, "Eit...tunggu dulu." Kenapa? Karena ternyata, dan dengan agak malu gue mengakui bahwa gue baru ngeh pas dibilangin, semua itu ada dua sisi.

Oke lah di satu sisi temen gue (anggaplah si A) ini memiliki tingkat hoki yang cukup tinggi di beberapa hal, dia mau apa juga bisa terkabul, tapi di sisi lain, dia memiliki keluarga yang cukup 'berat'. Berat tuntutan, berat keinginannya, dan bahkan temen gue si A ini sampe berujar, "enak ya orangtua lu/keluarga lu/sodara-sodara lu dsb dsb dsb."

Pas denger soal ini mau enggak mau gue jadi mikir, iya ya...enggak bisa kita cuma sekedar ambil/minta yang enaknya aja dong, kita juga mesti ambil yang enggak enaknya, karena biar bagaimanapun juga, semua itu ada dua sisi. Sisi "enak" dan sisi "enggak enak". Kita enggak bisa sekedar bilang, "enak ya jadi dia?" karena sekali lagi, hidup dia bukan sekedar yang enaknya aja.

Nah temen gue yang 'bijak' ini (B untuk 'bijak) bilang bahwa temen dia yang lain (another person, C) termasuk yang bisa dikatakan hoki dalam soal duit (man! I want that!), C ini enggak pernah bingung soal duit. Di saat dia merasa lagi enggak ada duit, pasti ada aja yang tiba-tiba traktir dia makan, minjemin dia duit, bayar utang, atau sekedar ngasih duit. Enak ya?? But then again, tunggu dulu...terlepas dari ke-hokian dia soal duit, sampe sekarang dia masih pingin punya anak dan belum kesampaian juga, padahal udah married cukup lama.

See...everything has two sides.

Dan tadi gue pergi jalan sama temen gue yang lain lagi dan gue tercengang denger cerita dia. As a good friend, I tried not to judge. Gue berusaha mendukung apapun yang dia lakukan dan dia pilih, karena gue tahu dia udah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tetep aja gue kaget. Mata gue seolah-olah terbuka hehehehe...

Seperti yang udah pernah gue bilang ke temen gue yang lain, gue baru ngeh (sebenernya udah ngeh dari lama, tapi lima hari terakhir ini gue sempet 'buta'), bahwa yang namanya pernikahan itu butuh yang namanya KERJA KERAS. Man! ANY form of relationship is need to be WORKED! Enggak cukup tuh yang namanya sekedar bilang "I Love You" ke satu sama lain, karena emang kudu butuh kerja keras, dan kadang kita suka lupa sama yang satu ini. Dan alhasil gue ditunjukkan salah satu 'jenis' pernikahan. (Maklum udah tua, kemaren sempet 'khilaf' iri sama yang udah married hehehehe)

Jadi kesimpulan yang berhasil gue ambil sejauh ini...apalagi kalo bukan BE HAPPY WITH YOUR LIFE!!! Mau seburuk apapun keliatannya hidup lu sekarang ini, mau sebaik apapun hidup lu saat ini, ENJOY IT. Because it's your life! Lu yang ngejalanin, lu yang menentukan, is it good or is it bad. Iri/cemburu gue rasa wajar, namanya juga manusia, tapi kudu inget...semua itu punya dua sisi...kalau berani liat yang bagus, kudu liat yang jelek juga...biasanya kalo udah kayak gitu bakal bisa bilang..."Well at least my life on THAT part isn't as bad as her/him" ... dan biasanya cukup untuk mengembalikan kita pada posisi "I LOVE MY LIFE!"

Saturday, December 4, 2010

Tangled a. k. a. Rapunzel


Tadi akhirnya nonton juga nih film. Di sini judulnya udah berubah jadi Rapunzel. Gue sih lebih prefer Tangled, karena lebih seru hehehe...

Udah tertarik dengan ini film dari awal baca di wikipedia soal info film-film Disney yang akan datang. Makin tertarik setelah liat trailer filmnya...dan akhirnya berhasil juga liat nih film.


AND I'M IN LOVE WITH THIS MOVIE!!!

OMG!!!! Selesai nonton ini film gue cuma bisa senyum-senyum sendiri, sembari menghela napas panjang. Such a sweet and wonderful story!


Oke..mari mencoba membahas soal hal-hal teknis...meskipun gue enggak gitu ngerti juga sih hehehehe. Yang pasti, setiap animasi Disney punya ciri khas gambar yang berbeda-beda, dan setiap tahun biasanya teknik menggambarnya semakin maju. Contoh paling gampang ya perbandingan antara Snow White (dan teman-temannya seperti Cinderella, Alice in Wonderland bahkan Sleeping Beauty) dengan katakanlah Beauty & The Beast (baru nonton dvd yang Diamond edition soalnya hahaha). Gambar di Snow White bisa dibilang keliatan banget animasinya sedangkan di Beauty & The Beast udah agak lebih halus. Yah namanya juga teknologi ya?

Tapi terlepas dari itu semua, setiap animasi Disney itu kurang lebih memang saling beda satu sama lain. Snow White berbeda dengan Sleeping Beauty, berbeda dengan Beauty & The Beast, berbeda juga dengan Lilo & Stitch, dan berbeda juga dengan Princess & The Frog. Tarikan garis di tokoh-tokohnya berbeda, backgroundnya berbeda, bahkan warnanya pun berbeda.

Tangled, sepertinya bisa diliat, juga berbeda. Mengambil model seperti Tinker Bell, Bolt, memanfaatkan komputer grafis, gambar yang disajikan jadi terasa seperti sungguhan.



Ok, enough with the mumbling..."you know how I don't like when you're mumbling" :)....

Tangled bercerita tentang seorang gadis, bernama Rapunzel yang tinggal di menara tinggi jauh dari orang-orang sekitar, karena menurut Mother Gother dunia luar (di luar menara) itu penuh dengan orang-orang jahat. Padahal, keinginan utama Rapunzel cuma bisa keluar untuk melihat lanterns. Dan keinginannya itu mulai nampak akan terkabul ketika muncul Flynn yang tiba-tiba datang ke menara. Dan petualangan pun dimulai.

Dan rasanya seneng aja ngeliat animasi Disney ini penuh dengan lagu. Kembali lagi ke masa-masa dulu layaknya film musikal. Di kepala gue langsung kebayang kalo seandainya dibuat Broadwaynya...kayaknya bakal seru banget. Apalagi waktu ngeliat itu rambutnya Rapunzel yang panjang banget dan waktu dia nyanyi lagu pertama. WOW...mau gak mau gue sih tersenyum-senyum sendiri. And I love the song "I See The Light"!! Oh my God! And the scene is sooo breathtaking!

Gue suka dengan karakter-karakternya, dari Rapunzel, Flynn, Pascal, bahkan Maximum. Malah mungkin Maximum yang mencuri perhatian para penonton. Siapa yang menyangka, seekor kuda (Maximum) bisa mencuri perhatian?

Mata gue agak sedikit berkaca-kaca pada adegan terakhir (nyaris terakhir) karena yah...it's so unexpected. Tapi berpegang teguh pada prinsip Disney "and they lived happily ever after" jadi ya gue yakin bahwa they will live happily ever after :D

Dan harus gue akui, (mungkin) yang bikin gue bener-bener klepek-klepek adalah kata-kata Flynn di akhir film, tentang epilogue mengenai kehidupan mereka berdua. Oh so sweet!!! Hieh...Rapunzel and Flynn .... cute couple...hieh...

So...secara keseluruhan, ini film bener-bener sesuai dengan harapan gue. Dengan tokoh-tokoh yang menarik, loveable; cerita yang ringan namun tetap berkarakter, magical (like always), full of love and happy ending; lagu-lagu yang menarik/lucu; ini film masuk kategori animasi Disney favorit gue.

Flower, gleam and glow
Let your power shine
Make the clock reverse
Bring back what once was mine

Heal what has been hurt
Change the Fates' design
Save what has been lost
Bring back what once was mine

What once was mine


all pictures taken from Disneylicious.com

Friday, December 3, 2010

Friends...




So...udah seminggu ini, kurang lebih, gue di rumah aja. Doing almost nothing other than reading and reading and more reading. A little bit 'depressed' although I don't know why or what has caused it. Dan...enggak cuma itu aja...juga enggak buka sms atau bbm di group. Kadang masih ngebalas atau ngebaca bbm pribadi, tapi kalo enggak penting, enggak bakal di jawab.

Feeling gloomy is never a good thing...but what can I say? I just feeling a little gloomy...

Udah kebayang aja bahwa di hari ini gue bakal tidak tersenyum (planning on going to PS to visit Kinokuniya later) until....I saw the picture on my bbm...and just like that, my smile suddenly appeared on my face :)

I think having a friend is really the best treasure. Even better if you have more than 1!

Jadi...as always...dunia gue (semoga bener-bener terjadi) akan dan selalu dikelilingi oleh temen-temen gue, para animalia. The owl, the dog, the fly, the killer whale (along with the squid and their junior), the cow, the porcupine, the tazmanian devil, the mosquito (although she doesn't want to admit it but to bad, the name already stuck!), and not to forget...our own little sh*t :D along with our purple butterfly, the dumb, and...ehm...Dora? Oh well...still don't have nickname for her :D

Untuk mengatakan bahwa kami sempurna, gue rasa kurang tepat, karena toh tetep aja ada masa dan waktu kami saling berantem. Ada kalanya dimana kami saling bosan satu sama lain dan menggeram "oh God! Please shut up already!!". Ada kalanya juga kami mungkin 'cemburu' dan 'iri', karena toh biar bagaimanapun menyatukan sekian banyak kepribadian bukanlah hal yang mudah.

Tapi terlepas itu semua, terlepas dari keantikan dan keanehan masing-masing, terlepas dari kekerasan kepala kami masing-masing, terlepas dari kesibukan kami masing-masing, terlepas dari prioritas kami yang sudah berbeda, terlepas dari sudut pandang kami yang mungkin berbeda dalam menghadapi masalah, bahkan terlepas dari jarak yang memisahkan kami, gue tahu dan yakin serta percaya, ketika salah satu dari kami ada yang mengalami masalah, maka semua perbedaan itu akan hilang dengan sendirinya, dan hanya ada satu pertanyaan yang muncul, "Apa yang bisa gue bantu?"

Dan di saat seperti sekarang ini lah, di saat gue sedang tenggelam, di saat gue sedang sedikit merasa mellow, di saat gue merasa "all hope are lost", gue masih bisa berpegang pada satu keyakinan bahwa they'll always be there for me.

So...thank you so much guys, for being unperfect friends but wonderfull nonetheles. You are all trully...the best :D

Sunday, November 21, 2010

Hary Potter and The Deathly Hallows part 1


Sabtu, 20 November 2010.

Berusaha banget untuk tidak terlalu banyak berkomentar soal film bagian pertama ini...yang pasti sih...film ini lebih bagus daripada yang sebelumnya, Half-Blood Prince. Apalagi mengingat film ini dan HBP dipegang oleh sutradara yang sama, tapi toh untuk film ke-7 bagian pertama ini jauh lebih baik.

Soal perbedaan antara buku dan film, kayaknya enggak usah dibahas lagi kali ya. Buat yang udah baca bukunya pasti langsung tahu dimana aja perbedaannya. Buat yang belum pernah baca bukunya, well...ada beberapa bagian yang mungkin agak sedikit membingungkan meskipun enggak terlalu mengganggu. Paling inget-inget aja bagian mana yang enggak ngerti dan silakan ditanyakan pada mereka yang sudah baca bukunya :)

Selain itu, film ini memang lebih gelap, lebih tegang, dan cukup banyak adegan yang menegangkan dan seru di sini. Siapkan setidaknya satu tissue untuk beberapa adegan yang kemungkinan bisa membuat menangis. Yang pasti sih gue beruntung inget untuk minta tissue ke Ingrid (yup nonton bareng Ingrid, Angga, dan Yan yang legi flu hahahaha) sebelum film dimulai, karena memang gue nangis, terutama waktu...oh well...yang pasti waktu baca bukunya pun gue nangis.

Gue suka dimana part 1 berakhir. Sesuai dengan harapan gue lah. Setidaknya bukan di bagian yang terlalu menggantung sekali.

So...so far filmnya cukup memuaskan gue. Masih ada 'kekurangan', yang berarti ada beberapa bagian yang ditiadakan, but I think it's okay.

Thursday, November 18, 2010

Charlie St. Cloud - Ben Sherwood (Book)


First of all, it's about the book, not the movie. Haven't see the movie yet, so I think it's a book review.

Charlie St. Cloud adalah buku keluaran tahun 2004 karya Ben Sherwood, originally published as "The Death and Life of Charlie St. Cloud", yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film, maka munculah cover buku yang disesuaikan dengan filmnya.

Sekali lagi gue tercengang dengan buku-buku yang tidak biasa gue baca. Kemaren kaget dengan The Gargoyle - Andrew Davidson, sekarang gue tercengang dengan Charlie St. Cloud from Ben Sherwood.

In a snug New England fishing village, Charlie St. Cloud tends the lawns and monuments of an ancient cemetery where his younger brother, Sam, is buried. After surviving the car accident that claimed his brother's life, Charlie is graced with an extraordinary gift: He can see, talk to, and even play catch with Sam's spirit. Into his magical world, comes Tess Carroll, a captivating woman training for a solo sailing trip around the globe. Fate steers her boat into a treacherous storm that propels her into Charlie's life. Their beautiful and uncommong connection leads to a race against time and a choice between death and life, between the past and the future, between holding on and letting go - and the discovery that miracles can happen if we simply open our hearts.

It got me. The summary got me. Mungkin karena gue lagi 'butuh' buku/cerita yang agak-agak mellow, dengan sedikit romance, atau mungkin karena gue sekedar penasaran. Jujur aja, ini bukan buku gue. Sekilas mungkin agak mirip "Lovely Bones" Alice Sebold, yang bukunya enggak gue baca juga meskipun adek gue bilang bagus banget. Jadi bayangkan keterkejutan gue ketika baru baca bab Introduction, first word, firs sentence, first paragraph, gue udah tertarik.

I believe in miracles.

Ceritanya mengalir dengan tenang. Tidak terlalu lambat hingga membuat kita bosan, tapi juga tidak cepat hingga membuat kita tegang. Dan meskipun mungkin masuk kategori drama, tapi kisahnya menarik untuk diceritakan, seperti bertemu dengan teman dimana kita bisa ngobrol dari satu topik ke topik lain dengan begitu saja (teringat akan Dito dan Sufei).

Udah ketebak, ceritanya memang bikin nangis, tapi bukan berarti lalu jadi sedih terus menerus. It will make you cry because the story itself is sweet and touching. Tanpa perlu menggambarkan situasi duka, pembaca jadi merasakan air mata yang tiba-tiba memenuhi pelupuk mata. Dan seperti biasa, you'll learn about new things one or two.

Gue sampe sekarang masih tercengang akan keputusan gue beli ini buku, karena ya itu...this looks like not my book! Tapi ternyata gue langsung terkesima dan dengan cepat terpikat. Dengan ritme yang teratur, bahasa yang sederhana namun tetap terasa indah, beberapa informasi yang terkesan tidak penting tapi toh tetap menarik untuk diketahui, dan pelajaran berharga tentang kesempatan kedua, pilihan Tuhan, dan kepercayaan. Percaya bahwa segala sesuatu ada tujuannya, percaya bahwa Tuhan sudah memberikan yang terbaik, percaya bahwa segala sesuatu dapat terjadi.

This book is about the death and life of Charlie St. Cloud.

Friday, November 12, 2010

Kalap!

Setelah beberapa minggu terakhir penuh diisi dengan...hm...dengan baca buku dan so many activities, akhirnya gue kembali ke kristik. Mengingat sepupu bakal married this December dan gue berjanji (pada diri sendiri ) untuk ngasih hadiah mereka berupa hasil kristik gue, jadilah gue mulai menyelesaikan kristikan yang udah dimulai dari bulan Agustus kemaren (kalo enggak salah).

Di saat yang bersamaan, di toko online FB yang jualan pola-pola kristik juga lagi mengadakan sale. Dan OMG! Gue langsung kalap bo!

Akhirnya tadi memberanikan diri untuk beli pola dari Heaven and Earth Design (HAED) yang WRATH, part of 7 Deadly Sins karya Martha Dahlig.


Ditambah dengan karyanya Nene Thomas "Innocence" yang juga enggak kalah menarik!


Dan gue tanpa sengaja ngeliat karyanya Rachel Marks "Stolen". Berbeda dari yang sebelumnya penuh warna, kali ini hanya hitam putih. Biasanya gue enggak tertarik, tapi tadi sempet liat foto hasil jadinya dan gue tertarik. Jadilah tadi beli.


Gue bener-bener nekat!

Dan tadi browsing ke websitenya Nene Thomas...dan seperti waktu gue melihat ke tempat Martha Dahlig, gue juga langsung terpana!! Sebenernya ada cukup banyak gambar/pola Nene Thomas yang bikin gue naksir pingin beli, salah satunya ini...


Dan gue ketemu gambar yang bener-bener memukau gue! Seandainya gue bisa bikin cerita tentang fairy/elves or about kings and queens... gue dah bikin kali...


Hieh...bener-bener memukau abis ini gambar-gambarnya!!

Sunday, November 7, 2010

NERDS: National Espionage, Rescue, and Defense Society (Book One) - Michael Buckley


Untuk pembaca setia blog gue (emangnya ada? hahahahaha) nama Michael Buckley bisa jadi sudah tidak asing lagi di telinga...er...atau mata. Michael Buckley juga merupakan pengarang The Sisters Grimm, yang buku-bukunya juga gue baca. Jadi agak tidak mengherankan kalau gue kemudian tertarik dengan buku ini.

NERDS, sama seperti buku The Sisters Grimm memang ditujukan untuk anak-anak grades 5-8. SMP mungkin ya kalo untuk di Indonesia. Tapi toh untuk gue, buku ini tetep menarik untuk dibaca dan dinikmati dan dinanti lanjutannya. Kebetulan lanjutannya dalam format paperback udah ada di Periplus dan gue berdoa semoa tuh buku masih ada!

So...NERDS udah muncul dari tahun 2009 (menurut amazon.com), tapi berhubung waktu itu masih dalam bentuk hardcover dan sepertinya belum masuk sini (apa di Kinokuniya udah pernah ada ya?) jadi ya gue hanya bisa mengamati dan mengagumi dari kejauhan (baca: dari internet). Ketika kemaren ketemu yang format paperback di Periplus, gue udah mau beli dua-duanya, tapi masih agak ragu-ragu plus ketemu another adult fiction yang memang the last book of the series yang gue kumpulin. Jadi lebih milih untuk beli buku novel itu dulu.

Jadi...cerita apa sih NERDS itu?

Jackson Jones, 11, transitions from Mr. Popular to complete loser in the time it takes to be fitted for braces with headgear. He soon happens upon the underground headquarters of a group of outcasts called NERDS, who, with the help of technology "upgrades," turn weaknesses like allergies into superpowers, fighting crime in secret until the age of 18. While trying to escape, Jackson himself is accidentally upgraded—his braces become equipped with tiny nanobytes capable of morphing into any object. Asked to join the NERDS, Jackson quickly learns that not everyone wants him around—especially those he used to pick on. Unity must come quickly, however, to foil the evil Dr. Jigsaw, whose mission to reunite the continents of the world will lead to massive destruction.

Nerd kalo diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya kutu buku (masih kutu buku 'kan artinya?), sedangkan kalo menurut gue, nerd itu lebih dari sekedar kutu buku. Nerd itu bisa dibilang anak-anak yang jenius (pinter lah kalo bukan jenius), cangggung dalam bersosialisasi dengan anak-anak seumurannya, berpenampilan berbeda (seringkali jadi bahan lelucon teman), punya kebiasaan aneh, pokoknya agak memalukan lah penampilan luarnya.

Jackson Jones merupakan salah satu popular kid. Cakep, termasuk anggota football (meskipun baru SD tp sekolahannya udah punya football team), dan sayangnya seorang bully, terutama untuk mereka yang termasuk dalam kategori nerd. Betapa dunia serasa berputar 180 derajat ketika Jackson terpaksa harus pake kawat gigi. Dan bukan sekedar kawat gigi biasa, tapi kawat gigi yang ada headgearnya, jadi ada kawat yang melingkar di kepalanya. Cek di internat for braces headgear untuk liat gambar lebih jelasnya. Yang pasti, memang terlihat aneh. Dan Jackson, berubah dari popular menjadi nerd. Maka petualangan pun dimulai!

Awalnya, agak sedikit sebel dengan tingkah laku Jackson yang masih berusaha memperoleh kepopulerannya kembali, tapi karena ini cerita tentang espionage, jadi dalam usahanya pun juga sedikit banyak melibatkan beberapa aksi. Ketika akhirnya Jackson bergabung dengan NERDS pun Jackson masih agak menyebalkan. Baru menjelang akhir klimaks, Jackson baru menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri.

Buku ini memang untuk anak-anak, jadi buat yang punya adik, teman, ponakan, bahkan anak yang masih SMP or SD, kayaknya nih buku asik banget untuk dikasih ke mereka. Ok, I know it's in English...yah bacain lah sambil ditranslate hahahaha...or berdoa aja enggak lama lagi keluar yang versi Bahasa Indonesia meskipun agak bingung juga sih bakal diterjemahkan apa NERDS.... Yang pasti, buku ini seru untuk dibaca. Lucu juga dan yah menunjukkan bahwa bahkan nerd pun bisa jadi jagoan. Ada kalimat di buku ini yang bagus banget menurut gue.

"It's because we know that what popular kids have to offer the world is so tiny and unimportant compared to what the nerds will do. The dorks, dweebs, goobers, and spazzes that you picked on are the ones who will grow up to discover the vaccines, write the great novels, push the boundaries of science and technology, and invent things that make people healthier and happier. Nerds change the world." pp 190.

So well said!!

Thursday, November 4, 2010

The Heroes of Olympus Book One - The Lost Hero - Rick Riordan


AKHIRNYA!!!

Akhirnya muncul juga buku ini di sini dan akhirnya beli juga gue!! Sempet berniat nekat untuk beli yang hardcover, mengingat waktu itu gue nekat beli yang hardcover waktu The Red Pyramid. Tapi entah mengapa, mungkin karena sedang tidak mood (belum ada mood) untuk baca buku ini, jadinya niat untuk beli buku yang hardcover ditunda. Dan...ternyata...Tuhan emang baik hahahaha...

Singkat cerita (emangnya bisa?) ketemu ini buku ketika hari Minggu tanggal 31 Oktober (Halloween) main ke Mega Mall (sekarang udah ganti jadi Pluit Village), sesudah main dari rumah Ingrid (untuk ketemu Nicole tentunya hahaha), sesudah nganter bokap ke airport menuju Riau, dan sebelum jemput nyokap pulang dari Bali. Hihihihi...bingung 'kan? So...setelah mampir ke toko buku Times enggak nemu buku yang menarik untuk dibeli, alhasil mampir ke Gramedia. Dan ternyata oh ternyata, bertemulah daku dengan satu buku ini. Dalam format paperback, tinggal satu-satunya pula!! YEAY!!! Tanpa timbang-timbang, langsung saja buku ini dipegang erat-erat!

Dan akhirnya buku ini selesai gue baca...kemaren, tanggal 3 November, yang berarti baru gue baca antara tanggal 2 or baru tanggal 3-nya.

Sedikit flash back. Taken from Amazon.com

After saving Olympus from the evil Titan lord, Kronos, Percy and friends have rebuilt their beloved Camp Half-Blood, where the next generation of demigods must now prepare for a chilling prophecy of their own:

Seven half-bloods shall answer the call,
To storm or fire the world must fall.
An oath to keep with a final breath,
And foes bear arms to the Doors of Death.

Now, in a brand-new series from blockbuster best-selling author Rick Riordan, fans return to the world of Camp Half-Blood. Here, a new group of heroes will inherit a quest. But to survive the journey, they’ll need the help of some familiar demigods.



And from the back cover...

Jason has a problem. He doesn't remember anything before waking up in a bus full of kids on a field trip. Apparently he has a girlfriend named Piper, and his best friend is a guy named Leo. They're all students at the Wilderness School, a boarding school for "bad kids", as Leo puts it. What did Jason do to end up here? And where
is here, exactly? Jason doesn't know anything-except that everything seems very wrong.

Piper has a secret. Her father, a famous actor, has been missing for three days, ever since she had that terrifying nightmare about his being in trouble. Piper doesn't understand her dream, or why her boyfriend suddenly doesn't recognize her. When a freak storm hits during the school trip, unleashing strange creatures and whisking her, Jason, and Leo away to someplace called Camp Half-Blood, she has a feeling she's going to find out, whether she wants to or not.

Leo has a way with tools. When he sees his cabit at Camp Half-Blood, filled with power tools and machine parts, he feels right at home. But there's weird stuff, too-like the curse everyone keeps talking about, and some camper who's gone missing. Weirdest of all, his bunkmates insist that each of them-inlcuding Leo-is related to a
god. Does this have anything to do with Jason's amnesia, or the fact that Leo keeps seeing ghosts?


Oke...banyak yang bilang kalo buku ini, The Lost Hero lebih keren dan lebih bagus dibandingkan The Lightning Thief. Menurut gue, ya iya lah! Rick Riordan udah 'naik kelas' bila dibandingkan dulu waktu pertama kali bikin The Lightning Thief. Dan tanpa bermaksud untuk memberikan bocoran soal cerita, tokoh-tokoh nya, Jason, Piper dan Leo sudah tidak berumur 12 tahun lagi, tapi langsung 15 tahun. Alhasil, muatan ceritanya pun jadi terasa lebih remaja, lebih penuh dengan emosi layaknya anak-anak pada usia segitu.

Buat pembaca tua (kayak gue.. hiks...dah tua), bagian-bagian dimana para ketiga tokoh ini mengalami kebimbangan, agak terasa...hm...gimana ya...terasa mengesalkan. Walaupun secara 'logika' reasoning mereka bisa diterima, tapi tetep aja (menurut gue) seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu dipikirkan lebih jauh. TAPI, gue bisa ngerti. Pemikiran anak remaja usia 15 tahun 'kan berbeda dengan pemikiran orang berusia tig...ehm...yang berusia lebih dewasa.

Sebelum baca ini buku, gue baca beberapa resensi orang-orang yang udah baca ini buku di amazon.com. Ada satu yang bilang kalo begitu baca, udah ketebak Jason, Piper, dan Leo ini anak-anaknya siapa. Well...Leo sih jelas udah langsung ketebak. Jason...gue agak-agak ragu awalnya, sedangkan Piper...well...gue sampe tercengang begitu tahu dia anak siapa.

Dari segi penulisan, Rick Riordan kali ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, berganti-ganti dari sudut pandang Jason, Piper, dan Leo. Berbeda dengan Percy Jackson yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Gue sih jadi lebih bisa menikmati hehehe, karena emang lebih demen pake sudut pandang orang ketiga.

Dari segi cerita...well...emang lebih njelimet, lebih tricky, lebih 'politik'. Kali ini bukan lagi sekedar melakukan pencarian akan sesuatu, tapi lebih besar dari pada itu. Sama besarnya dengan Percy Jackson book 5.

Rick Riordan memang pinter. I don't think you'll see this one coming. Dia bisa mengambil sudut cerita lain soal para dewa Olympus ini. Jujur, gue sendiri masih belum begitu nyambung dengan sudut lain ini, tapi gue yakin penjelasan akan datang dengan sendirinya di buku berikutnya, yang bakal muncul tahun depan. Dengan judul "The Son of Neptune". Udah ketebak dong siapa tokoh utamanya? :)

So...buat pecinta Percy Jackson & The Olympian series, The Heroes of Olympus merupakan buku lanjutan yang emang tidak bisa dilewatkan.

Wednesday, October 27, 2010

Christians - Maya Angelou

Waktu SMA, enggak sengaja salah seorang temen SMP ngasih sebuah puisi rohani yang bagus banget. Waktu itu ada lebih dari 2 kalo gak salah. Sangking bagusnya sampe pernah gue pake waktu doa malem bersama (maklum anak asrama).

Salah satu puisi yang gue suka dan sangat amat menyentuh gue adalah puisi ini. CHRISTIAN.

Gue baru tahu kalo puisi ini merupakan karyanya Maya Angelou. Buat pecinta/penggemar Oprah, pastilah udah tahu siapa Maya Angelou ini.


And without further a do ... this is the poetry


Christians
By Maya Angelou


When I say..."I am a Christian"
I'm not shouting "I'm clean livin'."
I'm whispering "I was lost,
Now I'm found and forgiven."

When I say..."I am a Christian"
I don't speak of this with pride.
I'm confessing that I stumble
and need Christ to be my guide.

When I say..."I am a Christian"
I'm not trying to be strong.
I'm professing that I'm weak
And need His strength to carry on.

When I say..."I am a Christian"
I'm not bragging of success.
I'm admitting I have failed
And need God to clean my mess.

When I say..."I am a Christian"
I'm not claiming to be perfect,
My flaws are far too visible
But, God believes I am worth it.

When I say..."I am a Christian"
I still feel the sting of pain.
I have my share of heartaches
So I call upon His name.

When I say..."I am a Christian"
I'm not holier than thou,
I'm just a simple sinner
Who received God's good grace, somehow!

Wednesday, October 13, 2010

Intermezzo III - Check this blog!

I know...I still have one more post to do about my travel to Bali last September. I thought there were three stories/posts but as I read on my writing, apparently there's still one more story, or maybe one and half story :) But, since I haven't finish editing and or resizing the pictures, the story has to wait another day.

Now, I want to 'promote' my friends blog. It's more of pictures blog I think. Or maybe just for my sake that she made the blog hahaha.

Its
travellingdesigner.wordpress.com
.

Its content mostly about the travelling my friend had, Geraldina or Gerrie when she went to America last September for almost a month (28 days). Her sister is in SF but she got the chance to visit Boston, NY, and everywhere else :)

For me (and Sufei) it's kinda a chance to ask Gerrie to buy us things. Well mostly me, because the things that I asked...WOW!! You can't believe it! Of course I gave the money.

So anyway, please go check the blog and see the pictures because if you haven't been to USA before, at least these pictures will help you get the idea and even make you wish you can go there. :)

Tuesday, October 12, 2010

Bali - DAY 3

Ok....setelah sekian minggu akhirnya gue posting juga ini cerita terakhir gue di Bali.

Dan OMG gue baru ngeh, gue kemaren ternyata pasang foto hasil "abuse" Sufei! Oh well...pasang muka badak aja deh...

On with the story...

Hari ketiga diawali dengan bangung pagi around 7 am untuk bikin Kim Bab. Baru jam 7.30 gue turun sih, Sufei siapin bahan-bahannya, gue yang bagian gulung saja hehehe. Cukup diterima dengan tangan terbuka oleh para penghuni Unda terutama oleh Donny & Doddy hehehehe…

Jam 11 kita keluar rumah. We are: gue Sufei dan Mia. Langsung menuju Ubud. Baru jalan 10 menit, pas Mia berhenti di BCA gue baru ngeh, kok mat ague kayaknya agak burem ya…kemana soft lense gue? Ealah…soft lensenya cuma ada 1 di mata kanan!! WAKS!! Setelah gue inget-inget, kayaknya emang tiba-tiba lepas or jatuh deh huhuhuhu…jadilah saya hanya bermata satu!

Perjalananan dari Denpasar ke Ubud memang cukup jauh. Kalo diitung dari waktu tempuh yang sepertinya hanya 1-1,5 jam memang terasa sebentar. Apalagi kalau dibandingkan dengan Jakarta yang dari Kelapa Gading ke rumah Ingrid aja bisa makan waktu 1 jam. Tapi bagi orang Bali, lama 1-1,5 jam itu sudah merupakan jarak yang jauh. Jadi mungkin bisa dibandingkan jarak Denpasar-Ubud itu adalah Jakarta-Cibubur.

Dibandingkan dengan Kuta, Ubud terasa lebih sepi, lebih tenang dan terasa lebih ‘art’. Dengan cuaca yang agak-agak mendung, Ubud menampilkan Bali di sisi yang memang benar-benar nyeni. Banyak banget ketemu art gallery, pahatan, lukisan di sekitar Ubud, dan tentu juga beberapa toko baju yang imut-imut dan lucu-lucu. Harga mereka memang lebih mahal dibandingkan Kuta, terlebih lagi sasaran mereka memang turis asing, dan memang jumlah turis asingnya lebih banyak.


Begitu nyampe Ubud, sengaja parkir di salah satu toko,

kemudian jalan kaki untuk makan di Warung Bu Oka yang terkenal itu untuk makan nasi babi guling.

Berhubung akan mengunjungi tempat makan yang lain, jadi tadi cuma beli 1 untuk dimakan sama gue dan Sufei, Mia memilih untuk enggak makan karena dia mau makan yang lain.

Awalnya nyaris enggak dapet tempat duduk tapi toh akhirnya dapet juga. Apalagi tadi di sebelah kita ada keluarga dari Jepang. Duh…lucu anaknya :D

Dari makan di warung Bu Oka, mulai deh kita jalan-jalan di sepanjang toko-toko itu.

Sempet mampir ke beberapa toko untuk sekedar liat-liat dikit.

Sementara itu hujan gerimis halus mulai mengguyur.

Pemberhentian resmi pertama adalah restoran Cinta Grill. Yang bikin ‘seneng’ adalah karena di ‘belakang’ resto ada Inn yang juga dikelola oleh mereka dan settingnya bagus. Sempet foto-foto tapi enggak banyak. Nyesel banget deh tripodnya enggak dibawa, tapi malah ditinggal di mobil.

Keren juga lho, meskipun cuma tiga lantai (atau dua?) tapi punya kolam renang.

Sekali lagi, karena rencana hendak makan di tempat lain, jadi tadi cuma pesen Chicken Grill dan Caesar Salad doang.

Makanannya ENAK!!! Harga…standard lah menurut gue. Setidaknya setimpal lah antara harga dengan makanan yang ditawarkan.

Sembari makan sembari ngobrol, sembari melihat para tamu yang dateng dan sembari mengomentari para pelayan di Cinta Grill yang memang terlihat siap sedia melayani para tamu-nya.

Selesai dari Cinta Grill kita pindah ke Kajane, another villa-restaurant yang letaknya di sebrang Cinta Grill itu.

Di Kajane kita milih untuk makan dessert aja dan kali ini dengan foto-foto yang lebih ‘niat’ karena memang pemandangannya dan lahan Kajane yang lebih luas. Jadi memang lebih puas! Sekali lagi, nyesel banget tripod enggak dibawa.


Dan ini yang kita makan, makanan gue (creme brule), makanan Sufei, dan makanan Mia.

Berhubung sudah waktunya untuk pulang, meskipun masih gerimis, terpaksa deh kita kudu balik ke mobil yang ternyata jaraknya lumayan jauh! Sempet berhenti di salah satu toko karena Mia tertarik dengan baju yang ada di display. Huhuhuhu…pingin juga tapi seperti biasa…enggak ada ukuran gue L oh well….

Perjalanan pulang yang kata orang biasanya terasa lebih cepat, kali ini terasa lebih jauh dan lebih lama, selain karena memang tidak melalui jalan yang sama, kita sempet kena ‘macet’ dan rupanya memang lalu lintas lagi padat.

Sampai di rumah, Mia langsung siap-siap untuk praktek sore, sementara gue dan Sufei tetep di rumah. Rencana untuk ke optik tapi toh memutuskan untuk tidak pergi saja karena capek. Jadilah kita makan makanan rumah (makan makanan yang dibawain mamanya Sufei), nonton tv bentar, ngobrol dengan Donny & Doddy dan abis itu naik ke atas.

Dan…berakhirnya perjalanan selama 3 hari di Bali ini. Sumpah deh…rasanya CAPEK!! Gila bener!!

Besok masih ada rencana lain lagi dan semoga semua, seperti 3 hari ini, berjalan dengan lancar tanpa kurang suatu apapun. AMIN!!

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com