Thursday, March 25, 2010

Okuribito (2008)


Ini "bahan" lama. Udah pernah gue bahal di posting-an gue sebelumnya. Tapi judulnya Departures bukan Okuribito.

Gara-gara ngebahas cerita ini sama Dito, among other things, alhasil gue tiba-tiba jadi kepingin nonton ulang ini film. Maka jadilah tadi gue nonton ulang film Okuribito ini. Sekali lagi, ini film recommended banget, apalagi bagi penggemar film Jepang. Kalau bukan penggemar film Jepang pun, ini film boleh lah di jadikan salah satu pilihan film yang hendak ditonton.

Tadi pas nonton, meskipun harus diakui enggak ditonton secara runut, ada beberapa bagian yang gue skip, tapi pas adegan yang menjelaskan/menggambarkan tentang inti film ini, tetep aja gue nangis sampe sesenggukkan.

Sama seperti yang pernah gue tulis di postingan sebelumnya, gak nyesel banget nonton ini film dan kemudian mencari soundtracknya. Dua-duanya indah!

2 comments:

mia said...

Aku juga udah lihat film ini, awalnya bosan, cuma suka pas doi main cello ato apa gitulah namanya :)

Begitu sang tokoh utama mulai kerja yang berurusan dengan kematian dan peti mati, aku demen banget, Ze. Endingnya emang haduuuh mengharu biru!

Unknown said...

yup...itulah tipikal film Jepang. Slow.. :)

Yang pasti sih emang mengharu biru banget ini film. Baru ngeh kalo pekerjaan mereka itu bukan pekerjaan yang enteng dan bukan pekerjaan yang hina. Siapa yang sangka ya?

Tapi mungkin cuma berlaku untuk orang Jepang kali ya? Karena 'kan mereka ada tata cara/adat nya gitu.

Free Delivery on all Books at the Book Depository
Please e-mail me directly if you have any question about things that I wrote in this blog at celotehze@yahoo.com