I think I'm not a very religious person. Apalagi gue sadar kalo dah cukup lama gue absen dari gereja. Tapi tenang, gue merasa dan gue tau iman gue masih kuat hehehe.
Sebagai orang yang tidak terlalu religius, gue sudah tentu termasuk dalam kelompok orang yang jarang buka Alkitab. Yah...paling gak gue TAU gimana caranya buka Alkitab. Maksudnya tau apa yang harus dicari. Nah, karena jarang buka Alkitab, jadi sudah dipastikan gue juga gak pernah hafal ayat-ayat di Alkitab itu. Jelas. Lagian tralu banyak ayat yang "bagus" di Alkitab.
Dari sekian banyak ayat itu, ada 1 perikop (cerita) yang menarik dan memuat ayat yang meskipun gue gak hafal word per word, tapi paling gak gue jadikan pegangan. Ceritanya sederhana.
I won't go into detail, yang pasti intinya tentang seorang pelayan yang ketika dikasih talenta sm majikannya memilih untuk mengubur talenta tersebut instead of mengembangkannya. Ketika majikannya tau, si pembantu langsung kena omel. Di Injil Matius dipake istilah talenta sedangkan di Injil Lukas pake istilah uang mina. Intinya sih sama, tentang orang yang diberi sesuatu berdasarkan kemampuannya tapi malah menyianyiakan.
Waktu SMP, perikop ini yang gue baca waktu giliran gue untuk baca alkitab dan ngasih sedikit penjelasan tiba. Waktu itu emang tugas tiap anak bergiliran urut nomor absen untuk memilih perikop alkitab yang mau dibacakan plus memberi sedikit penjelasan.
Mungkin penjelasan gue tralu harafiah banget, tapi karena waktu itu pun tidak ada perbaikan maupun penyalahan atas penjelasan gue, jadi sampe sekarang penjelasan itu yang gue pegang.
Intinya, tiap orang itu PASTI punya TALENTA. Sekarang tinggal gimana kita mau mengembangkan talenta itu. Sederhana kan?
Dan kata-kata itu mampu mengangkat rasa percaya diri gue. Suer. Gue langsung tau, bahwa Tuhan PASTI ngasih suatu talenta ke gue. Meski gue belum tau apa talenta gue waktu itu. Yang penting yakin aja dulu. Coba pikir deh, bukankah lu akan mencari sesuatu dengan lebih gigih kalau lu tau dan yakin bahwa sesuatu itu ada, dibandingkan kalau lu yakin bahwa barang itu gak ada? Jadi yah...dengan yakin bahwa Tuhan pasti memberikan lu sebuah talenta, kita jadi makin niat untuk mencari dan menemukan talenta apa yang udah Tuhan kasih. Iya gak? Kalo gue sih iya.
Dan kata-kata itu yang sering kali gue tekankan ke beberapa temen gue yang, biasanya, lagi down. Terutama yang mulai mempertanyakan kemampuan yang dia miliki.
Kalo dah begini, cara terbaik adalah, think small. Bukan think big, tapi think small. Karena mungkin aja kan Tuhan cuma ngasih kita 1 talenta. Dan talenta yang cuma 1 itu masih belum dikembangkan. Jadi ya...think small dulu.
Seperti misalnya memasak. If you CAN cook, biarpun cuma goreng telor atau yang lebih tinggi dikit, bikin nasi goreng pake bumbu instant, tetep aja hitungannya: you CAN cook.
Jangan tunggu jadi chef baru mengatakan SAYA BISA MASAK. Yah kelamaan toh ya.
Kenapa think small? Karena yang besar pun berasal dari yang kecil. Dan semua yang hebat berawal dari yang sederhana.
Jadi mulailah melihat hal-hal sederhana yang sering or kadang we take for granted, karena mungkin disitulah talenta lu berada.
Sekarang tinggal bagaimana lu mau mengembangkan talenta lu itu.
Dan mulailah membuat daftar hal-hal yang bisa lu lakukan atau hal-hal yang memang lu kuasai, karena itulah talenta lu, itulah kelebihan yang Tuhan kasih, dan itulah hal-hal yang perlu lu kembangin.
2 comments:
Okay...
Why did you suddenly write about this?
Yah...biasa lah...abis ada yang curhat abis-abisan...bingung sama kemampuan diri sendiri...gitu deh...jadi kasian aja. Lha emang anaknya mampu/berbakat cuma lingkungan somehow gak bisa melihat hal itu. Seperti yang gue bilang, take it for granted...seolah-olah hal tersebut adalah hal yang biasa. Makanya gue bilang, small things...
Post a Comment