
I've looked at life from both sides now
From win and lose and still somehow
It's life's illusions I recall
I really don't know life at all
It's life's illusions I recall
I really don't know life
I really don't know life at all "Both Sides Now" - Hayley WestenraSo...udah lama enggak nulis di blog, padahal cukup banyak yang mau diceritain...dari soal pesta ultah sama temen-temen di Huiz Trivelli, sampe kawinan sodara tanggal 11 Desember kemaren, sampe soal tadi pergi sama another best friend who just came from Australia. Tapi berhubung belum ada fotonya (dan gue agak-agak OCD kalo soal ngoceh tanpa foto, akhir-akhir ini sepertinya begitu) alhasil belum banyak cerita.
But...entah mengapa, dari awal Desember kemaren sampe sekarang (menjelang akhir Desember, mendekati Tahun Baru), satu topik yang terus menerus muncul di kepala gue. Both Sides. So...I'll try to talk about it.
Ngobrol itu ternyata menyenangkan :) sekaligus juga menambah pengetahuan/ilham. At least itu yang gue dapet berdasarkan obrolan dengan beberapa temen gue, baik secara perseorangan atau beramai-ramai. Tentu, beratnya perbincangan perseorangan agak sedikit lebih berat dibandingkan kita ngobrol dengan banyak orang, meskipun belum tentu, karena suatu kali pun kami pernah mengalami yang namanya "quality time" bersama-sama.
Salah satu bahan obrolan yang tiba-tiba muncul di kepala gue adalah soal hidup. What else?
Adalah hal yang lumrah kita memandang hidup orang lain terlihat 'lebih' dibandingkan kita. Lebih baik, lebih kaya, lebih cantik, lebih pintar, dan sebagainya. Dan dari pandangan yang sepihak itu lambat laun bisa muncul, kalau lagi kena iseng setan, yang namanya perasaan iri. Sebesar apa rasa iri/cemburu itu, gue rasa kembali lagi sama seberapa besar kita menilai perbedaan antara diri kita dengan orang yang kita nilai lebih itu.
Salah seorang temen gue, bisa dikatakan memiliki tingkat hoki/luck yang tinggi. Hampir apapun yang dia mau, dia bisa dapetin. Entah karena kerja keras dia sendiri, yang mana tidak sampai keras sekali, maupun karena bantuan orang. Intinya, apa yang dia mau 90% dia dapet lah. Jadi jelas, hal ini membuat orang yang enggak kenal bakal bisa cemburu/iri, bahkan yang kenal pun tetep bisa iri, dan ujung-ujungnya keluar.."Enak banget ya jadi dia!"
But then again, salah seorang gue yang lain bilang, "Eit...tunggu dulu." Kenapa? Karena ternyata, dan dengan agak malu gue mengakui bahwa gue baru ngeh pas dibilangin, semua itu ada dua sisi.
Oke lah di satu sisi temen gue (anggaplah si A) ini memiliki tingkat hoki yang cukup tinggi di beberapa hal, dia mau apa juga bisa terkabul, tapi di sisi lain, dia memiliki keluarga yang cukup 'berat'. Berat tuntutan, berat keinginannya, dan bahkan temen gue si A ini sampe berujar, "enak ya orangtua lu/keluarga lu/sodara-sodara lu dsb dsb dsb."
Pas denger soal ini mau enggak mau gue jadi mikir, iya ya...enggak bisa kita cuma sekedar ambil/minta yang enaknya aja dong, kita juga mesti ambil yang enggak enaknya, karena biar bagaimanapun juga, semua itu ada dua sisi. Sisi "enak" dan sisi "enggak enak". Kita enggak bisa sekedar bilang, "enak ya jadi dia?" karena sekali lagi, hidup dia bukan sekedar yang enaknya aja.
Nah temen gue yang 'bijak' ini (B untuk 'bijak) bilang bahwa temen dia yang lain (another person, C) termasuk yang bisa dikatakan hoki dalam soal duit (man! I want that!), C ini enggak pernah bingung soal duit. Di saat dia merasa lagi enggak ada duit, pasti ada aja yang tiba-tiba traktir dia makan, minjemin dia duit, bayar utang, atau sekedar ngasih duit. Enak ya?? But then again, tunggu dulu...terlepas dari ke-hokian dia soal duit, sampe sekarang dia masih pingin punya anak dan belum kesampaian juga, padahal udah married cukup lama.
See...everything has two sides.
Dan tadi gue pergi jalan sama temen gue yang lain lagi dan gue tercengang denger cerita dia. As a good friend, I tried not to judge. Gue berusaha mendukung apapun yang dia lakukan dan dia pilih, karena gue tahu dia udah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tetep aja gue kaget. Mata gue seolah-olah terbuka hehehehe...
Seperti yang udah pernah gue bilang ke temen gue yang lain, gue baru ngeh (sebenernya udah ngeh dari lama, tapi lima hari terakhir ini gue sempet 'buta'), bahwa yang namanya pernikahan itu butuh yang namanya KERJA KERAS. Man! ANY form of relationship is need to be WORKED! Enggak cukup tuh yang namanya sekedar bilang "I Love You" ke satu sama lain, karena emang kudu butuh kerja keras, dan kadang kita suka lupa sama yang satu ini. Dan alhasil gue ditunjukkan salah satu 'jenis' pernikahan. (Maklum udah tua, kemaren sempet 'khilaf' iri sama yang udah married hehehehe)
Jadi kesimpulan yang berhasil gue ambil sejauh ini...apalagi kalo bukan BE HAPPY WITH YOUR LIFE!!! Mau seburuk apapun keliatannya hidup lu sekarang ini, mau sebaik apapun hidup lu saat ini, ENJOY IT. Because it's your life! Lu yang ngejalanin, lu yang menentukan, is it good or is it bad. Iri/cemburu gue rasa wajar, namanya juga manusia, tapi kudu inget...semua itu punya dua sisi...kalau berani liat yang bagus, kudu liat yang jelek juga...biasanya kalo udah kayak gitu bakal bisa bilang..."Well at least my life on THAT part isn't as bad as her/him" ... dan biasanya cukup untuk mengembalikan kita pada posisi "I LOVE MY LIFE!"