Sunday, November 21, 2010
Hary Potter and The Deathly Hallows part 1
Sabtu, 20 November 2010.
Berusaha banget untuk tidak terlalu banyak berkomentar soal film bagian pertama ini...yang pasti sih...film ini lebih bagus daripada yang sebelumnya, Half-Blood Prince. Apalagi mengingat film ini dan HBP dipegang oleh sutradara yang sama, tapi toh untuk film ke-7 bagian pertama ini jauh lebih baik.
Soal perbedaan antara buku dan film, kayaknya enggak usah dibahas lagi kali ya. Buat yang udah baca bukunya pasti langsung tahu dimana aja perbedaannya. Buat yang belum pernah baca bukunya, well...ada beberapa bagian yang mungkin agak sedikit membingungkan meskipun enggak terlalu mengganggu. Paling inget-inget aja bagian mana yang enggak ngerti dan silakan ditanyakan pada mereka yang sudah baca bukunya :)
Selain itu, film ini memang lebih gelap, lebih tegang, dan cukup banyak adegan yang menegangkan dan seru di sini. Siapkan setidaknya satu tissue untuk beberapa adegan yang kemungkinan bisa membuat menangis. Yang pasti sih gue beruntung inget untuk minta tissue ke Ingrid (yup nonton bareng Ingrid, Angga, dan Yan yang legi flu hahahaha) sebelum film dimulai, karena memang gue nangis, terutama waktu...oh well...yang pasti waktu baca bukunya pun gue nangis.
Gue suka dimana part 1 berakhir. Sesuai dengan harapan gue lah. Setidaknya bukan di bagian yang terlalu menggantung sekali.
So...so far filmnya cukup memuaskan gue. Masih ada 'kekurangan', yang berarti ada beberapa bagian yang ditiadakan, but I think it's okay.
Thursday, November 18, 2010
Charlie St. Cloud - Ben Sherwood (Book)
First of all, it's about the book, not the movie. Haven't see the movie yet, so I think it's a book review.
Charlie St. Cloud adalah buku keluaran tahun 2004 karya Ben Sherwood, originally published as "The Death and Life of Charlie St. Cloud", yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film, maka munculah cover buku yang disesuaikan dengan filmnya.
Sekali lagi gue tercengang dengan buku-buku yang tidak biasa gue baca. Kemaren kaget dengan The Gargoyle - Andrew Davidson, sekarang gue tercengang dengan Charlie St. Cloud from Ben Sherwood.
In a snug New England fishing village, Charlie St. Cloud tends the lawns and monuments of an ancient cemetery where his younger brother, Sam, is buried. After surviving the car accident that claimed his brother's life, Charlie is graced with an extraordinary gift: He can see, talk to, and even play catch with Sam's spirit. Into his magical world, comes Tess Carroll, a captivating woman training for a solo sailing trip around the globe. Fate steers her boat into a treacherous storm that propels her into Charlie's life. Their beautiful and uncommong connection leads to a race against time and a choice between death and life, between the past and the future, between holding on and letting go - and the discovery that miracles can happen if we simply open our hearts.
It got me. The summary got me. Mungkin karena gue lagi 'butuh' buku/cerita yang agak-agak mellow, dengan sedikit romance, atau mungkin karena gue sekedar penasaran. Jujur aja, ini bukan buku gue. Sekilas mungkin agak mirip "Lovely Bones" Alice Sebold, yang bukunya enggak gue baca juga meskipun adek gue bilang bagus banget. Jadi bayangkan keterkejutan gue ketika baru baca bab Introduction, first word, firs sentence, first paragraph, gue udah tertarik.
I believe in miracles.
Ceritanya mengalir dengan tenang. Tidak terlalu lambat hingga membuat kita bosan, tapi juga tidak cepat hingga membuat kita tegang. Dan meskipun mungkin masuk kategori drama, tapi kisahnya menarik untuk diceritakan, seperti bertemu dengan teman dimana kita bisa ngobrol dari satu topik ke topik lain dengan begitu saja (teringat akan Dito dan Sufei).
Udah ketebak, ceritanya memang bikin nangis, tapi bukan berarti lalu jadi sedih terus menerus. It will make you cry because the story itself is sweet and touching. Tanpa perlu menggambarkan situasi duka, pembaca jadi merasakan air mata yang tiba-tiba memenuhi pelupuk mata. Dan seperti biasa, you'll learn about new things one or two.
Gue sampe sekarang masih tercengang akan keputusan gue beli ini buku, karena ya itu...this looks like not my book! Tapi ternyata gue langsung terkesima dan dengan cepat terpikat. Dengan ritme yang teratur, bahasa yang sederhana namun tetap terasa indah, beberapa informasi yang terkesan tidak penting tapi toh tetap menarik untuk diketahui, dan pelajaran berharga tentang kesempatan kedua, pilihan Tuhan, dan kepercayaan. Percaya bahwa segala sesuatu ada tujuannya, percaya bahwa Tuhan sudah memberikan yang terbaik, percaya bahwa segala sesuatu dapat terjadi.
This book is about the death and life of Charlie St. Cloud.
Friday, November 12, 2010
Kalap!
Setelah beberapa minggu terakhir penuh diisi dengan...hm...dengan baca buku dan so many activities, akhirnya gue kembali ke kristik. Mengingat sepupu bakal married this December dan gue berjanji (pada diri sendiri ) untuk ngasih hadiah mereka berupa hasil kristik gue, jadilah gue mulai menyelesaikan kristikan yang udah dimulai dari bulan Agustus kemaren (kalo enggak salah).
Di saat yang bersamaan, di toko online FB yang jualan pola-pola kristik juga lagi mengadakan sale. Dan OMG! Gue langsung kalap bo!
Akhirnya tadi memberanikan diri untuk beli pola dari Heaven and Earth Design (HAED) yang WRATH, part of 7 Deadly Sins karya Martha Dahlig.
Ditambah dengan karyanya Nene Thomas "Innocence" yang juga enggak kalah menarik!
Dan gue tanpa sengaja ngeliat karyanya Rachel Marks "Stolen". Berbeda dari yang sebelumnya penuh warna, kali ini hanya hitam putih. Biasanya gue enggak tertarik, tapi tadi sempet liat foto hasil jadinya dan gue tertarik. Jadilah tadi beli.
Gue bener-bener nekat!
Dan tadi browsing ke websitenya Nene Thomas...dan seperti waktu gue melihat ke tempat Martha Dahlig, gue juga langsung terpana!! Sebenernya ada cukup banyak gambar/pola Nene Thomas yang bikin gue naksir pingin beli, salah satunya ini...
Dan gue ketemu gambar yang bener-bener memukau gue! Seandainya gue bisa bikin cerita tentang fairy/elves or about kings and queens... gue dah bikin kali...
Hieh...bener-bener memukau abis ini gambar-gambarnya!!
Di saat yang bersamaan, di toko online FB yang jualan pola-pola kristik juga lagi mengadakan sale. Dan OMG! Gue langsung kalap bo!
Akhirnya tadi memberanikan diri untuk beli pola dari Heaven and Earth Design (HAED) yang WRATH, part of 7 Deadly Sins karya Martha Dahlig.
Ditambah dengan karyanya Nene Thomas "Innocence" yang juga enggak kalah menarik!
Dan gue tanpa sengaja ngeliat karyanya Rachel Marks "Stolen". Berbeda dari yang sebelumnya penuh warna, kali ini hanya hitam putih. Biasanya gue enggak tertarik, tapi tadi sempet liat foto hasil jadinya dan gue tertarik. Jadilah tadi beli.
Gue bener-bener nekat!
Dan tadi browsing ke websitenya Nene Thomas...dan seperti waktu gue melihat ke tempat Martha Dahlig, gue juga langsung terpana!! Sebenernya ada cukup banyak gambar/pola Nene Thomas yang bikin gue naksir pingin beli, salah satunya ini...
Dan gue ketemu gambar yang bener-bener memukau gue! Seandainya gue bisa bikin cerita tentang fairy/elves or about kings and queens... gue dah bikin kali...
Hieh...bener-bener memukau abis ini gambar-gambarnya!!
Sunday, November 7, 2010
NERDS: National Espionage, Rescue, and Defense Society (Book One) - Michael Buckley
Untuk pembaca setia blog gue (emangnya ada? hahahahaha) nama Michael Buckley bisa jadi sudah tidak asing lagi di telinga...er...atau mata. Michael Buckley juga merupakan pengarang The Sisters Grimm, yang buku-bukunya juga gue baca. Jadi agak tidak mengherankan kalau gue kemudian tertarik dengan buku ini.
NERDS, sama seperti buku The Sisters Grimm memang ditujukan untuk anak-anak grades 5-8. SMP mungkin ya kalo untuk di Indonesia. Tapi toh untuk gue, buku ini tetep menarik untuk dibaca dan dinikmati dan dinanti lanjutannya. Kebetulan lanjutannya dalam format paperback udah ada di Periplus dan gue berdoa semoa tuh buku masih ada!
So...NERDS udah muncul dari tahun 2009 (menurut amazon.com), tapi berhubung waktu itu masih dalam bentuk hardcover dan sepertinya belum masuk sini (apa di Kinokuniya udah pernah ada ya?) jadi ya gue hanya bisa mengamati dan mengagumi dari kejauhan (baca: dari internet). Ketika kemaren ketemu yang format paperback di Periplus, gue udah mau beli dua-duanya, tapi masih agak ragu-ragu plus ketemu another adult fiction yang memang the last book of the series yang gue kumpulin. Jadi lebih milih untuk beli buku novel itu dulu.
Jadi...cerita apa sih NERDS itu?
Jackson Jones, 11, transitions from Mr. Popular to complete loser in the time it takes to be fitted for braces with headgear. He soon happens upon the underground headquarters of a group of outcasts called NERDS, who, with the help of technology "upgrades," turn weaknesses like allergies into superpowers, fighting crime in secret until the age of 18. While trying to escape, Jackson himself is accidentally upgraded—his braces become equipped with tiny nanobytes capable of morphing into any object. Asked to join the NERDS, Jackson quickly learns that not everyone wants him around—especially those he used to pick on. Unity must come quickly, however, to foil the evil Dr. Jigsaw, whose mission to reunite the continents of the world will lead to massive destruction.
Nerd kalo diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya kutu buku (masih kutu buku 'kan artinya?), sedangkan kalo menurut gue, nerd itu lebih dari sekedar kutu buku. Nerd itu bisa dibilang anak-anak yang jenius (pinter lah kalo bukan jenius), cangggung dalam bersosialisasi dengan anak-anak seumurannya, berpenampilan berbeda (seringkali jadi bahan lelucon teman), punya kebiasaan aneh, pokoknya agak memalukan lah penampilan luarnya.
Jackson Jones merupakan salah satu popular kid. Cakep, termasuk anggota football (meskipun baru SD tp sekolahannya udah punya football team), dan sayangnya seorang bully, terutama untuk mereka yang termasuk dalam kategori nerd. Betapa dunia serasa berputar 180 derajat ketika Jackson terpaksa harus pake kawat gigi. Dan bukan sekedar kawat gigi biasa, tapi kawat gigi yang ada headgearnya, jadi ada kawat yang melingkar di kepalanya. Cek di internat for braces headgear untuk liat gambar lebih jelasnya. Yang pasti, memang terlihat aneh. Dan Jackson, berubah dari popular menjadi nerd. Maka petualangan pun dimulai!
Awalnya, agak sedikit sebel dengan tingkah laku Jackson yang masih berusaha memperoleh kepopulerannya kembali, tapi karena ini cerita tentang espionage, jadi dalam usahanya pun juga sedikit banyak melibatkan beberapa aksi. Ketika akhirnya Jackson bergabung dengan NERDS pun Jackson masih agak menyebalkan. Baru menjelang akhir klimaks, Jackson baru menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri.
Buku ini memang untuk anak-anak, jadi buat yang punya adik, teman, ponakan, bahkan anak yang masih SMP or SD, kayaknya nih buku asik banget untuk dikasih ke mereka. Ok, I know it's in English...yah bacain lah sambil ditranslate hahahaha...or berdoa aja enggak lama lagi keluar yang versi Bahasa Indonesia meskipun agak bingung juga sih bakal diterjemahkan apa NERDS.... Yang pasti, buku ini seru untuk dibaca. Lucu juga dan yah menunjukkan bahwa bahkan nerd pun bisa jadi jagoan. Ada kalimat di buku ini yang bagus banget menurut gue.
"It's because we know that what popular kids have to offer the world is so tiny and unimportant compared to what the nerds will do. The dorks, dweebs, goobers, and spazzes that you picked on are the ones who will grow up to discover the vaccines, write the great novels, push the boundaries of science and technology, and invent things that make people healthier and happier. Nerds change the world." pp 190.
So well said!!
Thursday, November 4, 2010
The Heroes of Olympus Book One - The Lost Hero - Rick Riordan
AKHIRNYA!!!
Akhirnya muncul juga buku ini di sini dan akhirnya beli juga gue!! Sempet berniat nekat untuk beli yang hardcover, mengingat waktu itu gue nekat beli yang hardcover waktu The Red Pyramid. Tapi entah mengapa, mungkin karena sedang tidak mood (belum ada mood) untuk baca buku ini, jadinya niat untuk beli buku yang hardcover ditunda. Dan...ternyata...Tuhan emang baik hahahaha...
Singkat cerita (emangnya bisa?) ketemu ini buku ketika hari Minggu tanggal 31 Oktober (Halloween) main ke Mega Mall (sekarang udah ganti jadi Pluit Village), sesudah main dari rumah Ingrid (untuk ketemu Nicole tentunya hahaha), sesudah nganter bokap ke airport menuju Riau, dan sebelum jemput nyokap pulang dari Bali. Hihihihi...bingung 'kan? So...setelah mampir ke toko buku Times enggak nemu buku yang menarik untuk dibeli, alhasil mampir ke Gramedia. Dan ternyata oh ternyata, bertemulah daku dengan satu buku ini. Dalam format paperback, tinggal satu-satunya pula!! YEAY!!! Tanpa timbang-timbang, langsung saja buku ini dipegang erat-erat!
Dan akhirnya buku ini selesai gue baca...kemaren, tanggal 3 November, yang berarti baru gue baca antara tanggal 2 or baru tanggal 3-nya.
Sedikit flash back. Taken from Amazon.com
After saving Olympus from the evil Titan lord, Kronos, Percy and friends have rebuilt their beloved Camp Half-Blood, where the next generation of demigods must now prepare for a chilling prophecy of their own:
Seven half-bloods shall answer the call,
To storm or fire the world must fall.
An oath to keep with a final breath,
And foes bear arms to the Doors of Death.
Now, in a brand-new series from blockbuster best-selling author Rick Riordan, fans return to the world of Camp Half-Blood. Here, a new group of heroes will inherit a quest. But to survive the journey, they’ll need the help of some familiar demigods.
And from the back cover...
Jason has a problem. He doesn't remember anything before waking up in a bus full of kids on a field trip. Apparently he has a girlfriend named Piper, and his best friend is a guy named Leo. They're all students at the Wilderness School, a boarding school for "bad kids", as Leo puts it. What did Jason do to end up here? And where is here, exactly? Jason doesn't know anything-except that everything seems very wrong.
Piper has a secret. Her father, a famous actor, has been missing for three days, ever since she had that terrifying nightmare about his being in trouble. Piper doesn't understand her dream, or why her boyfriend suddenly doesn't recognize her. When a freak storm hits during the school trip, unleashing strange creatures and whisking her, Jason, and Leo away to someplace called Camp Half-Blood, she has a feeling she's going to find out, whether she wants to or not.
Leo has a way with tools. When he sees his cabit at Camp Half-Blood, filled with power tools and machine parts, he feels right at home. But there's weird stuff, too-like the curse everyone keeps talking about, and some camper who's gone missing. Weirdest of all, his bunkmates insist that each of them-inlcuding Leo-is related to a god. Does this have anything to do with Jason's amnesia, or the fact that Leo keeps seeing ghosts?
Oke...banyak yang bilang kalo buku ini, The Lost Hero lebih keren dan lebih bagus dibandingkan The Lightning Thief. Menurut gue, ya iya lah! Rick Riordan udah 'naik kelas' bila dibandingkan dulu waktu pertama kali bikin The Lightning Thief. Dan tanpa bermaksud untuk memberikan bocoran soal cerita, tokoh-tokoh nya, Jason, Piper dan Leo sudah tidak berumur 12 tahun lagi, tapi langsung 15 tahun. Alhasil, muatan ceritanya pun jadi terasa lebih remaja, lebih penuh dengan emosi layaknya anak-anak pada usia segitu.
Buat pembaca tua (kayak gue.. hiks...dah tua), bagian-bagian dimana para ketiga tokoh ini mengalami kebimbangan, agak terasa...hm...gimana ya...terasa mengesalkan. Walaupun secara 'logika' reasoning mereka bisa diterima, tapi tetep aja (menurut gue) seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu dipikirkan lebih jauh. TAPI, gue bisa ngerti. Pemikiran anak remaja usia 15 tahun 'kan berbeda dengan pemikiran orang berusia tig...ehm...yang berusia lebih dewasa.
Sebelum baca ini buku, gue baca beberapa resensi orang-orang yang udah baca ini buku di amazon.com. Ada satu yang bilang kalo begitu baca, udah ketebak Jason, Piper, dan Leo ini anak-anaknya siapa. Well...Leo sih jelas udah langsung ketebak. Jason...gue agak-agak ragu awalnya, sedangkan Piper...well...gue sampe tercengang begitu tahu dia anak siapa.
Dari segi penulisan, Rick Riordan kali ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, berganti-ganti dari sudut pandang Jason, Piper, dan Leo. Berbeda dengan Percy Jackson yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Gue sih jadi lebih bisa menikmati hehehe, karena emang lebih demen pake sudut pandang orang ketiga.
Dari segi cerita...well...emang lebih njelimet, lebih tricky, lebih 'politik'. Kali ini bukan lagi sekedar melakukan pencarian akan sesuatu, tapi lebih besar dari pada itu. Sama besarnya dengan Percy Jackson book 5.
Rick Riordan memang pinter. I don't think you'll see this one coming. Dia bisa mengambil sudut cerita lain soal para dewa Olympus ini. Jujur, gue sendiri masih belum begitu nyambung dengan sudut lain ini, tapi gue yakin penjelasan akan datang dengan sendirinya di buku berikutnya, yang bakal muncul tahun depan. Dengan judul "The Son of Neptune". Udah ketebak dong siapa tokoh utamanya? :)
So...buat pecinta Percy Jackson & The Olympian series, The Heroes of Olympus merupakan buku lanjutan yang emang tidak bisa dilewatkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com