Sunday, March 31, 2013
Etiquette and Espionage - Gail Carriger
Sorry, cerita soal Ubud terpaksa disela dengan blok revisi yang satu ini. Buku karangan Gail Carriger. Setting ceritanya agak berbeda dari cerita yang biasa gue baca. Gail Carriger juga bukan pengarang yang biasa gue baca. Gara-gara berhasil menemukan file seri Parasol Protectorate karangan Gail Carriger, gue jadi tertarik untuk baca buku karangan dia dan gara-gara Parasol Protectorate, gue jadi tau kali gue ternyata suka juga dengan cerita dengan latar belakang steampunk.
Apa itu steampunk? Well menurut Wikipedia, steampunk itu cerita dengan setting abad 19, dimana pada jaman itu mesin uap mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari.
Dan gue baru tahu bahwa Phillip Pullman punya cerita, yang trilogi itu, His Dark Material, ternyata termasuk steampunk. Atau waktu gue baca ceritanya Cassandra Clare, prekuel Mortal Instrument, yang ternyata jugad masuk kategori steampunk. Oh well....
Oke, cukup tentang steampunk. Jujur, setelah baca bukunya Gail Carriger, seri Parasol Protectorate, gue jadi penasaran sama buku barunya yang ternyata untuk young adult. Dan covernya menggoda sekali hahaha.
It's one thing to learn to curtsy properly. It's quite another to learn to curtsy and throw a knife at the same time. Welcome to Finishing School.
Fourteen-year-old Sophronia is a great trial to her poor mother. Sophronia is more interested in dismantling clocks and climbing trees than proper manners--and the family can only hope that company never sees her atrocious curtsy. Mrs. Temminnick is desperate for her daughter to become a proper lady. So she enrolls Sophronia in Mademoiselle Geraldine's Finishing Academy for Young Ladies of Quality.
But Sophronia soon realizes the school is not quite what her mother might have hoped. At Mademoiselle Geraldine's, young ladies learn to finish...everything. Certainly, they learn the fine arts of dance, dress, and etiquette, but the also learn to deal out death, diversion, and espionage--in the politest possible ways, of course. Sophronia and her friends are in for a rousing first year's education.
Ini adalah buku pertama seri Finishing School, dan setelah gue baca, gue gak sabar nunggu buku kedua.
Setting buku ini berada di dunia yang sama dengan Parasol Peotectorate, hanya saja 25 tahun (atau 15 tahun??) sebelum seri Parasol Protectorate dimulai. Dunia Parasol Protectorate berarti, ada vampire, werewolf, dan juga hantu. Ketiga makhluk supernatural ini hidup berdampingan dengan manusia dan bukan hal yang aneh. Ketiganya masih agak ditakuti/disegani, tapi bukan sesuatu yang aneh. Ditambah pula dengan banyaknya mesin-mesin yang muncul sebagai staf rumah tangga, keamanan, dll.
Gue baca sambil dengerin audiobook-nya. Bener-bener cari waktu untuk bisa baca buku dan dengerin sampe tuntas. Dan gue suka banget sama ini cerita.
Gue suka dengan Sophronia, tokoh utamanya, gadis 14 tahun yang penuh rasa ingin tahu, lebih tertarik pada mesin daripada belajar tata krama, yang lebih senang manjat pohon daripada duduk diam. Gue suka dengan sekolahnya, hahahaha finishing school tapi ngajarin bagaimana caranya jadi mata-mata tapi tetap dengan penuh sopan santun.
Cerita ini bener-bener menghibur banget. Lucu, tapi juga ada misteri nya. Buat yang udah pernah baca seri Parasol Protectorate, bakal kenal beberapa nama yang muncul di sini, sedangkan buat yang belum pernah, tidak ada masalah. Gue sendiri baru baca seri PP buku 1, sedang baca buku 2, jadi yah...gue juga enggak ngeh banget-banget siapa aja yang nantinya bakal berperan di seri PP. Toh hal itu tidak mengganggu, namanya juga prekuel.
Yang gue suka dari serial ini, mungkin karena settingnya juga steampunk dan tema ceritanya misteri, dramanya (teenage angst) tuh sedikit atau tidak ditunjukkan. Ada kalanya memang dikatakan bahwa Sophronia merasa tidak secantik teman-temannya yang lain, tapi kemudian tidak berkutat di hal itu, dan Sophronia sendiri juga merupakan gadis yang cukup punya kepercayaan diri.
Jalan ceritanya cepat, ringan meskipun temanya misteri, dan seperti yang udah gue bilang, menghibur alias lucu (or mungkin gue berasa lucu karena denger audiobook-nya??). Bener-bener enggak sabar untuk nunggu buku kedua.
Yang gue sayangkan hanya...well mungkin ini kesalahan/kekurangan gue, karena settingnya di English, jadi (mungkin) yang digunakan adalah istilah bahasa Inggris yang gue enggak familiar, plus karena settingnya steampunk, alhasil ada beberapa kosa kata baru yang memang khusus diciptakan/ada untuk buku ini. Plus karena cukup banyak mesin-mesin yang beredar di buku ini, jadi istilah mesin, science juga cukup kenceng, meskipun enggak pernah terlalu teknis banget. Other than that, this book is really enjoyable!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com
No comments:
Post a Comment