Saturday, November 28, 2009

Jalan-Jalan ke Bandung [Kehidupan Para Narsisisme] - part 2

Oke, sembari menanti unduhan dan menanti FB mari kita lanjutkan walking down [my] memory lane, soal jalan-jalan ke Bandung awal November kemaren :))

Sesudah melakukan foto sesi di pinggir jalan (hoek!!) perjalanan dilanjutkan menuju Kawah Putih. Nah, ini dia nih 'gong'-nya. Akibat keseringan liat foto pre-wed orang, jadinya kita pun ingin ke sana, meskipun kali ini bukan dalam rangka pre-wed.

Ternyata medan/jalan dari jalan raya menuju kawah putihnya sendiri itu cukup berat. Malahan kata bokap (cerita waktu dijemput bokap untuk pulang ke rumah) duluuuuu jalannya tuh batu-batu, pokoknya bener-bener enggak enak deh, bukan jalan aspal or jalan yang mulus. Kalau dibandingkan sekarang memang sudah jauh lebih bagus, meskipun waktu kita lewat sedang dilakukan perbaikan jalan.

So, ada dua cara/pilihan untuk ke Kawah Putih. Naik mobil sendiri, dengan catatan yang bawa/nyetir harus gape, karena jalan yang cukup naik turun, dengan tikungan tajam dan jalanan sempit. Atau parkir dulu di bawah, terus naik 'angkot' nya mereka. Kalo yang pergi naik bus sih, jelas-jelas harus by angkot, tapi ada juga beberapa sedan yang memilih untuk naik angkot.

Berhubung kita naik Panther Touring, dan yang bawa adalah Rany, maka kita pun naik mobil sendiri. Jalanannya memang naik turun, malah ada yang harus ambil ancang-ancang dulu karena kalo enggak, gak bakal kuat naik hihihi...dan belum lagi ada 2 tikungan tajam, sehingga kalo mau belok mesti klakson dulu dan agak pelan untuk menghindari bahaya.

Perjalanan dari bawah, tempat bayar tiket masuk sampai ke parkiran atas ternyata hanya makan waktu kurang lebih 10 menit. Terasa lebih lama/jauh karena memang medannya yang cukup berat.

Dari parkiran di atas, yang btw dipenuhi dengan penjual bermacam-macam strawberry, kita masih harus jalan lagi untuk benar-benar menuju kawah tersebut. Jalannya sih enggak jauh, tapi dari area parkir harus naik tangga (step-nya lebar-lebar) lalu turun untuk menuju Kawahnya.

Sepanjang jalan, cukup banyak 'rambu-rambu' peringatan, seperti dilarang mencoret-coret, dilarang membuang sampah, dilarang makan dan minum (padahal kita bawa cemilan hihihi), termasuk juga larangan/anjuran untuk tidak berdiri terlalu dekat dengan kawah. Tidak hanya itu, juga terdapat semacam peringatan bagi mereka yang tiba-tiba merasa pusing, mual, ingin muntah dsb-nya supaya segera menjauh dari kawah. Diakhiri dengan tulisan "berada di kawah tidak lebih dari 20 menit". Gue baca tuh warning sign itu, tapi kata yang lain itu hanya untuk yang mengalami ciri-ciri seperti yang disebutkan diatasnya. Oh ya udah pikir gue.

Dan langsung di bawah kita nampaklah Kawah Putih.


Seperti yang ditulis Sufei di FB, "Kawah Putih, sebuah surga yang tercecer". It's breathtakingly beautiful!!!! Gue dalam hati gak henti-hentinya bergumam "How great Thou art". Ngeliat itu...kawah, ngeliat pohon-pohonnya, ngeliat tebingnya, well...it's Him alright! Gak ada yang bisa nyaingin deh.


Tapi, bukan kita namanya kalo di setiap keindahan tersebut di'tangkap', maka dimulailah nyaris 1,5 jam photo session bersama dengan Rany, Sufei, Linyuk, dan gue sendiri. Kebetulan Rany mengajak kita ke daerah yang memang tidak ramai, dan bisa dibilang mungkin bukan tempat yang sering dipake untuk foto-foto, jadi memang tidak terlalu padat. Sementara gue ngeliat para orang-orang sibuk gantian foto, kita dengan santai langsung buka tripod, menggunakan fungsi timer, dan langsung bergaya hahahaha...


Ada yang girang karena bisa manjat pohon tuh...

Kebetulan cuaca agak mendukung, berawan ditambah angin yang berhembus cukup kencang, sampai-sampai perlu pake jaket segala.


Ketika sudah selesai foto-foto, sudah puas tertawa melihat beragam gaya Rany, kenyang dengan Lays dan minum, dan ketika nyaris semua background sudah digunakan, maka kita pun beranjak pergi, kembali menuju parkir.

Sebelum benar-benar masuk mobil, brenti sebentar untuk mencoba fondue ala Ciwidey :) apalagi kalo bukan Strawberry Coklat dan Pisang Coklat. Cukup murah juga sih harganya, sekitar 15 ribu-an ya kalo gak salah.

pinter juga ya mereka bikin seperti ini :)


Selagi menuju mobil, mata Sufei menatap ke penjual jagung bakar dan jagung rebus, dan ia pun terhipnotis :) maka sekali lagi kami berhenti untuk membeli jagung bakar dan jagung rebus. Rany, Sufei, dan Linyuk pada makan, sementara gue enggak. Setelah itu, baru kita bener-bener bergerak menuju ke pintu keluar yang nun jauh di bawah sana.

Sebenernya, kita pingin banget foto di depan tulisan KAWAH PUTIH yang memang terdapat tepat di belokan menuju Kawah Putih, deket dengan jalan raya. Tapi, berhubung itu tulisan gede itu dipenuhi oleh orang-orang yang gak jelas ngapain (ngapain juga sih nongkrong deket situ?) jadi yah batal deh foto-foto di situ. Tapi, gak papa. Kita pergi keluar dari Kawah Putih dengan janji bahwa kita akan kembali lagi hehehehe...

Kita cuma berhenti sekali untuk melihat Patuha Resort, yang masih terbilang baru, dan jaraknya memang lebih dekat dengan Kawah Putih dibandingkan Pondok Gembyang. Sayang harganya cukup mahal. Andai perginya cukup banyak orang, mungkin kita akan nginep di sana. Sesudah itu, perjalanan langsung menuju Bandung. Rencana stop over untuk lunch di Sindang Reret, karena tertarik dengan saung-saungnya yang katanya berada di tengah-tengah sawah, tapi toh akhirnya batal karena lebih memilih makan di Bandung.

Sampai di Bandung sempet mengalami 'kebingungan' sedikit, tapi setelah tanya pihak hotel, diberi tahu (nyaris nyasar lagi, sampe mbaknya bingung mau ngomong apa lagi), toh akhirnya itu hotel ketemu, padahal dah di depan mata! Hihihihi. Seperti biasa, gue ngurus pembayaran dan sebagainya.

Kali ini, nginep di Hotel Caryota yang memang sudah pernah gue dan Rany pake waktu terakhir ke Bandung tahun 2004 kemaren. Dan kali ini pun ada bell boy yang dengan baik hati mengangkut semua barang-barang kita menuju lantai 2. Dan tinggal gue yang kaget pas masuk kamar. Ternyata dapat kamar yang sama!!! Hehehehe...lucu.

Setelah meletakkan seluruh barang-barang dan sedikit merapikan diri, baru deh kita lanjut lagi. Gue dengan kagetnya menatap diri sendiri di cermin dan menyadari bahwa...ya ampun...itu leher gue pada merah-merah. Tangan juga pada merah-merah. Gue kena SUNBURN!!! Weks!!! Ya ampun!! Gara-gara foto kelamaan di Kawah Putih, dengan cuaca mendung dan angin yang berhembus kencang sampai-sampai tidak menyadari kalo itu sinar matahari tetep aja bersinar dengan kekuatan full!! Oh my goodness....

Tapi ya sudah, sunburn tidak membuat acara jalan-jalan menjadi terganggu. Acara berikutnya adalah Paff by Public Affair, sebuah FO langganan Linyuk, yang posisinya enggak jauh dari hotel kita. Jujur, awalnya agak males ke FO karena biasanya jarang dapet baju, tapi setelah denger kata-kata Linyuk yang bilang kalo dia dan para cicinya sering banget belanja di situ (badan cicinya Linyuk kurang lebih kayak gue) jadilah gue mau coba. Maka ke sana lah kami menuju.

Di depan Paff ternyata ada jual Bakso Kaget. Bakso Kaget itu bakso tapi di dalamnya ada isi, karena kita enggak tahu akan dapet isi apa maka dinamakanlah Bakso Kaget. Pas banget, karena sepanjang jalan menuju Hotel sebelumnya Sufei udah beberapa kali liat, dan seperti biasa dia penasaran pingin nyoba tapi ngomongnya secara tersirat. Pucuk dicinta ulam tiba, pas di depan Paff ada, maka kita makan dulu, baru kemudian belanja baju :)


Gue menemukan FO favorit baru!!! Gila gue suka bener lah belanja di Paff ini. Pertama, dia sedia baju-baju ukuran gue, kedua, harganya <= 100 rb (malah punya gue dibawah 100 semua), ketiga, modelnya bukan yang kuno. Wah puaslah gue! Dan anak-anak yang lain pada ngerjain gue. Ada kali gue setengah jam di kamar ganti gak keluar-keluar karena terus-terusan dikasih baju, terus dan terus dan terus dan terus. Alhasil gue beli 3 baju dan 1 celana. Gak masalah, karena toh kemudian Sufei juga belanja sama banyaknya, malah jatuhnya jadi lebih banyak hahahaha... Dari situ baru lah kita lanjut makan malam di Bancakan.


Restoran ini, modelnya mirip restoran Ampera (dan juga Bumbu Desa) alias self service dan makanan yang dijual pun juga makanan Sunda. Kalo Bancakan khusus Nasi Liwet. Enak dan murah, dan rame!

Dari sini, mampir ke The Secret, salah satu FO juga bekas China Emporium. Ini FO memang besar tempatnya, di dalam ada semacam kebun yang sebenernya asik juga sih untuk foto-foto, tapi karena semua tiba-tiba kelelahan, jadi udah enggak ada energi untuk foto-foto. Linyuk pun mengusulkan supaya kita pulang dulu ke Hotel, mandi-mandi baru abis itu berpikir untuk lanjut or not.

Wah, waktu denger saran Linyuk, langsung tersadar. Baru ngeh kenapa badan kok lemes, mata pedes, badan panas (kalo yang ini jelas-jelas karena sunburn), dan capek. Rupanya energi sudah habis, terkuras ketika tertawa-tawa di Kawah Putih, akibat tidak menuruti anjuran 20 menit tersebut. Alhasil, kita pun pulang ke hotel untuk ngecharge bater masing-masing hahahaha.

Dan di sinilah terjadi insiden kamar mandi yang terkenal itu hihihihi.

So...sementara yang lain istirahat dan lain-lain (pasang kasur angin Linyuk) gue mandi. Rany isirahat, Sufei nonton Animal Planet, Linyuk mandi, gue beres-beres barang. Rany istirahat, gue duduk-duduk santai, Linyuk motong pear yang gue bawa, Sufei mandi. Lagi anteng-anteng duduk dan menunggu potongan pear dari Linyuk, tiba-tiba terdengar "GUBRAKKKKK" diikuti oleh 'dengkingan' dan aduhan. Gue dan Linyuk cuma saling pandang, bertanya-tanya APAKAH yang jatuh? Gue sih mencoba memikirkan apa yang mungkin jatuh dari kamar mandi itu.

Linyuk (or gue ya?) sempet berteriak bertanya pada Sufei. Sufei menjawab, tapi kita enggak ngerti/denger jawabannya jadi kita diem aja. Enggak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, nampak Sufei sedang meringis kesakitan dan bilang kalo dia tadi lagijongkoktruskeplesetmaunyaripegangangakadaakhirnyanariktiraidaripadajatuhbeneran.

Yah kurang lebih begitulah penjelasan dia. Gue aja enggak nangkep dia ngomong apa, sampai akhirnya gue melihat sendiri itu TKP. Cuma Sufei yang bisa membuat TKP seperti ini. Gue sendiri sampe speechless dan bingung harus ngomong apa ke room service.


Tapi, untung ada Rany. Karena pas dia lihat TKP ini, dengan santai dia langsung ambil itu tirai dan...

Ternyata, itu gagang memang tidak dipantek/dipaku, tapi sengaja dipaskan dengan lebar ruangan dan tinggal langsung ditarik ke atas. Langsung rapi lagi deh. Tinggal kaki Sufei yang biru-biru hahahha.

Malamnya, sekitar jam 10 akhirnya kita keluar dari Hotel menuju Paris Van Java, untuk sekedar keluar dari kamar mencari cemilan. Makan hotdog dan kentang di Frankfurter, minum yoghurt di BMC, jam 12 pun kita pulang kembali ke hotel, mengakhiri hari kedua dan menghabiskan malam pertama di Bandung.

Hieh...ternyata capek juga gue :) Bersambung di part 3 ya...

(kalo udah kayak gini, gue bersyukur banget ada blog! kebayang gak sih kalo harus nulis??? gempor deh nih jari!)

Jalan-Jalan ke Bandung [Kehidupan Para Narsisisme] - part 1

(note: klik foto untuk gambar yang lebih jelas ;p)

Well...bisa dibilang ini cerita lama. Long overdue. Dan sejujurnya, udah agak males juga untuk cerita, tapi gue pasti bakal kecewa kalo ini kisah tidak dituliskan hahaha...apalagi emang enggak ada catatan apapun selama perjalanan ke Bandung kali ini, kecuali catatan bon hahahaha. So...here it goes.

Setelah perjalanan Bandung tahun 2006 yang lalu (dah lama bener ya!!!), dimana pada waktu itu bisa pergi dengan rame-rame dan nginep pula, kali ini kami pergi lagi. Dan kali ini cuma pergi berempat. Yup just four of us, gue, Rany sang sopir, Linyuk, dan Sufei. Kalau biasanya pergi beramai-ramai, kali ini cuma berempat. Menurut ingatan gue, pertama kali ke Bandung duluuuuuuu itu pergi ber-7, naik Taruna. Kedua ber-10, naik 2 mobil. Dan kali ini cuma ber-4. Jadi ya cukup terasa perbedaannya. Yang pasti sih, karena kali ini naik Panther (hm...tiga kali ke Bandung sama Rany, dengan mobil yang berbeda-beda terus!), dan yang pergi cuma berempat, jadi yah more rooms for us hahahaha....

Rencana pergi hari Jumat. Jam-nya masih tidak tahu. Awal pingin pergi siang, tapi ternyata Rany rapat. Pas rapat Rany dibatalkan, eh Linyuk mesti ngelesin. Ya sudah, akhirnya diputuskan untuk pergi dari Jakarta sekitar jam 6 sore. Gue sendiri udah ngerapiin tas-tas gue. Hm...coba gue inget-inget gue bawa berapa tas. Tas baju 1 (berhasil pake yang sedeng), kemudian shoulder bag yang besar, kemudian masih bawa tas kecil untuk makanan, gue iseng bawa Famous Amos dan pear Sinko Korea 2 biji, plus tripod. Tripod ini yang gak boleh ketinggalan. Bisa menyesal sepanjang masa kalo tuh tripod gak gue bawa.

Ok, rencana berangkat hari Jumat jam 6 sore, ternyata batal. Jam 11 siang gue ditelpon oleh Sufei, langsung disuruh bangun. Kebetulan gue emang udah bangun dari jam 10, tapi pikir gue baca buku dulu, toh pergi sore. Eh jam 11 disuruh bangun dan dibilangin kalo ada perubahan rencana. Sufei, yang aturannya masuk kantor, ternyata memutuskan untuk membolos! Bareng dengan Rany, mereka memutuskan untuk liat pameran buku di JCC sebelum jemput Linyuk yang selesai ngelesin around 16.30 pm. Jadi gue akan dijemput around 13.30.

Berhubung gue lagi in the middle of interesting story, jadilah gue kembali ke buku gue itu hahahaha....akhirnya gue emang telat sih ;) pas Rany udah mau nyampe, sekitar Rawamangun situ, gue bilang untuk jangan cepet-cepet. Yang ada malah gue udah siap sedia, Rany yang belum nyampe hahaha...tapi gak papa. Pas Rany nyampe, gue udah siap, tinggal masukkin barang-barang dan langsung menuju Gajah Mada untuk menjemput Sufei.

Pas kita tiba di samping GM, baru aja mau parkir sebentar, tau-tau ada yang ngetuk pintu belakang. Eh Sufei dah nyampe hehehe...jadi kita tidak perlu nunggu lama-lama. Baru aja mau meluncur menuju JCC tiba-tiba dapet sms dari Linyuk yang mengatakan bahwa...dia tidak jadi ngelesin, yang berarti bisa langsung pergi.

Weleh-weleh...langsung rencana saat itu berubah, kita kembali ke rumah Sufei untuk ambil barang-barang dia (rencana awal adalah liat pameran dulu, baru langsung jemput Linyuk, sedangkan barang-barang Sufei 'dikirim' ke rumah Linyuk), baru kemudian jemput Linyuk. Tapi, dasar Sufei, begitu nyampe rumah Linyuk malah turun dan minta buka Farmville dulu!!! Dia panen dulu! Dasar! Tapi sesudah itu, kita langsung jalan. Sempet kepikiran untuk mampir JCC dulu, tapi gak jadi dan langsung menuju Bandung.

Kalau catatan status di Facebook benar (gila hoki ada FB ya!!!), maka kita baru naik tol, lewat Bekasi around 16.45-an. Dan selama perjalanan, kita ngobrol-ngobrol terus, berusaha untuk saling menjaga sang sopir jagoan untuk terus terjaga dan terhibur hihihi.... Kita akhirnya berhenti untuk makan sekitar jam 17.15-an di Rest Area pertama yang kita ketemuin, yang emang masih cukup baru, tapi oke juga lah. Makan di Solaria. Selesai makan, masih pake belanja di supermarket mini-nya...Alfa ya kalo gak salah. Beli Kopi (untuk Rany), beli obat nyamuk, beli minum, dan beberapa hal lainnya, baru deh abis itu jalan lagi.

Gue gak inget jam berapa masuk daerah Bandung sana (kita gak masuk kota yang pasti), tapi kita keluar Kopo itu around 19.30 dan waktu berhenti untuk beli martabak itu sekitar pukul 20.30. Hanya satu jam, padahal jaraknya lumayan jauh juga.

Ada cerita lucu mengenai martabak. Begitu mulai masuk daerah Ciwidey (keluar Tol) dan mulai ketemu dengan 'peradaban' seperti warung-warung, restoran, Pizza Hut, dsb-nya, rupanya banyak juga yang jualan martabak di pinggir jalan. Dan Sufei, rupanya ngidam itu martabak. Pertama sih dia enggak bilang kalo mau martabak, biasa ciri khas Sufei, cuma nyebut eh itu martabak. Terus disebut-sebut melulu lah itu martabak. Dari yang tersirat, eh enak kali ya makan martabak, sampai yang to the point, eh brenti dong beli martabak, hihihihi.... Tapi, dasar emang temen-temennya ini lagi pada iseng, gak ada yang menggubris itu omongan si prumpan. Tiap kali ada martabak, yang mana pasti gue liat dulu karena gue duduk depan, pasti dilewatin gitu aja. Termasuk tukang martabak yang ada tepat di sebrang pom bensin. Padahal Rany memang mesti isi bensin (solar), tapi toh Rany tetep enggak berhenti dan tinggal Sufei manyun di belakang, sementara kita tertawa terbahak-bahak hahahaha...

Akhirnya setelah Rany isi solar, toh gue bilang sama Rany untuk stop over ketika ada tukang martabak. Sufei sih udah hopeless gak bakal ketemu tukang martabak lagi, karena emang udah mulai jarang yang jualan, tapi ternyata masih ada (banyak) yang jualan, deket sama taman/lapangan yang kalo malem emang dijadikan tempat jualan. Jadilah berhasil juga dia beli itu martabak.

Selesai beli martabak, perjalanan masih harus dilanjutkan lagi untuk mencari penginapan yang emang udah kita booking. Berhubung udah malem dan lampu di kiri kanan jalan nyaris tidak ada, jadi memang nyaris tidak ada yang bisa dilihat. Sempet melewati beberapa penginapan yang sempat ditelpon/dilihat dari internet dan posisi mereka ternyata masih cukup di bawah, masih cukup jauh dari daerah yang hendak dituju besok hari. Akhirnya toh penginapan kita terlihat juga.

Namanya Pondok Gembyang. Seperti yang terlihat di foto, memang kecil dan modelnya rumahan. Kita tiba sekitar setengah 10-an gitu, jadi situasi di sekitar penginapan pun sepi. Hanya ada 2 mobil lain di parkiran. Gue sendiri langsung ngurus pembayaran dan sesudah itu baru deh kita semua pada menuju kamar. Kamarnya tinggi bo! Jadi kena deh mesti olah raga dulu malem-malem, bawa barang dan naik tangga menuju kamar hahahaha...ketauan banget yang jarang olah raga karena begitu nyampe kamar langsung megap-megap kehabisan napas :))

Kamarnya sendiri...yah standard lah ya. Tapi memang terlihat kurang bersih. Yang sangat mengganggu adalah lampunya yang temaram alias remang-remang. Suer bikin sakit mata. Kamar mandi...yah masih bisa lah dipake untuk mandi (malam itu kita gak mandi hihihi baru mandi pas paginya). Salah satu kelebihan Pondok Gembyang ini kalo gak salah inget sih dia punya semacan mata air panas, jadi ya mau malem atau mau pagi, air panas selalu tersedia. Cukup membantu sih untuk mandi pagi :). Tapi gue sih mandinya enggak terlalu pake air panas, tetep dicampur sama air panas hehehe...

So, jam 10 malam kita semua udah di kamar, gue dan Sufei di kasur, sementara Rany dan Linyuk di kasur angin yang dibawa Linyuk, kita sibuk ketawa-ketiwi bercanda macem-macem, ngebahas macam-macam. Dari soal Miyabi sampe istilah pillow talk juga dibahas. Mungkin karena 'baru' jam 10 dan gak ada yang biasa tidur jam 10, jadilah semua pada bingung mau ngapain hahahaha.

Pagi jam 6 gue bangun. Giliran pertama gue untuk mandi, karena katanya gue yang paling lama siap-siap hihihi...gak papa, jadi 'kan gue jadi lebih santai. So jam 6 gue dah bangun dan mandi duluan. Rencana mau berangkat jam 8, dan menurut perhitungan gue, dengan 4 orang cewek paling gak seorang butuh mandi dan siap-siap tuh setengah jam-an. Pas 'kan jam 8?

Sementara yang lain pada mandi, gue bisa foto nih pemandangan :)

Selagi menunggu yang lain selesai, gue beres-beres barang dan sekalian nurunin barang, supaya enggak sekaligus jadi berat. Sempet minta air panas karena mau bikin pop mie. Cukup lama juga menunggu air panas, karena rupanya sekalian dengan dua cangkir teh manis dan 2 tangkup roti panggang. Lumayan lah buat isi perut pagi-pagi kalo makan pop mie enggak cukup. Kayak gue, tuh roti malah gue makan semua hihihi...abis isinya selai strawberry sih.


Jam 8 lewat lima, kita keluar dari kamar, barang-barang udah dimasukkin ke dalam tas, siap untuk jalan. Tapi eits tunggu dulu...sebelum berangkat, harus lah foto dulu di depan hotel hahahaha...maka jadilah itu foto pertama kami berempat di Ciwidey. Itulah gunanya tripod. Baru sesudah itu perjalanan kami lanjutkan.

Menurut saran Rany, tujuan kita langsung Situ Patengang. Jadi kita naik dulu ke atas, baru kemudian turun ke Kawah Putih dan menuju Bandung. Berhubung kita jalan jam 8-an, jadi jalanan masih kosong, hawa masih dingin dan seinget gue AC mobil pun tidak dipasang. Angin semilir enakkkk sekali. Dengan pemandangan kiri dan kanan perkebunan teh, mau enggak mau memang langsung teringat akan puncak. Tapi kalo mau dibandingkan, tetep perkebunan teh Walini ini lebih bagus :)


Sempet beberapa kali menemukan spot yang bagus untuk backdrop foto (ini isinya fotoooo mulu!), tapi masih ragu-ragu untuk brenti di pinggir jalan sekedar untuk foto-foto, lagipula Rany pun bilang kalo nanti kita akan lewat jalan yang sama jadilah kita enggak brenti. Agak lega karena nanti bisa balik lagi, tiba-tiba Rany brenti (di sebelah kanan, pas ada tempat parkir) dan kita diajak foto. Emang bagus sih hihihi... Setelah puas dengan foto-foto, barulah perjalanan dilanjutkan kembali


Akhirnya tiba juga kita di Situ Patengan. Sebenernya, ada keterangan mengenai Situ Patengan di depan "pintu" masuk. Tapi, berhubung rame orang duduk-duduk, jadi kita enggak mampir. Jujur, sebenernya enggak ada apa-apanya selain danau dan pulau di tengah-tengahnya. Pulau itu katanya berbentuk love, emang iya sih. Atraksi nya adalah pulau itu. Makanya cukup banyak kapal di sekitar danau. Tapi, berhubung kita masih mau ke Kawah Putih, kalau ke pulau cinta-nya takut enggak keburu, jadi kita puas-puasin dengan foto-foto lagi.



Rany, Sufei, dan Linyuk...with the trees

Dan sesuai 'janji' Rany, kita juga berhenti sekali lagi di tepi jalan untuk foto-foto, dengan latar belakang perkebuan teh tersebut hahaha...pokoknya sebisa mungkin menangkap pemandangan indah ini, dengan kami di dalamnya tentu :)


Well...lebih baik dihentikan sampai di sini dulu :) berhubung saya lagi capek dan ngantuk, jadi berhenti sampai di Situ Patengan. Besok or hopefully nanti, disambung lagi :)



Wednesday, November 25, 2009

Christmas Songs

Natal sudah semakin dekat, udah pasti bakal banyak banget hal-hal yang berbau Natal mulai bermunculan, memancing konsumerisme masyarakat (termasuk gue) untuk membuat Natal semakin meriah. Maklum, terlalu banyak menonton film-film Natal barat, yang penuh dengan lampu dan Pohon Natal di mana-mana, sedangkan di sini (Indonesia) suasananya Natalnya sendiri kurang berasa, alhasil kita jadi ingin menciptakan "suasana" Natal itu di rumah. Untung juga gue gak pernah sampe all out nyiapin Natal itu hihihihi...

Dan biasanya juga, dibarengi dengan berbagai lagu Natal. Dari yang klasik, sampe rock dan lagu anak-anak pun ada. Tahun ini, sama seperti tahun lalu, para penyanyi-penyanyi itu mengeluarkan album lebih cepat. Gak lagi menunggu bulan Desember atau November. Bahkan dari Oktober pun mereka udah ngeluarin tuh album! Mencuri start ceritanya!

So...ini ada beberapa album Natal yang udah berhasil gue unduh. Gue gak kasih link unduhannya, tapi gue kasih link ke blog yang kebetulan udah posting lebih dulu. So...all appreciation goes to the owner of the blog ok? Especially to www.alexdang.com, he's trully is the best!!!

Here goes...

Dimulai dengan Straight No Chaser. Gue suka banget sama ini kelompok, berasal dari kelompok acapella kampus, yang berhasil booming. Tahun ini mereka mengeluarkan another christmas album, yang sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Agak-agak kocak lagu-lagu mereka kali ini. Silakan di unduh buat yang seneng dengan lagu-lagu acapella.

My favorite is of course none other than 12 Days of Christmas. Pasang kuping baik-baik untuk bisa ngerti ini lagu :) Dan setau gue, lagu ini yang membuat mereka menjadi sangat terkenal :)


Lanjut dengan Andrea Bocelli. Siapa sih yang enggak kenal dengan bapak yang satu ini? Kalo belum, yah inilah saatnya anda berkenalan dengan Andrea Bocelli. Suaranya yang tinggi, tapi empuk dijamin bikin yang denger jadi meleleh dan merinding merasuk suka (apaan sihhhh???!!!) hahahaha...tapi bener...cobalah denger lagu-lagu Andrea Bocelli, yang baru kali ini ngeluarin album Natal (mungkin dia janjian sama Josh Groban, berhubung produsernya sama si David Foster hihihi). Albumnya sendiri udah keluar, jadi kalo yang mau beli silakan lho ya...gue ndiri belum sempet tapi I WILL!!! Ini salah satu penyanyi yang enggak rugi untuk dikoleksi.

Andrea Bocelli - My Christmas (2009)


Masih dari jajaran penyanyi lagu-lagu klasik (my favorite), Hayley Wesntera. Penyanyi dari New Zealand yang punya suara begitu bening dan tinggi, membuat gue waktu pertama kali denger tercengang. Tau soal penyanyi ini dari temen, yang kemudian membuat gue cukup menyukai penyanyi ini. Tahun ini, dia juga bikin album Natal, yang katanya lebih matang dan lebih siap, dibandingkan album Natal dia yang sebelumnya, dan menurut gue emang enak juga lagu-lagunya


Masih dengan lagu-lagu klasik, kali ini string quartet. Ketemu album ini bener-bener enggak sengaja dan tertarik gara-gara judulnya. "What if Mozart wrote "Have Yourself a Merry Little Christmas"?" Masak sih enggak tertarik dengan judulnya? Ternyata di tahun ini mereka punya judul lain, What if Mozart Wrote "White Christmas", tapi sayang sampe sekarang masih belum ketemu unduhannya :(. Anyway, ada 2 judul dari seri "What if Mozart wrote..." ini. Dan dua-duanya dimainkan oleh The Hampton String Quartet. Coba didengerin deh, gak bikin ngantuk kok meskipun cuma musik yang dimainkan oleh alat gesek :)

What if Mozart Wrote "Have Yourself A Merry Little Christmas"
What if Mozart Wrote "I Saw Mommy Kissing Santa Claus"

Membicarakan instrument, enggak lengkap tanpa ada lagu dari Jim Brickman :) tahun ini dia sepertinya release 2 album, tapi kalo gue baca di amazon, yang "Hymns & Carols of Christmas" itu produksi tahun 2008. Yah apapun itu, gue baru ngeliatnya tahun ini, jadi anggap aja itu dua album baru rilis tahun ini ya hahahah


Hm...apa lagi ya? Mau yang pop? Ada David Archuleta, kalo berminat.


Sting juga kali ini ngeluarin album Natal. Sting - If On A Winters Night

Atau mungkin para 'anak-anak' jebolan Disney :) All Wrapped Up - 2

Oke...sepertinya segini dulu...blogspot lagi error nih...

Tuesday, November 24, 2009

Seksi Acara

Kemaren hari Senin, dimintain tolong oleh Rany untuk ngebantuin dia nyusun acara untuk kegiatan...hm...gue lupa nama kegiatannya apa hahahaha. Intinya sih, tanggal 6 Desember besok, Rany bareng dengan AHASS Honda Bogor, gue gak tau wilayah mana aja, bakal ngadain acara untuk para mekanik & karyawan ke puncak, dan Rany diserahi tanggung jawab sebagai seksi acara. Berhubung Rany merasa kalau dia yang kerja sendiri bakal kelimpungan, alhasil dia minta tolong kami-kami ini. Terutama gue.

So, setelah hari Selasa yang lalu nemenin Rany ke Puncak untuk survey, dan gue pun juga secara tiba-tiba (kadang suka sok ke-PD an!) main memberikan komentar dan contoh permainan, alhasil langsung lah gue "direcruit" beneran sama Rany. Awalnya cuma kepikiran untuk bantu dia ngerancang games doang, gak sampe ikutan di hari-H!

Dan baru kemaren, Rany ke Gading untuk ketemu sama gue dan barulah kita bener-bener brainstroming lagi soal permainan-permainan yang udah sempet kita bahas. Kali ini bener-bener dicatat apa saja permainan yang hendak dimainkan, apa nama permainannya (semua nama permainan diciptakan oleh Rany), termasuk lamanya permainan, alat yang dibutuhkan, dan apa makna permainan yang dimainkan.

Kata Rany, awalnya permintaan permainan itu sekedar permainan begitu saja, tapi Rany merasa permainan yang dimainkan ada baiknya jika memiliki makna, jadi ada pembelajaran. Jadi ya itu lah yang kita buat. Sebenernya sih, tiap permainan, sesederhana apapun, selalu memiliki makna pembelajaran. Sekarang tinggal kita, yang menyelenggarakan permainan, mau nyari or enggak.

Seru juga sih bisa bantuin Rany bikin games, jadi keinget masa-masa dulu waktu masih aktif di PSUT, sibuk bikin permainan :)

[FULL] New Moon and Disney's Christmas Carol

Sebenernya dari hari Minggu, pulang nonton udah langsung nulis, tapi entah mengapa blogspot enggak bisa kebuka alhasil belum bisa diposting...jadilah baru hari ini deh. Tapi ceritanya terjadi hari Minggu, ya... :)

Well hari ini another double features lagi. Pertama nonton Disney’s Christmas Carol dan kedua, hieh…Twilight Saga: New Moon. I know…I know…I know…I said that I don’t like The Twilight Saga. Tapi mau gimana lagi, berhubung temanku si bawel nan cerewet Sufei ternyata punya tiket dan kudu dipake, alhasil pergilah daku menemani. Di saat semua orang sibuk mengantri, karena itu New Moon (yang harusnya diganti FULL Moon) ternyata baru main di Studio XXI, eX Plaza Indonesia saja. Jadilah semua orang, terutama yang udah ngebet banget, pada berbondong-bondong ke Studio XXI, ngantri beli tiket bahkan rela duduk di bangku paling depan. Ckckckckck…bener-bener deh. Prasaan gue gak pernah sampe segitunya deh hehehehe…


So…kali ini sengaja pergi agak mepet, menghindari konsumerisme berlebih (dari sisi gue terutama) apalagi mengingat kayaknya belanja gue udah cukup over (bandung, nonton This Is It-2012, BOOKS, Tajur, nonton lagi) jadi tadi nyampe di Plaza Indonesia around 2 pm, langsung menuju bioskop Plaza Indonesia XXI untuk mencari Disney’s Christmas Carol yang jam…16.45 kalo gak salah. Sayang udah penuh, tinggal bagian depan. Ya udah gak jadi nonton. Jalan menuju Studio XXI (memalukan!! Pake acara ‘nyasar’ segala coba!) untuk ngambil tiket New Moon.


Jadi, ceritanya kenapa bisa dapet tiket adalah karena koko Sufei, beli tiket menggunakan M-Tix untuk nonton 2012 dan New Moon dibelikan untuk Sufei. Berhubung cuma dua dan itu tiket kalo gak dipake kemungkinan besar dapat menimbulkan perang dunia di rumah Sufei (ternyata reaksi Kokonya biasa aja tuh setelah diberitahu kalau kemungkinan enggak bisa dipakai!), maka dengan ‘terpaksa’ gue menemani hihihihi… yah sebenernya sih, andai kata kemaren gue gak ‘berkoar-koar’ bilang kalo gue gak suka New Moon, mungkin gue enggak merasa ‘terpaksa’, tapi berhubung gue udah koar-koar…ya tengsin juga lah yauw!


Anyway, back to ticket. Berhubung gue nonton jam 8 dan gue mau ambil tiket jam setengah 3-an, dibilang belum bisa. Trus berhubung gue ngeh kalo Grand Indonesia dan Plaza Indonesia itu bisa dibilang sebelahan, jadilah gue nekat menuju Blitz Megaplex untuk ngecek itu Disney’ Christmas Carol. Ternyata ada! Kita nonton yang jam 5.


Sementara itu, Sufei belum menampakkan batang hidungnya maupun dua gigi kelincinya sama sekali. Jadilah gue turun dari lantai 8 menuju Lower Ground menggunakan eskalator (untung gue gak vertigo) untuk mampir ke Kinokuniya (forgot to bring book and let’s face it I can’t help myself!) ngecek buku. Dan ternyata sodara-sodara, gue beli buku lagi, Graceling karya Kristin Cashore.


Kebetulan ini buku juga cukup lama gue incer tapi somehow selalu enggak gue beli. Selesai beli, mampir Starbucks, sekedar untuk nyari tempat duduk dan minta cap, dan gak lama Sufei pun datang. Yah at least sampe Ice Dark Cherry Mocca gue nyaris habis.




Disney’ Christmas Carol (based on Charles Dickens’ Christmas Carol). Well…bisa dibilang Christmas Carol adalah cerita Natal favorite gue (is there any good Christmas story other than Christmas Carol?). Memang sih, siapa yang enggak tahu cerita tentang Christmas Carol? Begitu klasiknya sampe udah banyak yang maenin. Dari Muppet, sampe dibikin sadurannya, semua ada. The idea of those three spirit, spirit of Christmas Past, Christmas Present, and Christmas Yet To Come to visit you is…so simple and yet so touching! Kita jadi diberi semacam kesempatan kedua untuk memperbaiki segala kejahatan, segala kelalaian, dan segala yang negatif. Siapa yang enggak mau coba?

Kali ini Disney mencoba menggunakan teknologi (dan Sutradara) dari The Polar Express. Buat yang belum pernah nonton The Polar Express (seperti pacar adek gue) tentu akan tercengang ketika menonton ini film. Kenapa? Karena terlihat begitu nyata (perhatikan bagian rambutnya…HALUS!!), bahkan pori-pori hidung si Mr. Scrooge pun terlihat…hm…mungkin harus pake pore pack dia :)

Meskipun dikatakan film semua umur, tapi gue sarankan anak-anak usia TK lebih baik duduk manis bersama orangtuanya, dan kalo perlu diceritakan dulu sebelum nonton. Dan jangan membawa anak balita ke dalam bioskop untuk nonton film ini. Buat gue pribadi, ini film termasuk kategori Bimbingan Orangtua lah, kecuali yah SD kelas 4 atau 5 lah.

Kenapa begitu, karena film ini cukup ‘menyeramkan’ untuk anak-anak kecil. Apalagi yang masih TK gitu. Terlebih balita, meskipun pergi dengan orangtuanya sekalipun. Adek gue aja pas pulang nonton bilang kalo dia lupa bahwa film ini mengerikan. Apalagi waktu Jacob Marley-nya muncul. Kemudian film ini juga mengenalkan konsep spirit/hantu. Bagus kalo anaknya ngerti it’s just a movie, lha kalo sampe mimpi buruk gimana? Terakhir, film ini banyak kagetnya! Suer! Gue aja yang udah nonton masih beberapa kali terlonjak kaget! Hihhh!! But seriously, kalo bisa sih buat yang berencana untuk ngajak anak-anak nonton, lebih baik diceritain dulu deh, supaya nanti mereka enggak sibuk nanya di dalam bioskop.


Namun, terlepas dari semua itu, ini film tetap menghibur. Agak gloomy dan dark, tapi di akhir memberikan pencerahan. Ada beberapa hal yang bikin tertawa, meskipun tidak banyak, dan ada juga yang bikin berkaca-kaca (gue sampe menitikkan air mata, padahal udah tau ceritanya!). Belum lagi lagu-lagunya yang amat sangat menghibur, terutama yang cukup familiar dengan lagu-lagu Natal, membuat kita mau tidak mau ikut bersenandung. Dan buat yang belum pernah nonton/baca/denger tentang Christmas Carol, inilah salah satu film yang dengan bagus mengintepretasikan karya tulis Charles Dickens ke layar lebar.

Speaking of Charles Dickens, yang tertarik atau penasaran akan karyanya yang lain, ini ada beberapa karyanya yang udah dibuat layar lebarnya, antara lain Oliver Twist, The Life and Adventures of Nicholas Nickelby, A Tale of Two Cities, dan Great Expectation. Lumayan juga untuk ditonton ;)



Next, New Moon.

OMG…gue udah speechless lah. Gue gak tau harus nulis apa. Mungkin penilaian gue ini bias banget, karena gue udah kadung enggak suka dengan The Twilight Saga, mungkin karena gue enggak liat yang seri 1 (Twilight), yang pasti sih nonton ini film…terasa membosankan.

Pertama, ritme ini film lama. Meskipun ada adegan dimana bulan oktober beralih ke november beralih ke desember terjadi dalam hitungan detik/menit, kemudian ada adegan dimana sebuah proyek sedang dikerjakan dari belum jadi sampai akhirnya selesai, tetep aja yang namanya itu ritme tetep aja enggak terasa lebih cepat.

Kedua, mendung bo! Bukan cuma karena memang lingkungannya berawan, literally berawan, tapi mood film ini pun juga mendung. Oke lah gue ngerti, ceritanya ‘kan si Edward sedang pergi dan si Bella sooo broken hearted gitu. Tapi ya masak dari awal sampe akhir mendung mulu? Cerah dikit waktu ke Volturi klan (eh bener ‘kan itu klan Volturi?).
Dan yah bisa dibilang gue cukup menikmati tuh adegan berantem mereka hahaha...untuk yang satu itu emang keren.

Ketiga, dan ini yang membuat gue agak-agak gimanaa gitu. Gue enggak melihat sisi romantisnya Edward ke Bella and vice versa. Okelah mereka ada chemistry (yang suer gue gak liat), tapi enggak ketemu tuh gue sisi romantisnya Edward.


GOD! Gue bisa dibantai orang-orang nih nulis begini!
But seriously, gue gak ngeliat itu semua. Oke, Bella rela mati demi Edward, dan Edward pun rela mati demi Bella, tapi tetep aja itu kurang.

Sekali lagi, gue rasa ini bias. Dan setelah gue pikir-pikir lagi, gue yang emang enggak sreg dengan karakter Edward ini hahaha. Setelah dibahas dengan Sufei, kesimpulan kita satu. Edward mesti belajar sama cowok-cowok Korea tuh yang cool, slengekan, kasih tampang enggak peduli, tapi care and so deeply in love sama pasangannya. Wajahnya Edward or mungkin di sini karakternya Edward, terlalu cool, terlalu aloof, dan kurang…jahat, kurang bengal, kurang cuek, kurang misunderstood, kurang berbahaya.


Yah namanya juga pendapat gue, pendapat orang yang emang dari awal tidak tertarik dengan The Twilight Saga, jadi yah…ya udah. Gue sekedar memberikan alasan why I don’t like the Twilight Saga, so no hurt feeling ok ;)

Oh ada satu adegan yang well...lucu sih, tapi mungkin aneh kali ya? Sufei waktu ngeliat para wolves itu keluar, tau apa yang keluar dari mulutnya? Bukan kata-kata tercengang tapi..."aww..lucunya!" WHAT??? Ckckckc...susahnya anjing langit yang satu itu...katanya dia wolves itu 'kan masih sodara sama anjing, jadi yah dimata dia semua wolves yang badannya gede-gede gitu cute. Hieh...bener-bener deh!

Saturday, November 21, 2009

Percy Jackson & the Olympians: The Last Olympian


Well...udah cukup lama gue pingin nulis tentang ini buku, tapi mengingat belum lama gue udah nulis tentang The Lightning Thief, yang adalah buku pertama dari seri Percy Jackson & the Olympians, gue merasa kok jadinya terus-terusan membahas ini buku. Masalahnya, again thanks to Mia, gue jadi ngebaca ulang seluruh buku ini dari book 1-4, karena memang baru itu yang keluar versi paperbacknya, dan kalau biasanya gue anteng tenang damai sentosa menanti buku 5 - yang tebakan gue baru keluar taon depan - not this time. Gara-gara baca kembali itu buku, yang kemudian dilanjutkan dengan membaca wikipedia - I know, my mistake - gue jadi enggak tahan untuk tidak SEGERA membaca book 5.

Alhasil, gue mencari unduhannya.
Voila! Udah selesai tuh buku gue baca, hanya dalam jangka waktu mungkin sekitar 6 hours!!! Sangking ngebutnya!!!

Hasilnya? PUAS! Now my heart is content (apa sihhhh???!!!) But what can I say more? The last book is usually the best book. Usually. Contoh, gue cukup puas dengan
Harry Potter and the Deathly Hallows. Percy Jackson series pun enggak kalah mantap.

Bisa dibilang, buku terakhir adalah klimaks dari seluruh rangkaian cerita Percy Jackson & the Olympians. Isinya bener-bener menegangkan sampe gue ikutan deg-degan, ikutan merasa ngeri, membayangkan yang terjadi. Dan ada satu adegan kecil, sederhana, yang buat gue mencuri perhatian karena gue sampe menitikkan air mata, hiks...

Meskipun kalau dibandingkan dengan Harry Potter buku terakhir yang ketegangannya emang bener-bener bikin gue sampe kedinginan, Percy Jackson memberikan ketegangan yang berbeda. Di buku Harry Potter seri terakhir diawali dengan ekspedisi dan diakhiri dengan pertempuran. Di buku Percy Jackson seri terakhir, pertempuran sudah dimulai dari awal, dan diselingi sedikit ekspedisi, yang digunakan sebagai sarana "istirahat" buat si Percy. Mungkin karena pertempurannya sudah berlangsung dari awal buku, sedangkan di Harry Potter 'kan lebih sering si Harry yang diserang.

Dan ketika buku ini gue tutup (hm...mungkin lebih tepatnnya ketika program MSWord gue matikan) gue bener-bener merasa lega, karena semuanya berakhir dengan bahagia. Ya iya lah!! Kalo gak happy end sih, bisa gue maki-maki nih buku! Bisa dibilang, buku ini mengakhiri seri Percy Jackson & the Olympians dengan...manis :) seluruh konflik terselesaikan, tokoh yang jahat either mati atau berserakan di seluruh penjuru dunia, para pahlawan yang meninggal baik itu anak-anak dewa/i yang besar maupun minor gods semua mendapat penghormatan yang layak, dan...memberikan kemungkinan akan adanya next installment hahahahaha...

So...specially for Mia...makin tertarik untuk baca ini buku ;)

Friday, November 20, 2009

I Hate The Twilight Saga

Hahahaha...bisa-bisa ditimpukin orang sedunia nih gue just for writing the tittle :) But what can I say, I really don't like Twilight Saga. And I DON'T hate the Twilight Saga, I just don't like it.

Entah kenapa, dari awal itu buku muncul, bahasa Inggris-nya tentu yang gue liat, gue udah enggak tertarik. Mungkin karena pengarangnya enggak gue kenal. Seperti biasa kalo gue ketemu pengarang baru, cukup lama buat gue mengambil keputusan untuk membeli itu buku, kecuali dari awal gue baca back covernya udah ada ketertarikan. Contoh buku yang gue beli on the spot padahal gue belum pernah baca buku dari pengarang tersebut adalah Harry Potter.

Sebenernya bisa dibilang untuk Harry Potter agak aneh ceritanya. Kayaknya tuh sempet mimpi soal itu buku deh, padahal belum pernah ada versi Bahasa Indonesianya dan tau-tau besoknnya muncul di koran Kompas, dibahas di situ. Dan kemudian, dimulailah perburuan mengenai Harry Potter. Malah bisa dibilang, Harry Potter lah yang membuat gue lambat laun memilih untuk membaca buku dalam bahasa Inggris.

Selain Harry Potter, The Mysterious Benedict Society karangan Trenton Lee Stewart adalah buku yang langsung gue beli on the spot. Itupun masih ada sedikit ragu-ragu, sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli hari itu juga, karena itu buku tinggal 1 hehehe.

Sedangkan Twilight...entah kenapa dari awal tidak tertarik. Bahkan sampai kemudian buku kedua, ketiga, dan bahkan keempat keluar pun, juga tetap tidak tertarik. Sempet pinjem sama sepupu karena penasaran akibat semua orang bilang bagus, tapi toh hanya sampai 1/4 bagian, udah males nerusin.

Mungkin karena pace bukunya agak lambat di awal cerita (katanya sih udah setengah ke belakang jadi lebih cepet), terus udah gitu terasa mendung bener (sesuai dengan cuaca di kotanya mungkin, yang emang katanya berawan/mendung), dan gue enggak ada ketertarikan dengan si Bella. Plus, diceritakan dari sudut pandang orang pertama. Oke, bagian terakhir soal sudut pandang orang pertama, mungkin agak berat sebelah, mengingat sebagian besar buku-buku gue sekarang menggunakan sudut pandang orang pertama melulu. Sedangkan selebihnya, gue rasa itu yang menjadi pertimbangan gue.

Sempet kepikiran untuk nonton filmnya aja. Siapa tahu, gue lebih suka filmnya. Tapi sampai tuh film kemudian muncul dalam bentuk DVD pun gue enggak tertarik untuk nonton. Kesimpulannya...emang enggak tertarik hahaha...

Untungnya gue enggak sendirian! Everywhere I go (gue gak pergi jauh kok hahahaha) selalu ada aja yang sepaham sama gue, yeay!

So...di saat semua orang sedang heboh dengan New Moon, gue malah anteng-anteng aja, lebih memilih nonton Disney's Christmas Carol, atau 2012 yang gue denger kabarnya ditarik peredarannya di Bali (?? what's up with that????!!), atau menunggu Disney's Princess and the Frog (hm...Disney again!), atau tidak menonton sama sekali. Lagian, menurut Rotten Tomatoes, New Moon kurang gitu bagus :)

Wednesday, November 18, 2009

Links...

For Mia yang kemaren nanyain link David Foster :) Gak sengaja kemaren nemu cukup banyak, ada yang udah upload duluan...tapi kalo udah mati ya udah... :)

Sengaja ditaro di sini aja...kali-kali aja yang tertarik juga hahahahaha...

These are my favorite...

The Symphony Sessions
part 1/part 2

A Touch of David Foster
part1/part2

The Best of Me: A Collection of David Foster's Greatest Works
link


Love Lights The World
link

David Foster
link

St. Elmo's Fire
link

Atau yang lainnya?

1983 - The Best of Me - link

1985 - The Best of Me - link

1989 - Time Passing - link

1990 - River of Love - link

1991 - Rechordings - link

Tuesday, November 17, 2009

Peter Jackson & The Olympian: The Lightning Thief - Rick Riordan


Thanks to Mia, yang bilang kalo dia lagi baca nih buku dan menemukan bahwa ini buku menarik, gue akhirnya ikutan untuk membaca kembali ini buku.

Beli ini buku...bener-bener gambling. Gue belum pernah baca buku lain dari Rick Riordan, gue gak tau apa gue suka or not, tapi begitu ada box set-nya yang isi 3 buku sekaligus, gue tanpa pikir panjang langsung beli. Gue cuma tahu kalo ini buku, Lightning Thief, udah diterjemahin ke Bahasa Indonesia.

Dan ternyata...enggak rugi la ya beli ini buku :)

Buat yang suka dengan cerita-cerita Mitologi Yunani, gue rasa akan suka dan tertarik dengan ini buku. Para dewa-dewi Yunani itu "berserakan" di buku ini...

Menurut pengarangnya, Rick Riordan, dia nulis ini buku karena anaknya yang ADHD dan Dyslexia, seneng banget sama cerita mitologi Yunani. Karena membaca sendiri merupakan hal yang sulit, jadi dibacain lah cerita-cerita itu sama Rick, sampe ketiga ceritanya mulai habis. Sang anak kemudian minta supaya bapaknya untuk menciptakan kisah baru...dan muncullah Percy ini...

Keren yah?!!

Ceritanya tentang Percy, yang ternyata anak salah satu Dewa Yunani. Kalo pernah baca buku mitologi Yunani, dan tahu cerita-cerita tentang para dewa-dewi itu, pasti tahu lah "kebiasaan" mereka untuk "bermain-main" dengan manusia...dari sekedar iseng, sampe beneran, dan tentu saja termasuk juga tertarik pada manusia dan punya anak. Susah sih ya dewa-dewi...Zeus aja anaknya banyak...inget Hercules yang dicemburuin Hera setengah mati?

Anyway, ceritanya ya kurang lebih tentang para anak-anak yang setengah dewa setengah manusia (salah satu ortu mereka pasti dewa) yang memiliki kekuatan dan kadang suka diincar oleh para monster, terutama anak-anak keturunan Zeus, Hades, dan Poseidon. The Big Three: penguasa langit, penguasa dunia bawah, dan penguasa laut.

Gue bener-bener enggak berenti baca ini buku, karena yah...bener-bener full with action...belum lagi banyak banget tokoh-tokoh mitologi-nya, dari medusa, samper cerberus pun nongol. Sekarang gue lagi baca buku 2. Andai tadi enggak berenti untuk mandi dan main facebook, gue rasa tuh buku 2 udah klaar hahaha...

Another good book...

Monday, November 16, 2009

Who You'll Be?

Bukan rahasia lagi kalo gue suka baca buku. Dari novel dewasa, yang sebagian besar roman, sampe novel anak-anak, dari action sampe "roman". Selama ceritanya menarik, [agak] mendidik, dan diceritakan dengan enak, kemungkinan besar sih tuh buku bakal gue beli. Atau at least bakal gue baca.

Dari semua buku yang gue baca, biasanya sih semua punya satu tema. Ya iya lah. Mau enggak mau kita pasti memilih buku yang memang kita sukai jalan ceritanya. Dan semakin sering baca buku, kita jadi tahu cerita seperti apa yang tidak kita sukai.

Gue kurang begitu suka cerita drama, yang alurnya kurang cepat, yang terlalu banyak narasi/deskripsi, dan terlebih lagi gue paling enggak suka kalo ceritanya SAD ENDING. Pengecualian gue berikan untuk Romeo & Juliet, karena buat gue kalo mereka dibikin happy ending, ceritanya jadi lebay abis.

Untuk roman, kayaknya enggak perlu dijelaskan dengan lebih detail kali ya. Yang penting tokoh ceweknya enggak bolehlah yang goblok. So far sih belum pernah baca cerita yang tokoh ceweknya goblok. Bahkan yang masuk kategori historical romance sekaligus.

Untuk cerita-cerita yang masuk golong young adults/young readers, lain lagi. Gue suka baca buku dengan tema...magic. Dari yang settingnya di "dunia lain" kayak Angie Sage' Septimus Heap, atau J. R. R. Tolkien' Lord of the Rings (yang dengan berat hati harus gue katakan tidak sempet gue baca karena ya ampun!!! It's out of my league!!!) sampai yang settingnya di dunia kita, seperti J. K. Rowling' Harry Potter, maupun buku yang baru aja gue baca, Dave Barry & Ridley Pearson' The Starcatcher series atau Rick Riordan' Percy Jackson and the Olympian Gods

Dari seluruh buku itu, terutama yang young adults punya, semua tokohnya selalu dihadapkan pada situasi dimana mereka harus mengambil keputusan penting, mereka harus melakukan tindakan yang beyond their young age, dan sering kali tanpa bantuan orang dewasa.

Okelah, this is just a story. TAPI, pernah kebayang gak sih, kalau seandainya itu semua terjadi di kehidupan nyata, apa yang ditulis dan diceritakan itu terjadi sama diri kita sendiri, apa kita akan melakukan hal yang sama seperti yang ditulis di buku?

Terlepas dari apakah cerita tersebut nyata atau khayal, tapi kalau kita dihadapkan pada suatu situasi genting, yang membutuhkan sebuah aksi antara hidup dan mati, apa yang akan kita lakukan? Who you'll be? The hero/heroine or the victim?

Hm...gue aja gak bisa jawab itu pertanyaan hahaha...

Mungkin itu sebabnya gue (dan mungkin kita) seneng banget baca. Because for a moment, we can be whoever we want to be, dan semoga kita bisa belajar sesuatu dari apapun yang kita baca. Even from a comic book :)

Peter Pan

No, I'm not talking about the band. I'm talking about J. M. Barrie's Peter Pan. But this one is different from the original Peter Pan. This is about what happened to Peter BEFORE he turned to be the boy who doesn't get older.

Satu lagi buku yang gue "temukan" beberapa tahun lalu, masih fresh from the oven I think, karena masih dalam format hardcover. Dan sama seperti buku-buku lain yang gue "temukan", gue sudah tertarik dengan buku ini, dengan ceritanya, dengan penerbitnya (karena ada embel-embel Disney ^__^), tapi toh enggak gue beli juga. Selain karena memang masih hardcover, waktu itu (buku ini terbitan 2004, tapi kok rasanya udah lamaaaa bener gue tau ini buku!) buku ini cuma ada 1 dan tidak dalam kondisi yang perfect, dan (yang paling utama sepertinya) buku ini berseri. Belajar dari pengalaman, cenderung susah untuk mengikuti serial kalau terusannya enggak bakal muncul di sini.

Sampai kemudian gue bertemu dengan KETIGA buku ini sekaligus di aksara. Paperback pula. Dengan harga dibawah 100 ribu pula!! Akhirnya pun gue nekat untuk beli ini buku. Selain karena ada dalam edisi paperback, di aksara ketiga buku ini ada semua. Dan tebelnya itu lho! Gila! Bisa butuh waktu lama nih baca ketiga buku ini.

Tapi toh akhirnya ini buku selesai juga. Paling gak, berhasil menyelesaikan buku pertama dan not bad! Gue suka. Ada beberapa bagian yang bisa bikin gue tertawa terbahak-bahak ataupun sekedar tersenyum simpul. Really really not bad dan lega karena gue udah berhasil beli ketiga bukunya!

Seperti yang udah sempet gue singgung, ini buku memang menceritakan tentang Peter Pan, sebelum dia menjadi sang Peter yang kita kenal. Tentang bagaimana ia akhirnya bisa terbang, bagaimana ia bisa berkenalan dengan Tinker Bell, ceritanya Kapten Hook, dan lainnya. Ceritanya pun bergerak dengan cepat (maklum terjadi kejar-kejaran dengan bajak laut), menegangkan (bajak laut) dan yah...kadang-kadang pun konyol (bajak laut).

In the end, mau tidak mau gue sedikit berkaca-kaca...hiks...gak nyangka ini buku bisa membuat gue berkaca-kaca. Padahal isinya bajak laut semua!

Secara keseluruhan, boleh lah ini buku untuk hiburan, terutama yang suka dengan cerita-cerita action, penuh dengan bajak laut, tapi juga dengan sedikit khayal. Cukup capek juga sih gue bacanya. Dengan segala istilah perkapalan, dengan semua bajak laut yang sering banget ngomong idjit, yang setelah gue pikir-pikir artinya adalah idiot. Hieh...cukuplah gue baca book 1 dulu. Capek.

Lanjut book 2-nya besok aja :)



Dan semoga masih tetap kuat untuk melanjutkan book 3.


Dan...betapa kagetnya gue ketika mengetahui mereka (Dave Barry & Ridley Pearson) ternyata bikin book 4!!!! Padahal gue kira bakal selesai di book 3, karena gue sempet baca kalo Peter Pan ini trilogy. Eh...sekarang malah jadi 4! Hieh...alamat kena nunggu deh. Karena yang book 4 baru terbit Oktober kemaren, masih dalam format hardcover pula!

Anyway, Peter and the Starcatcher setau gue udah ada edisi Bahasa Indonesianya. Yang Peter and the Shadow Thieves juga kayaknya udah ada deh, kemaren dulu Ingrid sempet beli. Jadi yang mungkin lebih memilih membaca versi Bahasa Indonesianya, monggo mampir ke Gramedia or Toko Gunung Agung or toko buku terdekat lainnya. (halah! kok jadi kayak jualan coba?)
Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com