Tuesday, September 30, 2008

Aaaaggghhhh!!!!


Oke....hari ini (or tadi siang lebih tepatnya), Senin 29 September 2008, gue ke Mal Gading bareng Yosi temen gue, yang minta ditemenin beli bra. Berhubung gue udah jalan duluan, sementara dia masih menunggu angkot (rumah dia di daerah Galur - Cempaka Putih), udah pasti gue nyampe duluan.

Pagi itu (siang deh, jam 11-an) gue emang mesti ke Bank Permata deket rumah, nyetor dollar. Emang rencana gue adalah, klaar dari Bank, mau ke Mal. Sekedar nongkrong di Starbucks, baca buku, nulis, or shopping. Pokoknya doing nothing at the Mal, yang tebakan gue ujung-ujungnya belanja juga :)

Rencana, nongkrong di Starbucks La Piazza. Pikir gue sepi, karena toh lagi pada puasa 'kan? Eh...ternyata cukup rame. Gak jadi deh...alhasil gue jalan ke Mal 3 (hieh...dari ujung ke ujung tuh!). Starbucks di Mal 3 agak sepi, meskipun sofa penuh. Sofa di Starbucks Mal 3 emang gak banyak. Satu area untuk sekitar 6-8 people, satu area untuk 4 people, satu area untuk 2 people, jadi yah...emang cuma sedikit. Toh pas gue selesai order dan mau duduk, gue tetep dapet sofa.

Gue pesen, seperti bisa Ice Grande Raspberry Latte. Plus smoked ham and cheese quiches. Sembari makan/nunggu, gue baca buku. Seperti biasa.

Gue baca buku karangan Qui Xialong: A Loyal Character Dance (An Inspector Chen Mystery), hasil pinjem sepupu gue. Ini adalah buku #2, buku #1 masih dipinjem temen-nya sepupu gue itu. Seperti biasa juga.

Gue baru nyampe halaman lima, tapi udah berasa lah hawa-hawa Shanghai, China seperti apa. Udah terbawa dengan pace di awal cerita. Memang masih awal, tapi dengan lima halaman itu, gue dapet feelingnya. Nyampe lah apa yang hendak digambarkan oleh si pengarang.

Membaca dengan setting Shanghai, mau enggak mau gue kepikiran tentang China dan inget sama pembicaraan bonyok gue dan juga obrolan gue dan Dito, tentang jalan-jalan ke China.

Kelihatannya, semua orang seneng dan pingin banget pergi ke China. Kecuali gue.

Bukannya gue gak suka Chine. Suka lah. Gue 'kan Chinese, jadi yah...I don't have any problem with China. Meskipun harus gue akui, gue jadi lebih Cina setelah berteman dengan Sufei. Apalagi sebelum tahun 2000 'kan emang agak ribet dengan kebudayaan China sendiri, plus dengan keluarga yang Katolik-Kristen tuh kebudayaan makin jauh aja.

Tapi bukan karena itu gue jadi rada enggan untuk ke China.

Melainkan karena gue gak bisa bahasa Mandarin!

Buat gue hal itu cukup memalukan. I'm a Chinese (Indonesian-Chinese) but I can't speak Mandarin or any Chinese language!

Hieh...menyedihkan banget.

Jangankan ke China. Waktu ke Korea aja, salah satu pegawai duty free store mencoba berbicara dengan bahasa Mandarin ke gue. Mungkin karena ngeliat gue Chinese, jadi dia dia mau bilang kalo dia bisa bahasa bahasa Mandarin jadi ngapain ngomong bahasa Inggris mulu. Lha gue gak bisa Mandarin, gimana dong?

Jadi ribet.

Nah...pada waktu gue lagi memikirkan hal tersebut, tiba-tiba gue kepikiran untuk memasukkan pemikiran gue ini ke blog gue, by handphone. Jadilah gue ngetik di handphone gue. Udah nyampe 10 halaman (yang berarti cukup banyak dan cukup lama dan cukup merepotkan juga) tiba-tiba...handphone gue mati.

Bet!

Mati begitu saja, baru kemudian idup lagi.

Aaaaggghhhh!!!

Mau marah rasanya!!!

Hieh!! Sebel banget deh!

Langsung ngoceh-ngoceh ke Dito bentar.

Untung abis itu Yosi dateng dan kita kemudian shopping kayak orang gila...jalan dari Mal 3, ke Mal 1, balik lagi ke Mal 3. Hieh...capek deh!!

Tapi tetep...kejadian tadi siang di Starbucks itu sih bikin kesel banget!!!

Sunday, September 28, 2008

Udah Beli Baju? [revised]

Udah Beli Baju?

Matt memandang empat orang anak muda yang duduk di depannya. Busway jurusan Blok M - Kota entah mengapa sedang tidak padat. Ramai, tapi tidak sampai berdesakan. Nampak beberapa orang berdiri, tapi jarak antar-orang masih cukup berjauhan. Itulah sebabnya, ia dapat memandang empat orang tersebut.

Tiga cewek dengan satu cowok.

Matt langsung bergumam dalam hati. Hm...begitu katanya.

Dari penampilan mereka, Matt menduga bahwa keempatnya bukan anak kuliah. Gayanya tidak sesuai. Penampilan mereka memang sesuai dengan anak kuliahan. Yang cowok memakai celana jeans hitam, dengan kemeja putih yang ditutupi dengan cardigan hitam, bersepatu keds.

Tanpa sadar Matt mendesah. Kecewa.

Sementara para cewek mengenakan celana jeans, baju model pregnant look, atau kaos ketat yang ditutupi dengan cardigan, atau sekedar kaos yang panjang hingga paha; dengan sepatu pantofel model sekarang, yang tanpa hak dan dari bahan karet. Belum lagi tas yang mereka bawa cukup besar untuk membawa diktat atau loose leaf yang besar.

Sekali lagi Matt memperhatikan mereka. Yang cowok tampak rapi. Wajahnya putih bersih, klimis. Sementara para cewek juga tidak kalah...menarik. Tidak cantik, tapi tidak jelek.

Mereka tertawa terbahak-bahak cukup keras. Itu yang membuat Matt menduga mereka bukan anak kuliahan. Gaya dan tingkah laku mereka terlalu ABG untuk ukuran anak kuliahan. Kecuali ini adalah anak SMA yang baru masuk kuliah. Ditambah lagi, Matt sempat mendengar mereka membicarakan tentang pekerjaan mereka sebagai online customer service.

Matt memejamkan mata. Ia mengantuk.

"Hallo, sayang? Lagi dimana?"

Matt mendengar suara cowok. Ia mengintip sejenak dan cowok yang berada di hadapannya sedang berbicara melalui ponsel.

"Sama temen-temen lagi pergi," kata cowok tersebut sekali lagi, kali ini disertai senyum di bibirnya.

"Sama temen-temen cewek, kok! Tenang aja!" ketiga temannya yang cewek saling bicara, berusaha agar suara mereka cukup keras didengar oleh seseorang yang dipanggil 'sayang' oleh teman cowok mereka.

Meskipun kaget mendengar komentar yang terakhir, tapi Matt tetap menutup matanya. Hm...katanya lagi dalam hati. Enak juga ya, bisa terbuka seperti itu. Apalagi didukung oleh teman-temannya. Jadi inget sama....

"Udah beli baju baru untuk anak kamu belum?"

Matt kontan membuka matanya. Ia berusaha sekua tenaga untuk menjaga ekspresi mukanya tetap datar. Tapi dalam hati ia berteriak sekuat tenaga WHHAAATTT????!!!!

Ya ampun!! Matt kembali berteriak dalam hati.

"Ya elu! Sama bini aja takut! Bilang aja...lu mau ketemu sama...bini lu yang lain! Hahahaha...udah kangen nih!"

OH MY GOD!!! Sekali lagi, Matt berteriak dalam hati.

Walah...kalau gue sampe seperti itu, jadi pacar cowok beristri...wah...gak deh!! Gak mungkin banget gue didukung sama yang lain! Bisa-bisa gue dikutuk oleh Anjing Langit! Belum lagi injakan maut Gajah Afrika. Atau malah, bisa-bisa gue ditenggelamkan di Laut Artic oleh Killer Whale. Wah...gak deh. Makasih, tapi enggak lah yauw!!

Perlahan-lahan, Matt menggelengkan kepala, kemudian kembali mengatupkan mata. Menjadi seorang gay memang tidak mudah. Tidak pernah akan mudah. Tapi, ia masih punya harga diri untuk tidak terlibat dalam sebuah affair yang tidak bernilai seperti itu.

Bus Transjakarta yang Matt tumpangi baru saja melewati halte Bundaran HI. Perjalanan menuju halte Kota masih cukup lama. Paling tidak, cukup untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnnya yang lelah. Besok ia masih harus kembali bekerja.

The End

Untuk seorang Matt, yang ceritanya gue ambil dan gue kembangkan sendiri. Thanks ya untuk ceritanya...:)

Menikah

Dulu, waktu masih di Asrama Putri Cor Jesu, yang berarti waktu gue SMA, gue punya seorang ibu asrama. Namanya Ibu Wien. Usianya waktu itu...hm...mungkin sekitar 27 sampe 30 tahun lah. Gue dan temen-temen angkatan gue cukup deket dengan Ibu Wien ini. Begitu juga dengan Suster Asrama gue, Sr. Alexandrine. Mereka berdua yang jadi orangtua kita selama di asrama. Dan layaknya orangtua, kadang yang satu lebih baik dibandingkan yang lain, kadang bisa dua-duanya galak, dan jarang dua-dua-nya baek hehehe...

Dari dua ibu asrama itu, hanya satu orang awam, yaitu Ibu Wien itu. Banyak cerita dan banyak kejadian yang tentunya gue inget sampe sekarang. Salah satunya adalah, tentang menikah.

Bu Wien pernah mengatakan kalau cewek pada usia >= 25 tahun, dorongan untuk menikahnya akan sangat kuat. Gue sendiri gak tau bener ato enggak, karena toh umur gue waktu itu masih 17-18 tahun. Apa sih yang gue tahu? Umur dengan kepala 2 aja belum, iya 'kan? Tapi toh kata-kata itu gue inget baik-baik, sekedar untuk jaga-jaga kalo tiba-tiba gue merasa bahwa dorongan untuk menikah tiba-tiba memuncak.

Ternyata sampe saat ini, sampe gue udah melewati 25 tahun dan umur 30 tinggal beberapa tahun lagi, gue belum merasakan dorongan yang amat sangat kuat untuk menikah.

Entah karena ini kesalahan atau emang gue yang telat. I don't know.

Apa karena gue ngerasa bahwa menikah hanyalah sebuah option dan juga merupakan sebuah optional? Apa karena gue ngerasa bahwa ada yang lebih penting dari menikah? Atau apa karena gue merasa bahwa tanpa menikah pun lu juga bisa bahagia?

Memang harus diakui bahwa menikah juga memberikan rasa nyaman, memberikan perlindungan, memberikan sense of belonging, menumbuhkan rasa cinta dan memberikan kebahagian, serta hal-hal positif lainnya.

Gue juga tidak menolak pernikahan. Gue juga mau menikah, to someone I really love. Gue juga mau menghabiskan sisa hidup gue bersama seseorang yang gue cintai. Mau banget!

Tapi gue tidak menjadikan menikah sebagai tujuan utama hidup gue. Itu aja. At least, not now. Mungkin dua tahun lagi hehehe.

Jadi, gue kasian banget sama dua orang temen gue yang mendapat 'tekanan' dari orangtua mereka untuk segera menikah. Bahkan pertanyaan sederhana seperti, "Jadi giliran kamu kapan [kawin]?" atau pertanyaan yang to the point "Kapan kawin?" menjadi beban untuk mereka.

Dua orang temen gue ini jadi 'terpaksa' untuk 'hunting' cowok dan begitu dapet mereka harus segera menikah.

Salah satu temen gue itu...sekarang sedang menghitung hari...karena bisa dibilang, tinggal 2 minggu lagi dia akan menikah, tapi tanda-tanda menuju pernikahan yang sakinah dan bahagia jauh dari pandangan mata. Mau mundur, undangan udah disebar. Mau maju, tapi kok terlihat suram dan serba tidak pasti. Semua jadi serba salah. Padahal, sudah tidak ada cinta lagi dari sisi temen gue ini, sedangkan pihak yang cowok...duh...pingin banget bisa GUE INJEK-INJEK SAMPE GEPENG!!!!

Semua jadi heboh, panik dan bingung. Temen-temen satu geng gue, yang isinya hewan semua, udah siap-siap untuk men-stampede tuh calon suami. Beneran deh!

Bapak Burung Hantu menyalahkan ortu temen gue ini...gue juga sih...sedikit banyak emang pihak ortu cukup bersalah. Seandainya kejadian ini ditangani semenjak awal, gue rasa tidak akan banyak jiwa-jiwa dan hati yang terluka.

Seandainya.

Sekarang...tinggal menunggu kabar. Tinggal menunggu kisah selanjutnya. Tinggal menunggu apa yang akan terjadi dua minggu depan. Dan banyak-banyak berdoa, semoga terjadi sebuah keajaiban.


Saturday, September 27, 2008

Thanks For The Memories - Cecelia Ahern


Oke...
Cecelia Ahern merupakan salah satu pengarang buku yang menjadi favorite gue. Awal baca buku dia, P.S. I Love You versi Bahasa Indonesia murni karena gue lagi kekurangan bacaan, dan menurut Winy waktu itu, bukunya bagus. Jadi deh gue baca. Dan ternyata emang bagus. Dengan sukses, buku P. S. I Love You bikin gue nangis!

Buku berikutnya yang gue baca adalah...Where Rainbows End/Rossie Dunne...belum ada Bahasa Indonesia-nya dan gue SUKA banget sama buku itu. Apalagi ditambah gaya bercerita-nya beda sekali. Dia tidak memberikan gaya penulisan narasi, seperti kebanyakan buku. Dia bercerita melalui notes, catatan-catatan kecil, fax, sma, surat, e-mail, sms, chatting, yang dilakukan antara para tokoh-tokohnya. Sempet kaget dengan gaya bercerita seperti itu, tapi WOW gue menikmati banget dan in the end...again...I cried!

Buku berikutnya adalah If You Could See Me Now. Kali ini ceritanya yang tidak lazim. Tentang Imaginary Friends. No...ini bukan cerita anak-anak. Ini tentang orang dewasa, yang dewasa terlalu cepat, sehingga kehilangan masa kanak-kanak dan akhirnya bertemu dengan imaginary friends keponakannya. Tentu aja semua jadi complicated...tapi semua berakhir dengan bahagia.

Buku berikutnya, A Place Called Here. Sekali lagi, dengan cerita yang tidak lazim. Apa yang terjadi dengan barang-barang yang ketika kita cari di seluruh rumah tidak ketemu, padahal kita yakin bener barang tersebut kita letakkan kembali di tempatnya dan kita sudah cari sampe bego, tetep aja gak ketemu? Menurut Cecelia Ahern, ketika barang yang kita cari itu menghilang, barang tersebu, atau bahkan orang, pindah ke suatu tempat. Agak aneh memang, tapi kalo dipikir-pikir...seru juga 'kan?

Nah, buku yang baru aja gue baca, Thanks For The Memories...gak kalah unik. Sebelum gue mulai, gue agak bingung dengan kemunculan buku ini. Temen gue yang di Aussie udah dari kemaren-kemaren nyinggung soal buku ini, jauh sebelum Amazon.com menuliskan buku ini di website mereka. Gue cari di internet juga waktu itu belum ada, tapi kok ya temen gue tau ya?

Tadi, gue buka Amazon, dibilang kalo nih buku baru akan keluar April 2009 yang hardcover. Sedangkan gue, udah beli yang paperback, padahal 'kan biasanya hardcover dulu baru yang paperback. Hieh..aneh.

So...Thanks For The Memories.

Tebakan gue, Cecelia Ahern mengambil ide cerita dari kisah para penerima transplantasi jantung.

Tau 'kan betapa sudah banyak orang/kisah tentang mereka yang menerima organ jantung dari orang lain yang kemudian tiba-tiba jadi memiliki hobby atau ingatan atau kebiasaan dari orang yang jantungnya mereka gunakan?

Sekarang, bagaimana dengan transfusi darah?

Nah itu yang coba Cecelia Ahern ceritakan. Apa jadinya kalo seseorang memberikan darahnya untuk pertama kalinya dan dia menyumbangkannya dari hatinya yang paling dalam? Apa yang akan dirasakan oleh orang yang menerima sumbangan darah tersebut?

Emang sih, ceritanya khayal, tapi kalo dipikir-pikir...seru juga kan?

Dan kali ini, Cecelia Ahern menggambarkan pertemuan para tokohnya seperti di Where Rainbows End/Rossie Dunne. Saling berpapasan tapi tidak pernah sampai bertemu. Selalu ada saja kejadian yang membuat mereka berada di tempat yang berbeda, padahal mereka bisa berada di tempat yang sama.

Yah..yang penting endingnya bahagia..:-D

Mungkin next time gue donor darah, gue akan mencoba untuk menyumbangkannya dengan penuh perasaan :-P hehehe

Friday, September 26, 2008

Kingdom Animalia

Jujur aja, gue gak inget bagaimana atau apa awalnya, sehingga kami semua (temen-temen satu geng dan beberapa teman lain) bisa punya nickname atau icon hewan. Entah disengaja atau tidak, tapi sekarang 90% dari kami memang punya nickname atau icon hewan.

Bener-bener gak ada niat untuk melecehkan atau mengejek apalagi merendahkan, tapi memang dari kami memiliki ketertarikan khusus dengan hewan yang kami pilih sebagai icon. Ada beberapa yang memang memiliki sejarah dibalik pilihan hewan tersebut, ada yang sekedar kagum, ada yang memang sengaja milih supaya biar kompak dengan yang lain.

Seperti gue.

Icon gue Gajah.

Kenapa gue milih gajah? Gue sendiri agak lupa, yang berarti alasan awal gue memilih gajah sekedar iseng. Kemungkinan besar sih karena emang badan gue yang gede. Dan hewan yang emang memiliki badan besar 'kan gajah. Hm...kecuali pas gue berenang si Tizia manggil gue Paus...yah...karena gue jarang berenang juga, jadi Paus tidak jadi pilihan gue. Oke. Yang pasti sih, setelah gue memilih untuk menjadikan gajah sebagai hewan gue, mulai deh mengkoleksi beberapa hal yang berbau gajah. Sempet kepikiran untuk mengumpulkan EVERYTHING about elephant. Tapi menyadari kalo gue gak segila itu sama gajah, jadinya kemudian disorting. Cukup sampai pada hal-hal yang emang menarik minat gue, bentuknya bagus, berguna, dan tentu saja mampu gue beli. Itu tentang gue.

Lalu ada Dito. Icon dia Burung Hantu. Kenapa? Yah...silakan baca aja di MP dia. Tapi toh memang agak cocok juga dengan dia. Dengan muka yang bulat, terus lebih suka beredar di malam hari, ya pas lah dengan burung hantu

Kemudian ada Ingrid. Icon dia Killer whale, alias Orca. Kenapa? Kalo gak salah gara-gara abis nonton Free Willy, dia jadi jatuh cinta. Gue ndiri juga agak lupa kenapa. Tapi yang pasti, sama kayak gue, abis itu dimulailah perburuan tentang orca. Plus, si Ingrid ini memang termasuk killer. Dengan profesi sebagai dokter, jadi dia memang termasuk orang yang tegas, dan kalo marah..wuih...killer abis!! Demen nonton horror pula! Hieh...bener-bener deh...tapi dia dokter yang keren!! Dokter pribadi kita semua!

Dilanjutkan dengan Sufei alisa Lie Siok Hui. Icon dia...hm...agak ambigu. Dia tergila-gila pada purple star (bukan sekedar bintang dan bukan sekedar warna ungu, tapi bintang ungu). Di lain pihak, dia juga tergila-gila pada anjing. Wah...dia bisa lebih care sama hewan yang namanya anjing, dibandingkan sama nyokapnya! Hehehe...terlalu hiperbola memang, tapi kadang itu yang ada di kepala dia. Walaupun harus diakui, secara umum dia memang pecinta hewan. Murni animal lover, dengan anjing sebagai her first love. Jadi kadang icon dia Purple Star, kadang Anjing. Golden Retriever lebih tepatnya, walau kadang kita suka mamanggil dia dengan Siokhurian Husky (plesetan Siberian Husky). Oh ya...dari kita semua, cuma dia yang 'mendalami' kecintaannya pada hewan. Kadang dia suka mendengking

Kita juga punya Sapi, yaitu Lisa Margaret. Agak lupa juga kenapa dia memilih Sapi sebagai icon dia. Kalo gak salah inget pas SMA dia jatuh cinta dengan gambar sapi dan kemudian untuk seterusnya di suka dengan sapi. Cocok juga karena memang dia putih hehehe maksa banget!

Kalau Rany, lain lagi. Icon dia Tazmanian Devil -nya WB. Itu lho yang suka muter-muter gak keruan terus bergigi tajam itu. Oke, ini emang cartoon dan meskipun memang ada hewan benerannya, kita gak pake hewan itu, tapi cartoon-nya sebagai lambang icon. Enggak gitu jelas juga kenapa dia milih Tazmanian Devil. Apa kalo gak salah dia dapet boneka itu dara her first boyfriend ya? Jadinya keterusan. Agak sesuai juga sih, mengingat dia banyak banget kegiatannya, walaupun sekarang mulai dikurangi satu persatu. Mau jadi istri orang soalnya jadi kegiatan dikurangi.

Freddy, memilih Landak sebagai icon-nya. Nah...yang ini gue bener-bener gak tau kenapa. Soalnya emang tau icon Freddy agak telat. Apa mungkin karena rambutnya yang jabrik-jabrik? Entah kenapa. Mungkin Dito bisa menjelaskan...

Icon kita tidak hanya hewan-hewan yang besar, tapi juga termasuk serangga. Seperti Paulina Li Nyuk. Kita manggil dia Li Nyuk, dan termasuk yang lebih tua dari kita semua. Icon dia Nyamuk. Kenapa? Yah...karena nama dia Li Nyuk dan nyambung aja dengan nyamuk hehehe...jadi deh kita mem-baptis dia dengan icon Nyamuk.

Lalu ada Astri, dengan icon Purple Butterfly. Sekali lagi, bukan sekedar warna ungu dan tidak sembarang kupu-kupur, tapi harus kupu-kupu ungu. Entah kenapa juga dia milih itu...

Yang tidak ketinggalan adalah Yan. Yang langsung diberikan icon Laler Kepo oleh Sufei. Menurut cerita Yan (gue telpon langsung orangnya) waktu itu di PSUT sedang rame anak-anak bikin icon (murni cuma supaya setiap kali nulis pesan di whiteboard gak ribet nulis nama, tapi cuma icon doang), dan Yan cuma bisa gambar Laler hahaha...terus dia waktu itu lagi nanya2 Sufei, tentang pilihan Sufei dari antara 2 cowok "bodyguard" dia itu...yang langsung di 'omelin' dengan kata-kata dasar Laler Kepo dari mulut Sufei, and thus Laler Kepo is born. Sampe sekarang icon dia Laler yang punya sifat Kepo hahaha...

Nah...kalo tadi itu icon hewan, di geng gue ada dua orang yang icon-nya bukan hewan.

Monica Atmaji, memilih icon Sadako atau Sumur. Kenapa? Karena rambutnya panjang, mukanya putih, dan nyaris tidak ada ekspresi! Ngeri banget deh! Plus demen banget nonton film horor. Hiih!!!

Yang satu lagi...hm...agak jorok nih, karena icon dia adalah Tai. Suer gak bohong. Imelda Halim namanya, tapi punya icon Tai. Kenapa? Karena menurut Imel, waktu nyokapnya mau ngelahirin dia, dikirain lagi sakit perut, jadilah pergi ke WC!! Untung aja nyadar kalo dia mau ngelahirin...hehehe...

Jadi yah...itulah kami semua. Sejalan dengan berlalunya waktu, kadang nama-nama kami itu mengalami penambahan. Seperti gue yang tiba-tiba dipanggil Sibuga, alias Si Ibu Gajah. Atau Ingrid yang dapet nickname jadi Si Bu Pau alias Si Ibu Paus. Malah, nickname mereka menjadi pembeda dengan nama yang mirip, seperti Lisa, yang rupanya memiliki nama cukup pasaran, menjadi Lisa Sapi. Sedangkan yang lain, masih tetap dengan nickname masing-masing.

Kita juga berkembang. Karena Ingrid udah married, jadi Angga kemudian memilih icon baru...Squid. Entah kenapa, mungkin terinspirasi dari film The Whale and The Squid? Whatever it is...Squid adalah icon dia...yang kemudian kita plesetkan (jauh banget!!) jadi Juhi hahaha...

Nickname ini juga sedikit banyak memudahkan kita untuk mencari kado. Karena yah...cari aja benda-benda yang berhubungan dengan icon-icon mereka, karena yah...sedikit banyak mereka mengumpulkan hal-hal tersebut.

Next time gue post gambar icon-icon mereka...kebetulan lagi ada di komputer yang lain...kebetulan emang sengaja nyari dan nyimpen icon-icon mereka, untuk kepentingan dokumentasi.

My Dream Wedding

Yah...daripada gue terus-terusan ngurusin wedding orang...sekali-sekali lah, gue ngurusin wedding gue ndiri...tentu aja ini semua masih dalam mimpi alias angan-angan..hehehehe. Besar kemungkinan sih, angan-angan ini gak akan terkabulkan. Bukan apa-apa, masalah wedding itu 'kan bukan murni hak gue ndiri...tapi juga melibatkan calon suami, plus ortu, plus calon mertua, plus temen-temen...jadi yah...kebayang deh ribetnya untuk berusaha memuaskan semua orang.

Jadi, berhubung gue belum punya calon suami, apalagi calon mertua, jadi gue bisa puas-puas main dengan impian gue ndiri :)

Oh ya...please...please...please...untuk mantan anak-anak murid ku yang membaca artikel ini...PLEASE keep it to yourself yah!!! Kalo untuk temen-temen gue sih...sama aja...just keep it to ourself ok?

Sekarang...mari kita mulai. Dari pilihan lagu dulu yah...

Misa/Ordinarium...hm...Korman aja kali ya? Kecuali nemu yang lebih indah dari ini....pingin misa Brevis C or D...tapi gak deh, gue gak bisa nyanyi-nya!

Ave Maria...jelas-jelas Caccini.

Lagu untuk sungkem dengan ortu...pilih The Prayer..kecuali ada yang mengusulkan lagu lain? Gak mau Doa Seorang Anak atau Mama-nya Il Divo. Ada lagu lain?

Pas janji pernikahan/sebelum janji pernikahan, ada yang nyanyi lagunya Lea Salonga - Two Words :)...atau minimal Berkatilah...

Lagu Komuni...hm...lagu John Rutter yang All Things Bright and Beautiful, For The Beauty, terus lagu The Greatest Of These Is Love mesti dinyanyiin. Hopefully sih masih ada waktu untuk Dito dan/or Stef solo...Sufei juga boleh tuh dikasih nyanyi. Tidak ketinggalan Angie dan Noldy, dua sepupu gue nyanyi (Busyet dah...ini mau pemberkatan pernikahan apa konser sih???!)

Lagu The Lord Bless You And Keep You juga mesti ada lah yauw!

Hehehe...gila ya?

Terus, gerejanya di Kapel Santa Maria, Juanda, tempat Bokap Nyokap dulu married, tempat gue dan Tizia diBaptis.

Romonya...yah...pingin banget Romo yang waktu itu ngeberkatin Bokap Nyokap dan yang dulu ngebaptis gue sama Tizia juga.

Btw...gue baru ngeh, kalo dulu emak bapak gue gaya juga yah...soalnya gue sama Tizia itu baptis private lho...maksudnya enggak massal gitu...enggak bareng paroki, jadi kita bikin acara baptis ndiri...hehehe...gaya yah...tapi keren!!!

Trus yang jadi saksi...hm...gue milih mantan kepsek SMP gue...alasannya? Yah...ada satu masa dimana dia dapat mengucapkan kata-kata yang awalnya tidak gue sadari dan saat itu merupakan saat yang sangat crucial buat gue.

Yang jadi padus...hm...mungkin gue akan milih sepupu gue itu, Angie and Noldy untuk ngurus plus nyanyi...or bisa juga gue minta Caecilia Gading untuk nyanyi...seru juga kali ya kalo bisa Pak Yoseph (Chang) yang conduct!

Kayaknya udah deh...ada yang ketinggalan?

Misdinar!

Hm...siapa yah...apa...Evan dan Saphie?

Hahahaha...kayaknya bakal seru banget tuh!!!

Oh ya...bestman...(kok gue yang milih juga? bodohlah...namanya juga impian gue!) Angga, dan groomsmen-nya Evan, Saphie (yang berarti mereka lepas dari jabatan sebagai misdinar) Freddy, dan Yan

Matron of Honor: Ingrid (udah married jadi Matron of Honor)
bridesmaid: Sufei, Linyuk, Lisa, Astri

ring bearer: Kevin (keponakan gue)..

Apalagi yah?

Apa ada yang ketinggalan?

Oh..soal resepsi...hm...belum kepikiran di mana...apa mau di Auditorium SD St. Maria juga, seperti bokap dan nyokap dulu? Udah pake AC sih sekarang, kalo dulu 'kan belum...atau di Aula SMP karena lebih luas...atau malah di lapangan SD aja, pake tenda gitu hehehe...

Anyway...yah namanya juga angan-angan gila...gak tau 'kan bisa terkabul or not...lha calon pengantin pria-nya aja belum ada coba!

Oh ya lagi...soal panitia...udah pasti lah sodara plus temen-temen gue...itu tidak usah ditanya-tanya lagi lah yauw!! Pokoknya semua bakal gue pekerjakan!!

Kalo ada tambahan...let me know yah...buat tambahan gue ndiri hehehe...gila!!!

Kebaya Merah

Hehehe...kayak judul novel yah...hehehe...sorry tapi ini bukan judul novel. Lagian, gak di sini kali kalo emang novel..'kan udah ada tempatnya.

Yah...sekedar mau ngoceh aja, kalo baju kebaya untuk wedding Rany tgl 11 Oktober besok udah jadi dan gue SENENG banget sama baju itu!!! Gue dah pamer sama nyokap dan Tizia, dan mereka approved!!! Malah pingin jahit juga di tempat itu...sayang JUAUH!!! Tapi gak papa lah...siapa tahu next time bisa ke sana lagi.

So..karena baju udah jadi...gue jadi agak-agak gak sabar untuk pesta tanggal 11 Oktober itu hehehe...mau pamer baju baru (HALAH!!!)

Wednesday, September 24, 2008

Eat & Eat - New Place to eat @ MKG 5


Hari ini kita sekeluarga rame-rame nyoba tempat makan baru di MKG 5. FYI aja, Mal Gading ini sih terakhir setau gue baru nyampe nomor urut 3, entah nomor 4-nya kemana, tau-tau muncul MKG 5. Mungkin masih menganut sistem kepercayaan orang Cina, nomor 4 itu tidak baik kali yah? Oh well...(hehehe niru Dito)

Nama tempat makan yang baru ini adalah Eat & Eat.

Sejak awal buka, memang sudah cukup menarik perhatian gue, karena sewaktu masih dalam tahap persiapan, di dindingnya ada semacam maklumat (yang sorry banget lupa gue foto) yang isinya menyatakan bahwa para anggota Jala Sutra akan pindah tempat nongkrong ke MKG 5, plus ada namanya Pak Bondan Winarno, yang menjadi host Wisata Kuliner di TransTV.

Yang menarik per
hatian gue jelas adalah namanya Pak Bondan tersebut. Nama tersebut semacam stempel approval bahwa tempat makan tersebut sudah pasti Mak-Nyuusss lah.

Gak cuma itu aja, di dinding tersebut ada tulisan yang bunyinya adalah...

From Rujak Buah to hokkien mee, Hawker food celebrates our rich diversity a melting pot of colours, textures, tastes and aromas
that bind us regardless of class, race, language or religion



Food is our national passion.

While we're eating one meal,
often we discussing where to have the next.

Hawker food is truly amazing to eat & eat
and its quality,accessibility, cleanliness

and efficiency makes a truly Hawker food

Well...meski gak tralu ngerti bener (apa yang dimaksud dengan Hawker?), toh kalimat tersebut mau gak mau bikin gue mengangguk-anggukan kepala, setuju dengan kalimat tersebut. Seperti yang ditulis di atas itu...selagi kita menyantap satu hidangan, seringkali kita kemudian membahas dimana kita akan kumpul dan makan-makan lagi...apalagi mengingat gue dan temen-temen yang lain itu memang GEMAR makan...setiap kali ketemu pasti bawaannya cari tempat makan, baru nongkrong...

Dan ketika kita (yang berarti emak, bapak, dan adik gue Tizia) nyampe ke tempat yang dituju, gue cuma bisa WOW!!!

Suasanya beda. Setting tempatnya beda. Makanannya juga beda (meskipun gak terlalu berbeda, tapi memang lain dari yang lain).

Satu hal yang langsung menarik minat gue adalah, setting-nya yang
bener-bener membawa kita seolah-olah kembali ke masa lalu...and it's so Chinese!!



Nyaris di tiap sudut, atau di tiap pojokan, ada bermacam-macam aksara Cina, gambar gadis-gadis Cina jaman dulu, bahkan ada foto seorang Mak, yang gak tau itu Mak-nya siapa yang ditaro di situ




Gak cuma berhenti sampai di hiasan atau ornamen, tulisan pun serta istilah pun juga ikutan oldies

J
JANG MAO KE JAMBAN
LIWAT SINI

Suer, tulisan ini sempet bikin orang cukup bingung. Bukan hanya karena pintunya yang tertutup dan enggak ada gambar/icon/lambang sama sekali, tapi juga mungkin karena tulisan JAMBAN itu yang membuat orang agak bingung. Atau mungkin lebih tepat lupa. Dan gue cuma bisa tersenyum antara lucu dan geleng-geleng kepala sambil mikir, ya ampun...ada aja yah yang niat untuk bikin keterangan seperti itu!!!



Nah, kalo yang satu ini...well...bener-bener gak tau, selain tebakan gue dia jualan kaca marmer dan roepa-roepa

Di beberapa dinding juga ditempel (di dalam frame) iklan-iklan kuno alias jadoel, lengkap dengan tulisan kuno-nya campur dengan bahasa Belanda. Hm...jadi kepikiran, mungkin mirip dengan iklan sekarang kali ya, bahasa Indonesia campur bahasa Inggris hahahaha...

Ini ada beberapa iklan yang sempet difoto adik gue dan gue, cuma emang gak jelas...


Yang sebelah kiri, tentang jamu Nyonya Meneer, sedang yang satu lagi, tentang es
k
rim Baltic, kalo gak salah.

Sedangkan untuk stall tiap makanan dan tempat duduk-nya juga disesuaikan lah ya...




Overall, tempat makan ini emang beda dari yang lain. Paling gak, menurut gue dan setau gue, baru kali ini gue liat yang seperti ini. Entah ya kalo di tempat lain ada yang bikin seperti ini. Atau mungkin ini meniru Singapore, yah...gue gak tau lah. Yang pasti sih...seneng aja ngeliat ini. Bring back old memories...hehehe..meskipun tetep aja gue belum lahir pas tahun yang menjadi rujukan bagi setting atau atmosfer tempat makan ini.

Pingin banget ngajak anak-anak yang lain untuk ke sini...tapi mungkin next month kali yah...sesudah lebaran dan sesudah urusan Rany klaar...

Oh ya...soal makananya sendiri...berhubung gue tadi gak makan, tapi emak bapak gue sih makan, tizia juga makan, dan enggak ada complained dari mereka, bisa gue katakan so far makanannya masih enak dan harganya juga reasonable. Masih belum buka semua, ada beberapa yang belum buka, tapi ngeliat tempat yang udah disediain sih...yah...bakalan seru deh

Gading emang bener-bener surga makanan!!

So...silakan dateng, lihat dan rasakan sendiri, oke?!

Yang pasti sih, next time mesti bawa kamera digital!!!
Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com