Friday, July 11, 2008

Akeelah and the Bee


Akeelah and the Bee adalah film ujian akhir gue. Ujian Observasi, kita nonton film itu. Seru yah :) tapi jangan tertipu sodara-sodara sekalian! Karena observasi ini tidak segampang yang dikira. Kadang kita terlalu terlena dengan jalan ceritanya, dengan alur ceritanya, jadi kita tidak perhatian dengan ekspresi tokoh utama yang harus diamati. Apalagi kalau banyak ekspresi yang bermunculan. Jadi ya...kadang sesudah nonton bersama, ada bagusnya kalau di rumah bisa nonton lagi, jadi untuk yang kedua kalinya bener-bener hanya memperhatikan ekspresi yang muncul dari tokoh utama.

So...the movie was Akeelah and the Bee. Heard about the movie some time ago, but never had a chance to see it...jadi begitu tadi lihat...wow!!! Ternyata emang bagus!!

Ceritanya sendiri sederhana, tentang seorang anak gadis usia 11 tahun, Akeelah, yang ternyata jago banget spelling. Sampe-sampe begitu ada ulangan mengeja, dia gak perlu mempelajari kosa kata yang dikasih gurunya, dan pasti dapet A, karena benar 100%. Ceritanya memang sudah pasti seputar spelling bee contest. Tentang bagaimana Akeelah, yang memang pada dasarnya pintar, berusaha untuk tidak menonjol diantara teman-temannya. Bahkan ketika akhirnya berhasil menang di tingkat district, nyokapnya gak terlalu mendukung. Baru ketika udah lomba di tingkat regional, baru deh nyokapnya ngedukung. Bahkan kali ini dukungan muncul dari lingkungan sekolah, sampai ke tetangga-tetangga nya.

Yang seru itu ngeliat gimana Akeelah belajar kosa kata yang ajubile susahnya minta ampun!!! Gila, Bahasa Indonesia aja, bahasa yang menurut gue paling sederhana, masih ada yang suka salah nulis. Seperti kata 'silakan', gak pake 'h', walaupun kalau diucapkan ada 'h'. Lha ini bahasa Inggris, yang serapan nya aja dari Latin, Yunani, sampe Perancis juga ada. Sampe Akeelah sendiri terkaget-kaget.

Selain itu, yang seru juga adalah ngeliat orang-orang di sekitar Akeelah, yang tadinya gak perhatian sama perkembangan pendidikan, malah jadi ngebantuin Akeelah belajar menghafal kosa kata yang susah itu.

Bener-bener film yang menyentuh hati (sampe nangis bo gue!!), mendidik (gila kosa katanya!!), belajar untuk percaya sama kemampuan yang kita punya (the power of suggestion & positive thinking), dan belajar bekerja sama (termasuk meminta bantuan orang lain).

Ada satu kutipan yang dibacain sama Akeelah, atas request her coach, Dr. Larabee. Ini kutipannya:
"Our deepest fear is not that we are inadequate.
Our deepest fear is that we are powerful beyond measure.

We ask ourselves,
"Who am I to be brilliant, gorgeous, talented, fabulous?"

Actually, who are you not to be?
We were born to make manifest the glory of God that is within us.
And as we let our own light shine,
we unconsciously give other people permission
to do the same."
"A Return To Love: Reflections on the Principles of a Course in Miracles"
by Marianne Williamson


Sederhana, tapi meaningful. Kalo buat gue, kata kuncinya adalah "And as we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same".

So buat yang belum pernah lihat ini film, coba cari deh. Gue berhasil nemu dvd original nya cuma Rp 16.000. Lumayan 'kan? Bagus kok ceritanya.


Oh ya, ternyata film di co-produced by Starbucks Entertainment lho hehehe.

Yang jadi pertanyaan gue cuma 1. Kenapa orang Amrik menyebutkannya spelling bee? What's with the bee? Kalo spelling itu 'kan emang mengeja, lalu bee-nya?

1 comment:

Unknown said...

dapat kasetnya dimana ya? udah nyari-nyari tapi ga ketemu :(

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com