Sunday, August 24, 2008

[Another] My Best Friend' Wedding

Tahun lalu, tanggal 24 Juni 2007, Yufita married dengan Ino. Tahun ini, tanggal 23 Agustus 2008, Meta married dengan Mendi. Mungkin (didoakan banget-banget) Priska yang bakal married dengan Yusril. Or maybe Silvia. Sama seperti di pernikahan Yufita dan Ino, gue datang dengan peran, yang dengan senang hati dan rasa penuh syukur, harus gue jalani. Apa lagi kalau bukan dimintai tolong untuk membantu dalam acara pernikahan mereka berdua, Mendi dan Meta. Tugasnya apa? Gampang. Cuma dimintai tolong untuk membacakan urutan foto sewaktu di gereja, karena mereka tidak mengadakan resepsi, jadi foto group sebisa mungkin dilakukan di gereja. It's easy, right? Waktu Meta telpon dan minta tolong, gue cuma bisa kaget, bengong, dan tentu terharu serta tersanjung. I'm honor to be asked!!! Seperti yang pernah gue tulis tentang wedding Yufita dan Ino, gue seneng dan thank you banget diberi kepercayaan seperti itu. Dan udah pasti, gue dengan senang hati menerima tugas tersebut. Gue gitu lho Tapi ternyata oh...ternyata...tugas gue tiba-tiba bertambah! Kebetulan, tanggal 14 sampe tanggal 18 itu gue ke Malang. Baru balik tanggal 19 siang, nyampe Jakarta sore menjelang malam. Begitu gue online dan melihat e-mail yang dikirim Meta (gue minta list foto dan rundown acara), gue kaget se-kaget-kagetnya pas gue baca rundown acara.

Di rundown itu tertulis (dalam bentuk tabel):
Waktu: 19.15 wib
Acara: Pengantin masuk [maksudnya adalah pengantin masuk ke dalam restoran Eastern, tempat acara ucapan sykukur]
PIC: Zenia

WHAT??????!!!!!

Gue PIC pengantin masuk???

Maksudnya??

Gue disuruh jadi MC gitu??

Meta gila!

Itu yang ada di kepala gue dan mulut gue. Langsung saat itu juga waktu gue baca rundown acara hari-H.

Ya ampun!! MC waktu wedding itu bukan my thing! Definitely not my thing. Malah, gue sudah meninggalkan tugas MC jauh-jauh begitu gue kuliah, karena gue tahu MC itu bukan pekerjaan main-main. Emangnya waktu SMA, yang penting cuma muka badak dan cuap-cuap di depan doang. Apalagi ini wedding. Hieh!!!

TAPI, begitu gue konfirmasi ke Meta lagi, ternyata semuanya gak seheboh or seperti apa yang gue bayangkan. Maklum, drama queen, jadi yah begitu deh, bawaannya langsung heboh duluan aja hehehehe

Setelah gue bicara dengan Meta, baru gue tahu gambaran acara di restoran itu. Jadi, acara di restoran itu memang hanya untuk beberapa orang terdekat Mendi dan Meta saja. Tebakan gue sih yang diundang cuma 200 orang saja. Itu sudah termasuk anggota keluarga. Apalagi modelnya adalah makan meja, bukan buffet, jadi 'kan emang udah pasti lebih intimate dibandingkan resepsi biasa.

Soal gue sebagai MC itupun Mendi dan Meta masih bingung, apakah perlu ada MC or not, karena yah memang tidak ada acara apapun. Paling hanya doa sebelum makan dan mungkin sedikit kata sambutan. Tapi memang acara-acara seperti itu diminimaliskan sekali. Kalau perlu dihilangkan. Malahan, Mendi dan Meta tadinya mau kalau mereka sekedar masuk ke restoran begitu saja, tanpa ada announcement sama sekali. Tinggal gue yang protes. [Dilema gak sih? Gak mau jadi MC tapi menolak begitu kesempatan untuk tidak ada MC muncul]

Yah gue bilang, rasanya gak asik dan gak seru kalau pengantin baru dateng, kita para undangan gak kasih applause. Emangnya ini pesta ultah? Bahkan pesta ultah pun tetep ada saat dimana kita MERAYAKAN sang punya pesta itu sendiri. Lha ini wedding, masak gak memberikan applause sih? Akhirnya Meta setuju sama usul gue.

Yang berarti gue jadi MC.
Hieh....

Hari Sabtu itu...bener-bener perjalanan jauh!! Harap tahu saja, rumah gue di Gading, pesta di Karawaci. Ditambah lagi, gue perlu menjemput Yosi di Galur, Priska dan Yusril di daerah Tanjung Duren. PLUS, bokap hari itu perlu ke Klender. Jadi...begini ceritanya.

Karena yang punya mobil cuma gue [maksudnya mobil bokap], jadilah gue mengusulkan supaya kita pergi with my car. Terpaksa sewa sopir, karena gue gak bisa nyetir, dan Evan, my darling best friend lagi ke Malang yang berarti gak bisa nemenin plus nganterin gue pergi. TAPI, hari itu bokap ternyata ada raker di Klender, yang berarti masih perlu pake mobil sampe paling gak around 10.30. Untuk mempermudah semua orang dan juga mempersingkat waktu, gue dan bokap berangkat dari rumah around 09.00 am, jemput Yosi di Galur, lanjut ke St. Maria, Juanda, karena bokap perlu menjemput beberapa orang dulu di sekolahan [St. Maria itu sekolahan gue], baru kemudian ke Klender.

Di Klender, sopir udah nunggu. Klaar dengan urusan bokap, gue langsung balik menuju kost-an Priska, di belakang Untar 2. Ganti baju, rapi-rapi baru jalan lagi. Sempet balik lagi ke kost-an Priska, karena gue ketinggalan daftar nama foto group. Jadi, baru sekitar jam 13.00 kita menuju Karawaci.

Untung banget, Priska udah pernah ke tempat yang dituju, jadi kita gak pake muter-muter or nyasar, dan yah...jalanan juga gak terlalu merepotkan. Kita nyampe kurang lebih jam 13.55. Kurang beberapa menit dari jam 2. Sempet ketemu Meta, untuk ngomong soal tugas gue dan gue off to the church.

It's GRII Karawaci.

Masih agak sepi dan gue milih untuk duduk agak di belakang, meskipun Meta minta gue duduk di depan. Toh tugas gue terakhir, jadi rasanya gak masalah kalo gue duduk belakang.

Prosesi diawali dengan masuknya kedua orang tua Mendi dan Meta satu persatu, diikuti oleh anggota keluarga masing-masing. Kemudian Mendi dengan bestman, terakhir Meta dengan her dad. Lagunya tentu Canon in D untuk orang tua dan Mendi, Wedding March untuk Meta.

Kebaktian berjalan dengan lancar. Satu-satunya lagu yang gue kenal cuma The Greatest of These is Love, dan tentu gue ikut nyanyi suara alto

Pendeta yang memimpin pemberkatan menekankan pada makna Cinta. Sorry banget gue gak bisa inget seluruh isi kotbah-nya, tapi yang gue inget adalah, dalam pernikahan Kristen, cinta itu yang terjadi bukan saja antara Suami dengan Istri, tapi ada Tuhan diantara mereka. Ini berarti, Suami tidak hanya terikat dengan Istri dan Istri tidak hanya terikat dengan Suami, tapi juga saling terikat dengan Tuhan. That's why, pernikahan ini tidak boleh dianggap enteng. Ketika salah satu pasangan melupakan janji pernikahan, bukan hanya Istri atau Suami yang disakiti, tapi juga Tuhan ikut disakiti. So...marriage is not a game.

Ketika janji pernikahan dimulai, gue amazed banget sama mereka berdua. Hafal bo! Gila!! Gak ada yang liat kertas atau contekan. Bener-bener hafal, tinggal gue sama Priska aja yang bengong. Mendi menyebutkan janji nikahnya dengan lancar, sedangkan Meta...dengan berurai air mata huah...jadi ikut berkaca-kaca. Tambah nangis ketika tiba waktunya untuk say thank you ke orang tua...hiks...hiks...hiks...

Akhirnya, tiba juga waktu gue untuk mulai bertugas. Ketika ucapan terima kasih dari pihak keluarga diucapkan, gue udah standby di depan, siap untuk membacakan daftar nama-nama pihak yang hendak difoto.

Tapi apa daya...gue baru sampai pada nomor urut 3 (jumlah seluruhnya ada sekitar 10-15 nama), ketika kemudian peran gue sebagai seorang MC (pembaca giliran foto) berhenti di tengah jalan. Semua orang keburu ingin salaman dengan kedua mempelai, sehingga niatan untuk foto terlebih dahulu, baru kemudian salaman, bubar di tengah jalan.

Yah...gue gak bisa berbuat apa-apa, selain menunggu para pemberi salam tersebut berakhir dan baru melanjutkan tugas gue. Hieh...maaf banget yah Mendi & Meta, for not being able to do my job perfectly

Next, ketika akhirnya urusan foto selesai dan gue (bareng Priska dan Yosi) selesai berfoto, gue bertanya pada Meta apakah beneran gue yang tetep diminta untuk menjadi MC pada waktu acara di restoran. Hieh...yo wis lah.

Kelar dari tugas, gue turun ke bawah (kebaktian di lantai 3), makan dulu (dapet nasi, lumayan!) terus bantu-bantu dikit dan berakhir dengan mengangkut 8 karangan bunga di mobil gue untuk dibawa ke restoran tempat resepsi diadakan.

Sebenernya, gue sempet rencana untuk mampir ke Times Bookstore. Oh my God!! Kapan lagi gue bisa ke Karawaci? Lagipula 'kan acaranya masih nanti jam 7 gitu, jadi gue pikir masih ada waktu lah (masih setengah enam). Gue janji gak bakal lama. Suer.

Tapi kemudian Priska minta supaya kita drop bunga-bunga nya dulu. Wah, kalo mesti naro bunga dulu baru ke Times ya...buang-buang waktu menurut gue. Priska bilang kita mesti naro bunga karena tuh bunga 'kan untuk dekor, yang berarti kita mesti ngedekor tuh restoran dulu. Walah!!! Kalau begitu mah...lebih baik tidak usah ke Times! Bisa diganyang Meta gue kalo nekat pergi trus bikin acara dia berantakan. Ya sudah, akhirnya gak jadi ke Times. Kita beli bensin dulu, terus baru ke resto. Nurunin bunga dan mulai menempatkan bunga-bunga tersebut di tempat yang sesuai. Kali ini yang kerja bukan gue, tapi Priska and Yosi. Hehehe gue tinggal ngoper bunga doang.

So...ketika nyampe langsung ketemu Mendi (dia standby di resto) dan mulai nanya soal acara. Visi dia emang simple aja. Maunya seperti wedding orang luar, dimana the bride and the groom sit on the table, along with their parents, their best man, their bridesmaid, etc; then someone click on the glass and say something. Maunya begitu (dan gue dengan BODOHnya baru dapat gambaran itu SEKARANG!!), tapi berhubung mereka berdua (the bride and the groom) masuknya belakangan rasanya gak etis dan gak seru dan gak sopan juga kalau gak ada announcement tentang kedatangan mereka.

Mendi setuju dengan ide gue supaya gue tetep bikin semacam announcement untuk kedatangan mereka. Alhasil, gue minta kertas dan bolpen, kemudian duduk bareng Priska, Yusril (Priska boyfriend), Yosi and Harry (salah satu temen Priska dan Meta di S2 Psiko Untar) untuk membantu gue merancang kata-kata.

Begitu selesai, gue bacaan ke Mendi untuk approval dan untung saja, acc langsung turun.

Anak-anak sempet godain gue, waktu kue pengantin muncul. Mereka bilang kalo bakal ada acara potong kue.

Aaaggghhhh!!!

Please deh!! Kalo sampe ada potong gue, gue bisa pingsan beneran di tempat dan acara itu bakal jadi jelek banget.

Tapi toh memang tidak ada potong kue, karena Meta dan Mendi memang tidak mau.

Ketika Yosi melihat bahwa Mendi mulai turun ke bawah (pesta kita di lantai 2) dan menduga bahwa acara mau dimulai, gue minta Yosi untuk ngecek dan memberi cue ke gue kalau waktu untuk gue bicara dimulai. Sementara itu gue minta supaya Yosi menahan mereka di tangga sebelum gue meminta mereka untuk naik.

Menarik napas panjang dan mencoba meredam degup jantung gue yang rasanya mau keluar, gue mulai memukulkan sumpit gue ke salah satu piring kecil untuk menarik perhatian orang-orang. Beberapa orang mulai meredakan suara mereka dan Priska udah ngoceh supaya gue langsung bicara instead of menunggu suara reda.

Akhirnya, dengan menggunakan suara Alto gue, gue berusaha untuk bisa berbicara dengan lantang, jelas dan didengar oleh semua orang. Gue berusaha banget untuk tetap bisa terdengar tanpa gue harus berteriak. Dan entah kenapa yang keluar adalah suara bawah gue alias Alto. Suara gue serasa keluar dari dada gue.

Apa yang udah ditulis, dapat gue bacakan dengan baik dan acara itu (menurut gue) berjalan dengan lancar. Priska dan Yosi memuji gue, bilang suara gue kedengaran, bagus dan gue enggak panik. Hehehehe...lumayan lah...meskipun gue LUPA sama sekali untuk tersenyum!!!

Hieh....lega banget begitu gue udah bisa kembali duduk dan menyantap makan malam. Udah bisa ketawa-ketawa dan foto-foto. Untung juga yah gue bermuka badak hehehe....

Meja kita, termasuk golongan narsis. Setiap kali ada kamera, kita pasti senyum, melambai, atau siap untuk difoto. Pada waktu orang bagian video menyodorkan mike untuk kita meninggalkan pesan dan kesan untuk Meta & Mendi, kita langsung berbicara. Sedangkan orang lain, memilih kabur atau menolak untuk say something. Sesuatu yang gue herankan dan sesalkan.

Kita pulang dengan perut yang AMAT SANGAT KENYANG!!! Ya iya lah, orang porsi bersepuluh dilahap orang berenam (yang lima belas menit terakhir berubah menjadi lima orang). Wah...PUAS!!! Thanks Mendi dan Meta untuk memberikan kepercayaan yang BEGITU besar untuk gue. Thanks banget untuk memberikan kesempatan buat gue untuk ngebantu di acara wedding lu. Sebuah pengalaman yang bener-bener tidak terlupakan, tapi kalo ada yang nawarin lagi jawaban gue..NO THANKS!!!

No comments:

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com