Apa Bahasa Indonesianya "Take It for Granted"? Menganggap remeh? Menyia-nyiakan? Gue cuma tau, intinya adalah sikap ketika kita menganggap sesuatu ada karena memang sudah dari sana-nya sesuatu itu ada.
Gue baru aja nonton film seri "Cold Case", season 4. FYI, "Cold Case" gak jauh-jauh dari cerita polisi, tapi yang memang khusus mengurus cold case homicide , yang mengambil setting di Philadelphia. Masih punyanya Jerry Bruckheimer juga.
Salah satu episodenya mengambil setting tahun 1919, pada waktu Amrik sedang berusaha meloloskan undang-undang yang mengijinkan perempuan untuk ikut pemilu.
Bukan mau menjadi aktivis hak-hak perempuan, tapi kebayang gak sih kalo gak ada perjuangan para wanita-wanita ini, yang berhasil merubah sejarah. Di Amrik punya suffragette, para perempuan yang berjuang supaya kaum perempuan bisa ikutan pemilu, Indonesia punya R. A. Kartini.
Dulu waktu kuliah sempet ada pembahasan soal perbedaan gender jaman dahulu kala. Dibandingkan sekarang, bisa dibilang semua udah setara. Perempuan mau jadi apapun bisa. Dan gue, dengan bodohnya waktu itu sempet mikir dulu mengenai contoh bahwa perempuan saat ini pun mendapat perlakuan yang sama dengan para laki-kali.
Padahal contoh yang paling gampang, apalagi kalo bukan soal sekolah? Sekarang kesempatan untuk perempuan bersekolah udah terbuka lebar dan enggak ada tuh larangan bagi para perempuan untuk menimba ilmu.
Tapi, karena sudah terbiasa dengan kenyataan bahwa yang namanya perempuan boleh bersekolah, alhasil jadi lupa bahwa DULU yang namanya PEMIKIRAN bahwa perempuan perlu dan harus bersekolah itu merupakan sesuatu yang dinilai tidak masuk akal, lucu, dan tidak mungkin terjadi.
But look at us now...apa jadinya para laki-laki itu tanpa kita, para perempuan :))
No comments:
Post a Comment