Thursday, March 4, 2010

Hachiko - A Dog's Story


Well...kemaren itu akhirnya nonton juga ini film di dvd. Setelah didiemin beberapa hari. Selain karena memang sedang mengerjakan kristik, alasan lain kenapa tidak langsung ditonton adalah karena ini film sedih.

Bagi para pecinta anjing khususnya maupun para pecinta hewan secara umum, ini merupakan salah satu film yang rasanya sayang untuk dilewatkan. Film ini memang cukup berbeda dengan film-film bertema anjing lainnya.

Buat yang belum tau, Hachicko - A Dog's Story ini merupakan adaptasi dari film Jepang, Hachiko Monogatari, tahun 1987, yang masih terus dicari dvd-nya sampe sekarang tapi belum nemu. Nah Hachiko Monogatari sendiri berdasarkan kisah nyata, hubungan antara seekor anjing jenis Akita (anjing asli Jepang) dengan pemiliknya.

Ceritanya sendiri sangat sederhana. Hachiko, anjing Akita, "tersesat" di stasiun Kereta Api, kemudian ditemukan oleh Prof. Wilson yang kemudian membawa Hachiko ini pulang. Hachiko kemudian menjadi anjing Prof. Wilson, menemani mengantar Prof. ke stasiun dan kemudian menjemput Prof di stasiun pula. Hal ini dilakukan setiap hari (selama Prof. kerja), bahkan ketika Prof. Wilson tiba-tiba meninggal. Hachiko tetap dengan setia menanti di depan pintu stasiun di tempat ia biasa menunggu Prof. Wilson.

Hachiko bercerita tentang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya dan juga tentang kebaikkan orang-orang di sekitarnya yang tersentuh dengan Hachi, meskipun jumlahnya tidak banyak.

Dibandingkan "Marley & Me", film Hachiko terkesan...sedikit hambar. Tidak ada adegan yang membuat penonton tertawa terbahak-bahak atau kaget atau yang membuat heran. Mungkin karena jenis anjingnya sendiri juga berpengaruh. Bahkan di film ini bisa dihitung berapa kali Hachi 'bersuara' alias menggonggong, karena selebihnya Hachi hanya diam dan memberikan pandangan memelasnya.

Meskipun terasa datar, Hachiko tetap merupakan film yang tetap menarik untuk ditonton. Melihat interaksi Hachi dengan orang-orang di kota tersebut, melihat perkembangan keluarga Prof. Wilson maupun hubungan Hachi dengan keluarga tuannya, dan tentu untuk melihat kesetiaan Hachi.

Film ini memang tidak seringan Beethoven, tidak selucu ataupun sekanak-kanak Air Bud, atau se'kacau' Marley di Marley & Me, tapi setidaknya kita bisa melihat sebuah bentuk kesetiaan seekor anjing kepada tuannya. And I cried so hard till my eyes red.

3 comments:

Ditogendut said...

Huhuhu... doggy-nya lucu. Tapi jenis anjing ini emang baik, Hellen Keller sampe khusus minta anjing jenis ini. Tapi sayangnya agak susah nemuin jenis anjing ini di luar Jepang. Hiks... Coba kalo anjing kampung di Indonesia kaya gitu semua, hieh... Bisa2 nggak ada lagi anjing kampung di Indonesia, karena semuanya langsung diadopsi.

Unknown said...

Belum tentu juga sih To. Selucu-lucu-nya anjing, belum tentu semua pada mau adopsi. Gue sih kagak :)

Tapi emang lucu sih nih anjing. Ada kok jenis Akita Amerika, beda warna. Kalo yang di film emang asli Jepang punya setau gue...tapi rasanya lu harus cek Sufei deh hehehehe...

mia said...

Baru kelar nonton Ze, sukses mewek :) Sedih banget pas liat Hachiko nunggu ampe tua, untung terakhirnya dikemas dengan indah, kalo mati begitu aja pas gelandangan kan bikin seneb penonton hehe..

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com