Sesudah melakukan foto sesi di pinggir jalan (hoek!!) perjalanan dilanjutkan menuju Kawah Putih. Nah, ini dia nih 'gong'-nya. Akibat keseringan liat foto pre-wed orang, jadinya kita pun ingin ke sana, meskipun kali ini bukan dalam rangka pre-wed.
Ternyata medan/jalan dari jalan raya menuju kawah putihnya sendiri itu cukup berat. Malahan kata bokap (cerita waktu dijemput bokap untuk pulang ke rumah) duluuuuu jalannya tuh batu-batu, pokoknya bener-bener enggak enak deh, bukan jalan aspal or jalan yang mulus. Kalau dibandingkan sekarang memang sudah jauh lebih bagus, meskipun waktu kita lewat sedang dilakukan perbaikan jalan.
So, ada dua cara/pilihan untuk ke Kawah Putih. Naik mobil sendiri, dengan catatan yang bawa/nyetir harus gape, karena jalan yang cukup naik turun, dengan tikungan tajam dan jalanan sempit. Atau parkir dulu di bawah, terus naik 'angkot' nya mereka. Kalo yang pergi naik bus sih, jelas-jelas harus by angkot, tapi ada juga beberapa sedan yang memilih untuk naik angkot.
Berhubung kita naik Panther Touring, dan yang bawa adalah Rany, maka kita pun naik mobil sendiri. Jalanannya memang naik turun, malah ada yang harus ambil ancang-ancang dulu karena kalo enggak, gak bakal kuat naik hihihi...dan belum lagi ada 2 tikungan tajam, sehingga kalo mau belok mesti klakson dulu dan agak pelan untuk menghindari bahaya.
Perjalanan dari bawah, tempat bayar tiket masuk sampai ke parkiran atas ternyata hanya makan waktu kurang lebih 10 menit. Terasa lebih lama/jauh karena memang medannya yang cukup berat.
Dari parkiran di atas, yang btw dipenuhi dengan penjual bermacam-macam strawberry, kita masih harus jalan lagi untuk benar-benar menuju kawah tersebut. Jalannya sih enggak jauh, tapi dari area parkir harus naik tangga (step-nya lebar-lebar) lalu turun untuk menuju Kawahnya.
Sepanjang jalan, cukup banyak 'rambu-rambu' peringatan, seperti dilarang mencoret-coret, dilarang membuang sampah, dilarang makan dan minum (padahal kita bawa cemilan hihihi), termasuk juga larangan/anjuran untuk tidak berdiri terlalu dekat dengan kawah. Tidak hanya itu, juga terdapat semacam peringatan bagi mereka yang tiba-tiba merasa pusing, mual, ingin muntah dsb-nya supaya segera menjauh dari kawah. Diakhiri dengan tulisan "berada di kawah tidak lebih dari 20 menit". Gue baca tuh warning sign itu, tapi kata yang lain itu hanya untuk yang mengalami ciri-ciri seperti yang disebutkan diatasnya. Oh ya udah pikir gue.
Dan langsung di bawah kita nampaklah Kawah Putih.
Seperti yang ditulis Sufei di FB, "Kawah Putih, sebuah surga yang tercecer". It's breathtakingly beautiful!!!! Gue dalam hati gak henti-hentinya bergumam "How great Thou art". Ngeliat itu...kawah, ngeliat pohon-pohonnya, ngeliat tebingnya, well...it's Him alright! Gak ada yang bisa nyaingin deh.
Tapi, bukan kita namanya kalo di setiap keindahan tersebut di'tangkap', maka dimulailah nyaris 1,5 jam photo session bersama dengan Rany, Sufei, Linyuk, dan gue sendiri. Kebetulan Rany mengajak kita ke daerah yang memang tidak ramai, dan bisa dibilang mungkin bukan tempat yang sering dipake untuk foto-foto, jadi memang tidak terlalu padat. Sementara gue ngeliat para orang-orang sibuk gantian foto, kita dengan santai langsung buka tripod, menggunakan fungsi timer, dan langsung bergaya hahahaha...
Ada yang girang karena bisa manjat pohon tuh...
Kebetulan cuaca agak mendukung, berawan ditambah angin yang berhembus cukup kencang, sampai-sampai perlu pake jaket segala.
Ketika sudah selesai foto-foto, sudah puas tertawa melihat beragam gaya Rany, kenyang dengan Lays dan minum, dan ketika nyaris semua background sudah digunakan, maka kita pun beranjak pergi, kembali menuju parkir.
Sebelum benar-benar masuk mobil, brenti sebentar untuk mencoba fondue ala Ciwidey :) apalagi kalo bukan Strawberry Coklat dan Pisang Coklat. Cukup murah juga sih harganya, sekitar 15 ribu-an ya kalo gak salah.
Selagi menuju mobil, mata Sufei menatap ke penjual jagung bakar dan jagung rebus, dan ia pun terhipnotis :) maka sekali lagi kami berhenti untuk membeli jagung bakar dan jagung rebus. Rany, Sufei, dan Linyuk pada makan, sementara gue enggak. Setelah itu, baru kita bener-bener bergerak menuju ke pintu keluar yang nun jauh di bawah sana.
Sebenernya, kita pingin banget foto di depan tulisan KAWAH PUTIH yang memang terdapat tepat di belokan menuju Kawah Putih, deket dengan jalan raya. Tapi, berhubung itu tulisan gede itu dipenuhi oleh orang-orang yang gak jelas ngapain (ngapain juga sih nongkrong deket situ?) jadi yah batal deh foto-foto di situ. Tapi, gak papa. Kita pergi keluar dari Kawah Putih dengan janji bahwa kita akan kembali lagi hehehehe...
Kita cuma berhenti sekali untuk melihat Patuha Resort, yang masih terbilang baru, dan jaraknya memang lebih dekat dengan Kawah Putih dibandingkan Pondok Gembyang. Sayang harganya cukup mahal. Andai perginya cukup banyak orang, mungkin kita akan nginep di sana. Sesudah itu, perjalanan langsung menuju Bandung. Rencana stop over untuk lunch di Sindang Reret, karena tertarik dengan saung-saungnya yang katanya berada di tengah-tengah sawah, tapi toh akhirnya batal karena lebih memilih makan di Bandung.
Sampai di Bandung sempet mengalami 'kebingungan' sedikit, tapi setelah tanya pihak hotel, diberi tahu (nyaris nyasar lagi, sampe mbaknya bingung mau ngomong apa lagi), toh akhirnya itu hotel ketemu, padahal dah di depan mata! Hihihihi. Seperti biasa, gue ngurus pembayaran dan sebagainya.
Kali ini, nginep di Hotel Caryota yang memang sudah pernah gue dan Rany pake waktu terakhir ke Bandung tahun 2004 kemaren. Dan kali ini pun ada bell boy yang dengan baik hati mengangkut semua barang-barang kita menuju lantai 2. Dan tinggal gue yang kaget pas masuk kamar. Ternyata dapat kamar yang sama!!! Hehehehe...lucu.
Setelah meletakkan seluruh barang-barang dan sedikit merapikan diri, baru deh kita lanjut lagi. Gue dengan kagetnya menatap diri sendiri di cermin dan menyadari bahwa...ya ampun...itu leher gue pada merah-merah. Tangan juga pada merah-merah. Gue kena SUNBURN!!! Weks!!! Ya ampun!! Gara-gara foto kelamaan di Kawah Putih, dengan cuaca mendung dan angin yang berhembus kencang sampai-sampai tidak menyadari kalo itu sinar matahari tetep aja bersinar dengan kekuatan full!! Oh my goodness....
Tapi ya sudah, sunburn tidak membuat acara jalan-jalan menjadi terganggu. Acara berikutnya adalah Paff by Public Affair, sebuah FO langganan Linyuk, yang posisinya enggak jauh dari hotel kita. Jujur, awalnya agak males ke FO karena biasanya jarang dapet baju, tapi setelah denger kata-kata Linyuk yang bilang kalo dia dan para cicinya sering banget belanja di situ (badan cicinya Linyuk kurang lebih kayak gue) jadilah gue mau coba. Maka ke sana lah kami menuju.
Di depan Paff ternyata ada jual Bakso Kaget. Bakso Kaget itu bakso tapi di dalamnya ada isi, karena kita enggak tahu akan dapet isi apa maka dinamakanlah Bakso Kaget. Pas banget, karena sepanjang jalan menuju Hotel sebelumnya Sufei udah beberapa kali liat, dan seperti biasa dia penasaran pingin nyoba tapi ngomongnya secara tersirat. Pucuk dicinta ulam tiba, pas di depan Paff ada, maka kita makan dulu, baru kemudian belanja baju :)
Gue menemukan FO favorit baru!!! Gila gue suka bener lah belanja di Paff ini. Pertama, dia sedia baju-baju ukuran gue, kedua, harganya <= 100 rb (malah punya gue dibawah 100 semua), ketiga, modelnya bukan yang kuno. Wah puaslah gue! Dan anak-anak yang lain pada ngerjain gue. Ada kali gue setengah jam di kamar ganti gak keluar-keluar karena terus-terusan dikasih baju, terus dan terus dan terus dan terus. Alhasil gue beli 3 baju dan 1 celana. Gak masalah, karena toh kemudian Sufei juga belanja sama banyaknya, malah jatuhnya jadi lebih banyak hahahaha... Dari situ baru lah kita lanjut makan malam di Bancakan.
Restoran ini, modelnya mirip restoran Ampera (dan juga Bumbu Desa) alias self service dan makanan yang dijual pun juga makanan Sunda. Kalo Bancakan khusus Nasi Liwet. Enak dan murah, dan rame!
Dari sini, mampir ke The Secret, salah satu FO juga bekas China Emporium. Ini FO memang besar tempatnya, di dalam ada semacam kebun yang sebenernya asik juga sih untuk foto-foto, tapi karena semua tiba-tiba kelelahan, jadi udah enggak ada energi untuk foto-foto. Linyuk pun mengusulkan supaya kita pulang dulu ke Hotel, mandi-mandi baru abis itu berpikir untuk lanjut or not.
Wah, waktu denger saran Linyuk, langsung tersadar. Baru ngeh kenapa badan kok lemes, mata pedes, badan panas (kalo yang ini jelas-jelas karena sunburn), dan capek. Rupanya energi sudah habis, terkuras ketika tertawa-tawa di Kawah Putih, akibat tidak menuruti anjuran 20 menit tersebut. Alhasil, kita pun pulang ke hotel untuk ngecharge bater masing-masing hahahaha.
Dan di sinilah terjadi insiden kamar mandi yang terkenal itu hihihihi.
So...sementara yang lain istirahat dan lain-lain (pasang kasur angin Linyuk) gue mandi. Rany isirahat, Sufei nonton Animal Planet, Linyuk mandi, gue beres-beres barang. Rany istirahat, gue duduk-duduk santai, Linyuk motong pear yang gue bawa, Sufei mandi. Lagi anteng-anteng duduk dan menunggu potongan pear dari Linyuk, tiba-tiba terdengar "GUBRAKKKKK" diikuti oleh 'dengkingan' dan aduhan. Gue dan Linyuk cuma saling pandang, bertanya-tanya APAKAH yang jatuh? Gue sih mencoba memikirkan apa yang mungkin jatuh dari kamar mandi itu.
Linyuk (or gue ya?) sempet berteriak bertanya pada Sufei. Sufei menjawab, tapi kita enggak ngerti/denger jawabannya jadi kita diem aja. Enggak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, nampak Sufei sedang meringis kesakitan dan bilang kalo dia tadi lagijongkoktruskeplesetmaunyaripegangangakadaakhirnyanariktiraidaripadajatuhbeneran.
Yah kurang lebih begitulah penjelasan dia. Gue aja enggak nangkep dia ngomong apa, sampai akhirnya gue melihat sendiri itu TKP. Cuma Sufei yang bisa membuat TKP seperti ini. Gue sendiri sampe speechless dan bingung harus ngomong apa ke room service.
Tapi, untung ada Rany. Karena pas dia lihat TKP ini, dengan santai dia langsung ambil itu tirai dan...
Ternyata, itu gagang memang tidak dipantek/dipaku, tapi sengaja dipaskan dengan lebar ruangan dan tinggal langsung ditarik ke atas. Langsung rapi lagi deh. Tinggal kaki Sufei yang biru-biru hahahha.
Malamnya, sekitar jam 10 akhirnya kita keluar dari Hotel menuju Paris Van Java, untuk sekedar keluar dari kamar mencari cemilan. Makan hotdog dan kentang di Frankfurter, minum yoghurt di BMC, jam 12 pun kita pulang kembali ke hotel, mengakhiri hari kedua dan menghabiskan malam pertama di Bandung.
Hieh...ternyata capek juga gue :) Bersambung di part 3 ya...
(kalo udah kayak gini, gue bersyukur banget ada blog! kebayang gak sih kalo harus nulis??? gempor deh nih jari!)